Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1194. Tidak Ada Yang Bisa Menghentikanku


__ADS_3

"Omong kosong apa yang kamu ucapkan!"


Preston berkata dengan dingin, sebab dirinya enggan mengakuinya.


"Saudara Preston, Penatua Rain sudah tahu tentang masalah ini dan tidak menentang kedatangannya."


Saat ini, suara yang dikenalnya terdengar, terlihat Ibu Bos berjalan menghampiri dari lembah gunung.


"Ibu Bos!"


Ekspresi Preston dan yang lainnya sedikit berubah. Mereka tahu bahwa wanita ini atasan di Sekte Bintang. Tidak ada yang tahu namanya, tetapi secara serempak dipanggil sebagai Ibu Bos.


"Bagaimana mungkin Penatua Rain tidak keberatan?"


Preston mengerutkan keningnya dan menatap Jansen. "Apakah bocah ini layak? Sama halnya dengan bunga yang tersangkut di kotoran sapi!"


Ibu Bos tersenyum tenang, "Tidak masalah apakah dia layak atau tidak. Yang penting, dia ikatan adik junior Elena di dunia Sekuler. Penatua Rain tahu bahwa ikatan ini tidak dapat dipahami, ketenangan hati adik junior Elena pun tidak stabil, jadi dia tidak keberatan."


Preston dan yang lainnya tiba-tiba menyadari bahwa itu untuk ketenangan hati adik junior Elena, tidak heran anak itu datang ke sekte Yuhua.


"Penatua Rain punya perintah!"


Saat ini, seorang wanita berusia dua puluhan yang mengenakan jubah panjang berjalan mendekat.


"Jansen, si manusia sekuler, boleh bertemu dengan adik junior Elena, tetapi syaratnya harus mendaki gunung dengan berjalan kaki. Akan tetapi, kalau Jansen bisa melepaskan cinta fana ini, sekte Yuhua akan menghadiahi satu rangkaian metode peningkatan, ginseng berusia dua ratus tahun, beri tiga bunga kering, uang dunia Sekuler yang tak ada habisnya dan menjaga perdamaian seumur hidup."


Kata wanita itu seraya datang menatap Jansen.


"Aku tidak membutuhkannya!"


Jansen menolak dengan dingin, "Aku hanya ingin menemui istriku."


Wanita itu mengerutkan keningnya dan berpesan, "Tuan Jansen, lantas bagaimana setelah menemui istrimu? Apakah akan membawa istrimu pergi? Atau kamu ingin tinggal di sekte Yuhua? Tetapi, sekte Yuhua akan menahanmu? Kusarankan untuk tidak terlalu keras kepala. Kalau harus melepaskannya, lepaskan saja. Jalani dengan bebas, maka akan mendapatkan lebih banyak hadiah."


Jansen sempat kesal. "Terulang lagi?"


Ketika dia pergi ke Ibu kota, Keluarga Miller juga sangat merendahkannya.


"Enyahlah!"


"Elena adalah istriku. Belum bertemu dengannya, maka perkataan siapa pun tidak akan ada gunanya."


"Tidak ada yang bisa menghentikanku."


Dulu, di Keluarga Miller, demi Elena, Jansen rela merendahkan dirinya.


Namun, untuk sekarang dia tidak lagi sama dengan dia pada saat itu.


Apa yang harus ditakutkan?


"Enyah?"


Wanita itu tersentak.

__ADS_1


Pupil Preston membeku, 'Jansen ini sudah gila!'


Ibu Boss dan Jasmin juga tertegun. Wajar untuk karakter yang sebenarnya, demi Elena, Jansen bahkan berani menginjak Sekte Tersembunyi.


"Baik, baik, baik!"


Wanita itu menggertakkan giginya. Beberapa kali dia sudah ingin menyerang, tetapi ketika teringat adik junior Elena, dia akhirnya menahannya.


Jika dia membunuh Jansen, pasti akan membuat adik junior Elena merasa bersalah dan ketenangan hati pun akan makin tidak stabil.


Ini juga yang dikatakan Penatua Rain.


"Kalau kamu ingin bertemu adik junior Elena, kamu harus mendaki gunung dengan berjalan kaki. Kalau tidak berani, keluar dari sekte Yuhua!"


Wanita itu tidak menunjukkan sikap yang baik.


"Pimpin jalannya."


ujar Jansen dengan acuh, tanpa keraguan sedikitpun.


Wanita itu tidak mengatakan apa-apa dan berjalan menuju ke dalam lembah gunung.


"Senior, Jansen!"


Jasmin mengikuti dengan gugup, tidak disangka situasinya akan begitu sulit.


Sebaliknya, Ibu Bos tersenyum tipis, "Jansen sungguh memiliki tekad. Kalau ada pria yang seperti itu memperlakukanku di dunia ini, dunia pasti akan makmur dan pelatihan keabadian tidak akan ada hubungannya lagi denganku."


"Kamu benar, Jansen memang sangat jantan. Aku benar-benar iri pada Elena."


Widya juga sedikit iri pada Elena. Dia bahkan ingin melihat seperti apa wanita yang sedang dibicarakan itu.


Apakah dia sepantas itu untuk Jansen yang sangat mencintainya?


Setibanya di lembah gunung, wanita itu menunjuk ke Gunung Salju Peri yang menjulang tinggi ke awan sembari berkata, "Naiklah dari sini, selama kamu mencapai puncak gunung, maka kamu berhasil menyelesaikan ujian sekte Yuhua, lalu adik junior Elena akan menemuimu."


"Ah, tinggi sekali, selain itu oksigennya lemah dan sangat dingin!"


Seru Jasmin. Gunung Salju Peri bahkan tidak bisa dicapai oleh drone. Rasa dingin di atasnya membuat burung sulit menjangkaunya. Bagaimana mungkin bisa dinaiki oleh orang?


"Hehe, inilah saatnya untuk membuktikan betapa dia mencintai adik junior Elena, kalau tidak, semuanya hanyalah omong kosong!"


Preston tertawa saat ini.


"Apa kamu pikir aku tidak berguna sepertimu?"


Jansen meliriknya ringan, berhenti berbicara omong kosong, lalu berjalan ke depan.


Melihat dari gerakan Jansen, dia hendak mendaki gunung.


Awalnya, Preston naik pitam, tetapi dia langsung mencibir.


Dia saja bahkan tidak mampu mendaki Gunung Salju, apalagi orang sepele ini, benar-benar cari mati!

__ADS_1


Lagi pula, lebih baik meninggal di gunung, adik junior Elena juga bisa patah hati karena itu.


Gunung Salju Peri adalah puncak dari tiga puncak di gunung keabadian, dengan ketinggian 6.000 meter. Suhu di gunung sangat rendah, badai salju juga melanda dari waktu ke waktu. Ini merupakan bahaya alam terbesar!


Selama ini belum ada yang bisa mencapai puncak gunung sendirian tanpa mengandalkan berbagai peralatan, setinggi apa pun seni bela diri mereka.


Saat ini, di puncak gunung, awan berkabut, dan beberapa kuil Tao dibangun di dalamnya, ini adalah salah satu kuil suci sekte Yuhua.


Seorang wanita tua dengan tangan terlentang memandang samar ke kejauhan. Dia adalah Tetua Rain dari sekte Yuhua.


"Penatua Rain, Jansen melontarkan ucapan kasar kepada sekte dan memilih untuk mendaki Gunung Suci!"


Kata seorang wanita muda sembari berlari.


"Sepertinya aku memperlakukan Jansen dengan baik. Dia benar-benar memilih untuk mendaki Gunung Suci."


Suara Penatua Rain dingin. Kalau saja pria ini tidak ada hubungan dengan Elena, dia akan menamparnya sampai mati.


"Selain itu, dia memarahi sekte Yuhua, mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menghentikannya," kata wanita itu.


"Lancang!"


Penatua Rain berteriak dingin, dan wajahnya berangsur-angsur muram. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Gunung Peri Suci bukanlah sesuatu yang bisa didaki orang biasa. Berhubung dia memilih untuk mati, biarkan saja."


Jelas, dia sama sekali tidak percaya jika Jansen bisa berhasil. Dia bertanya lagi, "Apakah semua orang dari berbagai sekte sudah datang? Penilaian sekte dalam akan segera dimulai."


"Semua sudah datang."


Wanita itu mengangguk.


"Pergi dan hibur mereka."


Penatua Rain berpaling.


"adik junior Elena?"


Wanita itu ragu-ragu dan bertanya.


"adik junior Elena saat ini sedang berkultivasi tertutup, tidak boleh ada yang mengganggunya. Kalau Jansen tewas, dia akan mengetahuinya di masa depan, bahwa seorang kultivator yang berjuang untuk keabadian. Bagaimanapun, cinta merupakan suatu ikatan. Bahkan jika ada, seharusnya bukan manusia fana, melainkan orang dari Sekte Tersembunyi."


"Manusia fana ibarat lumpur. Kalau kamu terlalu dekat, maka kamu akan ternodai."


Sosok Penatua Rain telah menghilang ke dalam.


Wanita itu mengangguk dan menghela nafa, "Jansen ini keras kepala, tetapi dia juga tidak tahu diri. Manusia biasa sepertinya, bagaimana bisa bersaing dengan kultivator untuk mendapatkan kemuliaan."


Saat ini, di Gunung Salju, Jansen sedang mendaki sepanjang bebatuan sedingin es.


Gunung itu sangat curam, bebatuannya juga licin, bahkan sepuluh kali lebih sulit dari gunung biasanya. Alasan utamanya adalah suhunya sangat rendah dan sangat dingin, yang memperlambat jalannya Profound Qi.


"Gunung ini dilindungi oleh pormasi dan sihir. Inilah alasan mengapa sulit untuk didaki."


"Di masa lalu, tercatat dalam novel bahwa semua sekte kuno ini memiliki susunan pertahanan gunung. Kemungkinan, yang melindungi gunung ini adalah susunan pertahanan gunung."

__ADS_1


Saat Jansen sedang memikirkannya, dia melihat ke atas. Terlihat bahwa tinggi gunung ini tidak tampak sampai puncaknya, hanya ada awan-awan putih yang melayang tanpa batas.


Saat dia terus mendaki, yang dia sentuh bukanlah batu, tetapi batuan es yang berusia sepuluh ribu tahun yang terkumpul di gunung tersebut. Es-nya tampak keras, tetapi juga sangat halus. Jansen tidak bisa menggenggamnya dengan mantap, sampai-sampai beberapa kali hampir jatuh dari gunung.


__ADS_2