Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 853. Anak Buah Jonathan Baker


__ADS_3

"Ampuni kamu?"


Charlie pun tersenyum sinis, "Itu tergantung apakah Dokter Jansen bersedia mengampunimu atau tidak!"


Presdir James langsung menatap Jansen. Presdir James sama sekali tidak percaya bahwa seorang dokter kecil seperti Jansen benar-benar bisa membuat Charlie ikut campur masalah ini. Presdir James terus berteriak, "Dokter Jansen, aku bersalah, mohon beri aku satu kesempatan lagi!"


Saat ini, Presdir James serasa ingin menampar dirinya sendiri dengan keras.


Jika Presdir James tahu bahwa Jansen kenal dengan Tuan Muda Charlie, Presdir James sudah pasti akan menjilat kepada Jansen. Apalagi, jika Tuan Muda Charlie merasa senang, dia mungkin saja akan mendukung Jamster Entertainment.


Saat ini, Jansen tidak berbicara dan hanya menatap Presdir James.


Keringat dingin mengucur deras di dahi Presdir James. Presdir James tiba-tiba mengambil botol anggur di atas meja dan menghantamkan botol anggur itu ke lengannya sendiri. Presdir James termasuk orang yang berhati kejam. Hantaman ini dilakukannya dengan sekuat tenaga.


Krek!


Lengan Presdir James akhirnya patah. Presdir James langsung mengerang kesakitan.


Presdir James mendongakkan kepala sambil menatap Jansen dan berkata, "dokter Jansen, apakah ini sudah cukup?"


Sebelumnya, Jansen berkata bahwa dia akan mematahkan salah satu tangan mereka. Sekarang, Presdir James pun berinisiatif mematahkan satu tangannya sendiri agar dapat melindungi keberlangsungan perusahaannya dan sebagai pertanggung jawaban terhadap Jansen.


"Siapa yang menyuruhmu mematahkan tanganmu sendiri?"


Jansen akhirnya berbicara.


"Dokter Jansen yang mengatakannya tadi!"


Mata Presdir James langsung terbelalak.


"Aku memang bilang bahwa aku akan mematahkan tanganmu, tetapi aku tidak bilang bahwa aku akan menyuruhmu mematahkan tanganmu sendiri!"


Jansen menggelengkan kepalanya. "Selain itu, aku juga tidak bilang bahwa perusahaan kamu tetap dapat beroperasi setelah tanganmu patah!"


"Kamu!"


Presdir James sangat marah karena merasa satu tangannya telah patah dengan sia-sia.


Presdir James sontak berdiri lalu menerjang ke arah Jansen. Namun, sebelum Presdir James menghampiri Jansen, para pengawal Charlie langsung menendang Presdir James hingga terhempas beberapa meter dan jatuh menghantam sofa.


Presdir James memuntahkan segumpal darah, tatapan matanya penuh ketakutan, rasa penyesalan terus terlintas di dalam benaknya.


Sekarang, Presdir James tidak hanya kehilangan tangan, tetapi perusahaan miliknya pun benar-benar berada dalam bahaya.


Bos Leonardo yang berdiri di samping melihat bahwa masalah ini makin rumit karena sampai melibatkan putra orang terkaya. Bos Leonardo pun berteriak, "Aku .... aku anak buah Jonathan Baker!"


Bos Leonardo tahu bahwa jika dia tidak mengungkapkan asal-usulnya, dia mungkin akan bernasib sama seperti Presdir James.


"Jonathan Baker? Aku tidak kenal dengannya!"


Jansen menggelengkan kepalanya.


Charlie tersenyum sambil menyipitkan matanya. Charlie tahu siapa sebenarnya Jonathan Baker itu.

__ADS_1


Di dunia hitam Ibu kota, terdapat Empat Vajra Agung dan Dua Raja Surgawi. Salah satu dari dua orang Raja Surgawi ini adalah yang paling menakutkan. Para taipan dari berbagai tempat wajib tunduk kepada dirinya.


Nama Raja Surgawi yang dimaksud adalah Jonathan Baker. Asal-usulnya masih menjadi misteri. Charlie sendiri pun tidak pernah berjumpa dengan Jonathan Baker. Hanya saja, ibu Charlie pernah berpesan kepada Charlie agar jangan sekali pun mencari masalah dengan Jonathan Baker.


Ucapan ibu Charlie membuktikan bahwa Jonathan Baker bukanlah sosok sembarangan.


Charlie tentu akan bersikap segan terhadap Jonathan apabila orang yang dia bantu adalah orang lain. Namun, orang yang sedang dibantunya adalah Jansen. Charlie merasa bahwa pengorbanan untuk membantu Jansen akan sepadan dengan hasilnya di kemudian hari.


"Tuan Muda Charlie!"


Raut wajah Bos Leonardo sontak berubah setelah melihat Charlie tersenyum sambil diam tanpa suara. Apakah Bos Leonardo berani mencari masalah dengan Jonathan Baker demi seorang dokter kecil?


"Kamu sudah selesai bicara?"


Saat ini, Jansen berjalan melewati meja lalu mengambil botol anggur dan menghampiri Bos Leonardo.


Bos Leonardo menyipitkan mata sambil berteriak,


"Dokter Kecil, aku adalah anak buah Jonathan Baker!"


Menurut pemikiran Bos Leonardo, Tuan Muda Charlie bisa saja tidak takut dengan Jonathan Baker. Namun, Bos Leonardo tidak percaya bahwa Jansen juga tidak takut terhadap Jonathan Baker.


"Kamu sudah mengatakan itu tadi!"


Jansen sama sekali tidak bergeming.


Alexa sontak terkejut dan langsung menutup mulut seolah tidak percaya bahwa demi melindungi dirinya, Jansen sama sekali tidak takut dengan nama besar Jonathan Baker.


Ayah Alexa adalah seorang taipan di Kota Asmenia. Sebelum Alexa datang ke Ibu kota untuk mengembangkan karier, Alexa langsung bertanya kepada orang-orang tentang dunia hitam di Ibu kota, sehingga Alexa tentu tahu seberapa hebatnya Jonathan Baker.


Saat itu, terdengar suara nyaring seperti suara bel. Seorang wanita berpakaian cheongsam merah masuk dari pintu utama.


Dengan memakai sepatu hak tinggi merah dipadukan dengan tubuh yang langsing dan stoking warna krem, wanita itu benar-benar menggoda.


Namun, wanita itu sepertinya datang untuk membantu Bos Leonardo.


"Bos Esther!"


Benar saja, Bos Leonardo memandang wanita itu seperti seorang dewi penyelamat bagi dirinya. Bos Leonardo tahu bahwa wanita ini adalah kaki tangan Jonathan Baker yang juga merupakan salah satu anggota dari Taibao-13.


Plak!


Namun, tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca. Sebotol anggur dihantamkan ke lengan Bos Leonardo dengan keras.


"Ah!"


Bos Leonardo menjerit kesakitan dan berguling-guling di atas lantai. Tulang lengan kanannya hancur berkeping-keping.


Bos Leonardo jelas tidak menyangka bahwa seorang dokter kecil seperti Jansen akan berani bertindak saat melihat Bos Esther datang membantu dirinya.


Mata wanita berpakaian cheongsam itu pun terbelalak. Dia sangat terkejut dan langsung menatap Charlie dengan sinis sambil berkata, "Tuan Muda Charlie, aku dan Keluarga Lankester tidak pernah ada masalah apa pun. Apa kamu sendiri yang bermaksud untuk mencari masalah dengan Jonathan Baker?"


Charlie pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!"

__ADS_1


Wanita berpakaian cheongsam itu mengangguk sambil tersenyum. Charlie ingin mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah perintah langsung dari dirinya.


Ini juga berarti bahwa semua ini dilakukan oleh si pemuda bodoh, yaitu Jansen.


Mungkin saja, Jansen bukanlah orang terpandang dan sama sekali tidak tahu tentang nama besar Jonathan Baker, sehingga dirinya berani berbuat demikian.


Wanita berpakaian cheongsam itu hendak mengancam Jansen, tetapi Charlie kembali berkata, "Namun, aku akan selalu mendukung apa pun keinginan Dokter Jansen!"


"Kamu!"


Mata wanita berpakaian cheongsam itu melotot, "Kamu bahkan berani mencari masalah dengan Jonathan Baker demi membela dirinya?"


"Benar sekali!"


Charlie mengangguk.


Wanita berpakaian cheongsam pun marah besar. Akan tetapi, Keluarga Lankester juga bukan keluarga sembarangan. Wanita itu bukanlah siapa-siapa sehingga dirinya tidak boleh bertindak gegabah dalam menghadapi Charlie.


"Kalian pasti akan menyesal!"


Wanita berpakaian cheongsam itu berkata dengan sinis sambil menatap Jansen, "Terutama kamu, seorang dokter kecil! Aku sama sekali tak peduli dengan latar belakangmu. Jika kamu berani memancing kemarahan Jonathan Baker, kamu pasti tidak akan bisa tinggal lagi di tempat mana pun di Huaxia."


Jansen tidak menghiraukan ancaman itu. Jansen hanya menoleh ke Charlie sambil tersenyum, "Tuan Muda Charlie, tolong blokir semua lini bisnis milik Bos Leonardo. Aku ingin dia bangkut sekarang juga!"


Bos Leonardo yang terjatuh di lantai langsung tersentak. Dokter kecil ini ternyata masih belum bersedia melepaskan dirinya.


Wanita berpakaian cheongsam itu pun ikut tercengang.


Jansen masih mengabaikan ucapannya dan langsung pergi meninggalkan ruangan bersama dengan Alexa.


"Namaku masih sama seperti dulu! Aku adalah Dokter Jansen dari Aula Xinglin!"


Sebuah suara terdengar di dalam ruangan itu. Suara itu adalah suara Jansen yang seolah hendak berpesan kepada wanita berpakaian cheongsam itu bahwa dirinya sendiri akan bertanggung jawab atas segala perbuatannya sendiri.


"Dokter Jansen dari Aula Xinglin!"


Wanita berpakaian cheongsam itu bergumam dengan sinis, "Selidiki orang ini terlebih dahulu. Setelah itu, buang dia ke Jurang neraka!"


Jurang neraka adalah daerah kekuasaan Jonathan Baker. Tempat ini terletak di sebuah jurang di luar provinsi. Di tempat ini, terdapat tulang belulang orang-orang yang mati di tangan Jonathan Baker.


Jonathan Baker memiliki kebiasaan melemparkan mayat dari orang yang telah dibunuhnya ke Jurang neraka.


Mendengar ini, wajah Bos Leonardo langsung terlihat sinis. Dia berpikiran bahwa Jansen yang hanya seorang dokter kecil tidak akan sanggup melawan Jonathan Baker dan Jansen pasti akan mati.


Bos Leonardo bisa berkuasa di Ibu kota tanpa takut dengan para bos besar lain karena mendapat dukungan dari Jonathan Baker yang punya kenalan orang-orang hebat dan juga koneksi luas mulai dari para birokrat pemerintahan sampai orang-orang di dunia jianghu.


Empat Vajra Agung di Ibu kota bahkan ketakutan saat berjumpa dengan Jonathan Baker.


"Dokter Jansen, silakan urus dulu masalahmu. Aku akan mencarimu nanti!"


Setelah keluar ruang VIP, Charlie tahu bahwa Jansen pasti ada urusan lain yang harus segera ditangani, sehingga Jansen pun memutuskan untuk pergi terlebih dahulu.


Jansen lalu menggendong Alexa pergi. Jansen menatap wajah Alexa yang memerah sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Orang-orang ini sungguh kejam. Mereka tega menggunakan barang semacam ini. Mereka seperti para preman di dunia jianghu. Untung saja, aku adalah seorang dokter. Kalau tidak, rasanya sulit untuk menetralkan racun di tubuhnya!"

__ADS_1


Setelah berjalan beberapa langkah, Alexa akhirnya tidak sanggup bertahan lagi. Alexa langsung merangkul leher Jansen dan memeluknya sambil mengeluarkan suara aneh.


__ADS_2