Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 504. Mencari Toko!


__ADS_3

"Tidak bisa, surat izin dan dokumen lainnya telah lengkap semuanya, aku sudah menyuruh orang memeriksanya setengah bulan ini, tapi pihak mereka tetap saja tidak ada celah. Namun, sekarang situasi sudah berbeda karena PT. Senlena pasti akan mengalami kerugian besar. Mereka tinggal tunggu bangkrut saja!"


Jessica mencibir, "Selain itu, karena dia mau buka klinik, dia pasti perlu mencari tempat usaha. Gunakan segala cara untuk menekannya lalu buat dia repot dengan urusan Surat Izin Praktek Dokter, Izin departemen kesehatan ataupun dokumen lainnya. Kalau bisa buat dia gagal mencari tempat usaha, tentu akan lebih bagus lagi karena usaha dia akan mati sebelum dimulai!"


"Tenang saja!"


Jasper mengangguk dengan percaya diri.


Jansen kembali ke rumah komunitas. Di sana dia Melihat Natasha sedang berbaring sambil memijat kakinya yang kecil dan membaca koran.


Kaki kecil Natasha sangat putih dan indah dengan warna cat kuku ungu, persis seperti sebuah karya seni.


Jansen yang diam-diam merasa kagum, menghampirinya lalu jongkok. Setelah itu, Jansen memijat kaki kecil Natasha.


Pijatan ini terasa sangat nyaman dan menyenangkan.


Natasha sontak terkejut dan marah, "Dasar hantu! Kamu berjalan tanpa suara, benar-benar mirip kucing!"


"Terima kasih, Kakak Natasha kamu telah bekerja keras!"


Jansen tersenyum dan terus memijat Natasha.


Natasha terlihat sangat menikmati dan berkata, "Aku rasa aku ingin selalu dipijat kamu!"


"Kalau begitu aku akan memijatmu setiap hari!"


Jansen selesai memijat kaki kecilnya dan iseng mencium bau kakinya. Astaga, kaki Natasha ternyata harum!


Jansen merasa malu karena sudah berbuat mesum.


Kelihatannya, Jansen selalu mudah terpesona dengan wanita. Kebiasaan ini sulit diubah.


Dia memijat bahu Natasha lagi, sementara Natasha sedang Melihat berita di ponsel dan terkejut, "Kecepatannya tiga ratus km per jam, semua tuan muda ini memang benar-benar gila. Mereka pasti mati akibat kecelakaan!"


Jansen Melihat sekilas, ternyata itu adalah berita tentang Jerry. Dia tersenyum dan berkata, "Mungkin karena dia sering berbuat jahat, ini adalah hukuman dari Tuhan!"


Pada siang hari, Jansen kelihatan seperti sedang menikam tubuh dan menghantam kepala Jerry, tapi Jansen sebenarnya sedang menggunakan Teknik Daois untuk mengutuk Jerry.


Namun, Teknik daois adalah Teknik metafisika aliran putih yang langka jarang orang yang bisa menggunakan nya. Dan sedikit sulit untuk digunakan untuk membunuh orang biasa.


Upaya Jansen bisa berhasil karena kepala Jerry telah terluka oleh hantaman botol anggur merah dan kesadaran Jerry menurun sehingga mantra yang digunakan Jansen mudah masuk ke dalam pikiran Jerry.


Setelah terkena mantra yang digunakan Jansen,, Jerry kehilangan akal sehatnya seperti sedang mabuk dan akhirnya mengalami kecelakaan mobil.


Natasha Melihat ponsel sebentar lalu menoleh bertanya, "Di mana Elena? Aku belum Melihatnya sejak aku pulang!"


"Natasha bilang Nenek Miller mengundangnya makan, malam ini dia tidak pulang!" ucap Jansen.


"Kalau begitu malam ini tinggal kita berdua yang makan malam. Kamu tunggu sebentar, aku ganti baju dulu baru masak untuk kamu!"


Natasha menatap Jansen dengan penuh godaan dan pergi berganti pakaian. Setelah Natasha keluar dari kamar, mata Jansen berbinar-binar. Natasha memakai baju berbulu katun yang menutupi sampai setengah pahanya dan stocking tipis transparan serta sandal.


Penampilan Natasha mirip seorang ibu rumah tangga,

__ADS_1


Apalagi, Natasha sepertinya hanya melepas mantel dan tidak melepas stockingnya.


"Apa yang kamu lihat? Dasar genit!"


Natasha tersipu malu ditatap seperti itu oleh Jansen. Dia segera pergi sibuk memasak di dapur.


"Dasar siluman!"


Jansen diam-diam memarahi Natasha yang memesona itu dari belakangnya.


Natasha lebih jago memasak daripada Elena. Tidak butuh lama, masakan pun sudah siap. Mereka berdua duduk sambil menyantap di meja makan.


Jansen mengintip kaki Natasha yang panjang dan merasa tergoda.


"Pekerjaan di pihak Naura sudah lumayan stabil dan Grup Dream Internasional mulai berada di jalur yang benar. Dengan bantuan Grup Aliansi Bintang, perusahaan kita kini sudah masuk dalam jajaran sepuluh besar perusahaan kosmetik ternama di Huaxia. Nanti saat acara Promo Sebelas Sebelas dimulai, nama perusahaan kita pasti akan semakin populer!" Natasha berkata sambil tertawa.


"Begitu cepat masuk sepuluh besar?"


Jansen merasa kaget.


"Kamu kira Grup Aliansi Bintang itu lemah? Mereka melakukan promosi besar-besaran, ditambah dengan dukungan finansial dari pihak kita, perusahaan berkembang dengan sangat pesat!"


"Tidak heran kenapa orang kaya bisa semakin kaya. Mereka memiliki koneksi sehingga dapat dengan mudah menguasai pasar. Aku ingat dulu PT. Senlena juga butuh waktu yang lama untuk bisa bersaing di pasar. Oh ya, siapa wanita yang menjadi asisten di samping Naura?"


"Itu Sheila, wanita cantik. Kamu menyukainya?"


Natasha berhenti makan dan menatap Jansen dengan aneh.


"Dia sangat profesional dalam pekerjaan. Naura menggajinya tinggi, tapi kalau memang kamu merasa ada yang tidak beres, kamu boleh pecat dia!"


"Tidak usah, bagus kalau dia memang sangat profesional dalam pekerjaan. Kalau dia ada kebiasaan buruk lain, kita biarkan saja!"


"Kamu sendiri yang punya kebiasaan buruk!"


Natasha menunggu Jansen menyelesaikan makan. Setelah itu, dia membereskan peralatan makan lalu masuk ke dapur.


Jansen terus menatap kaki Natasha yang panjang. Karena sudah tidak tahan, dia diam-diam masuk ke dapur lalu memeluk Natasha dari belakang.


"Jansen, kamu!"


Napas Natasha menjadi tidak teratur.


Jansen tersenyum dan tidak bersuara. Tangan Jansen perlahan-lahan naik.


"Jansen, ini dapur!"


"Apa yang kamu takutkan? Elena tidak akan pulang malam ini. Kalau pun dia pulang, ayo kita bertiga!"


"Kamu gila!"


Natasha sudah ikut dengan Jansen sejak masih berada di Kota Asmenia. Meskipun Natasha pernah punya tunangan, tapi dia belum pernah melakukannya. Natasha kini tak kuasa menahan godaan Jansen.


Mereka berdua sibuk di dapur sampai tengah malam.

__ADS_1


Keesokan paginya, Natasha menatap Jansen dengan sedikit kesal, tapi dia tetap membuatkan sarapan untuk Jansen.


Pengalaman pertama ini membuat hati Natasha begitu tergerak.


"Jansen, lokasi tempat usaha yang kamu mau sudah aku carikan, data-datanya sudah aku taruh di atas meja. Dari segi lokasi dan luas, beberapa toko itu yang paling cocok dijadikan tempat usaha. Kalau untuk harga sepertinya tidak murah!" Natasha melanjutkan, "Begini saja, aku akan ikut kamu pergi Melihat ke sana!"


"Tidak perlu, Kakak Natasha. Kamu sibuk urus pekerjaanmu saja. Aku bisa urus sendiri masalah tempat usaha itu!"


Baru saja Jansen berkata demikian, Elena tiba-tiba pulang membawa banyak barang bawaan. Elena mencium gelagat aneh saat Melihat mereka berdua, "Lho, sepertinya ada yang aneh dengan suasana sini. Apa kalian berdua melakukan sesuatu saat aku tidak ada kemarin malam?"


"Ah!"


Natasha terkejut lalu buru-buru pergi setelah selesai membuat sarapan.


Sebenarnya Elena tahu sesuatu telah terjadi, namun dia tidak mau mengatakannya, "Jansen, hari ini bukannya kamu harus pergi mencari tempat usaha untuk Aula Xinglin? Apa kamu sudah menemukan tempat yang cocok?"


"Kakak Natasha sudah membantuku memilih lokasi, nanti setelah sarapan aku akan pergi Melihat ke sana!"


Jansen sarapan bersama Elena lalu mereka berdua pergi ke lokasi itu dengan mengendarai mobil Mercedes Benz GLE yang menghadirkan kenyamanan berkendara maksimal serta cocok untuk keluarga.


Aula Xinglin akan buka di lokasi baru yang berada di Kawasan distrik Vardan, tempat berkumpulnya orang-orang kaya di Ibu kota. Ada banyak artis dan konglomerat yang bertempat tinggal di kawasan ini.


Jalanan di sekitar kawasan ini juga sangat ramai dipadati oleh orang-orang kaya.


"Tempat ini bagus!"


"Sebentar, sepertinya tempat ini yang lebih bagus!"


Jansen membawa Elena mencari tempat usaha di sekitar lokasi yang telah ditentukan. Pilihan akhirnya jatuh pada sebuah toko bernama Toko Batu Antik.


Toko ini memiliki sejarah yang sangat lama. Area toko juga sangat luas ditambah lokasi yang bagus, cocok untuk dijadikan klinik.


Selain itu, yang terpenting adalah pemilik toko ini juga kelihatannya bersedia menjual toko kepada Jansen.


Saat masuk ke dalam Toko Batu Antik, Jansen Melihat banyak sekali batu aneh yang dipajang.


Batu antik dikenal juga dengan sebutan batu akik, batu mulia, batu permata. Di luar negeri, batu antik dikenal sebagai batu air atau batu panjang umur. Batu antik adalah batu yang memiliki keindahan alam.


Harga batu semacam ini juga bisa naik hingga harga selangit.


Seorang pria paruh baya bertubuh gemuk pendek dan berkacamata, sedang menikmati keindahan batu permata. Dia sepertinya adalah pemilik toko ini.


"Bos, Apa kamu mau menjual toko ini?"


Jansen pergi bertanya kepada pemilik toko.


"Tidak untuk dijual, kalian pergi saja!"


Pria paruh baya itu berkata tanpa menatap mereka berdua.


Jansen dan Elena saling memandang dengan bingung.


Pemilik toko ini sudah lama menyebarkan kabar ingin menjual toko ini melalui perantara. Kenapa dia tiba-tiba tidak jadi menjualnya?

__ADS_1


__ADS_2