Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1196. Aku adalah Jansen


__ADS_3

Di sisi lain taman bermain duduk sekumpulan senior dari Sekte Yuhua. Ketika mendengar percakapan antara para master asing, mereka semua tersenyum lega.


"Penatua Rain, apakah muridmu Elena akan keluar retret hari ini?"


Kata seorang pria tua botak seraya memandang Penatua Rain.


"Dia sedang retret. Kalau belum jadi Trancedent, maka tidak akan keluar."


Berbicara tentang Elena, Penatua Rain menunjukkan senyum di wajahnya.


Elena, gadis kecil ini, tidak sengaja bertemu dengannya di kuil tao changseng dan dia langsung tertarik untuk menerima murid.


Untuk alasan ini, dia tidak ragu untuk menukarkannya dengan Buah Semesta.


Tentu saja, Master Petir dari kuil tao changseng tidak bersedia menyerahkan Elena.


Penatua Rain sangat marah dan hampir menghunuskan pedang ke tubuhnya. Pada akhirnya, Master Petir terpaksa berkompromi dan membiarkannya membawa Elena pergi.


Selain itu, Elena memang sesuai dengan harapannya. Tidak lama setelah memasuki Sekte Yuhua, kekuatannya meningkat pesat. Yang lain membutuhkan satu tahun atau bahkan beberapa tahun untuk bisa berhasil, sementara dia mendapatkannya hanya dalam beberapa bulan.


(Salah satu penyebab mempunyai bakat yang luar biasa adalah ramuan gen yang sempurna dan liontin Giok yang bersamanya sejak kecil)


Penatua Rain menyesal karena terlambat bertemu Elena. Jika dia berlatih kultivasi sejak kecil, Elena pasti sudah menjadi putri Suci Sekte Tersembunyi.


"Aku mendengar bahwa suami Elena dari dunia sekuler datang mencarinya. Apakah kamu sudah mengurusnya?"


Pria tua di sampingnya bertanya dengan prihatin.


"Huh, kodok itu ingin mendapatkan angsa, tetapi tidak berkaca pada dirinya sendiri."


Penatua Rain berkata dengan nada menghina, kalimatnya masih sama, kalau bukan karena takut memengaruhi Elena, dia akan menampar cecunguk kecil itu sampai mati, sampai dirinya tidak terlihat jelas.


"Tapi jangan khawatir, orang itu tidak akan bisa mencapai Sekte Yuhua. Muridku tidak akan diganggu."


Penatua Rain kembali berkata dengan yakin.


Prok, prok, prok!


Begitu kata-kata itu terucap, tepuk tangan meriah pun datang. Suara utamanya berasal dari tepi tebing, membuat orang-orang sulit menyadarinya.


Alun-alun itu seketika sunyi. Banyak orang yang mengerutkan kening dan melihat ke arah tebing. Mereka tidak salah menebak. Di bawah tebing itu ada Gunung Suci. Bagaimana bisa ada suara yang muncul dari sana?


Pada saat yang sama, sesosok tubuh perlahan naik dari tepi tebing.


"Ini!"


Master dari semua pihak menatap.


Orang ini, tidak mungkin datang dari Gunung Suci yang didaki, 'kan!


Orang dari Sekte Yuhua juga saling tatap. Betapa gilanya orang ini!


Perlu diketahui dari ketinggian Gunung Salju Peri dan dinginnya angin dan salju, apalagi seseorang yang tidak dikenal, mana mungkin mereka bisa mendaki.


"Itu dia!"

__ADS_1


Pupil Preston dan yang lainnya melebar seolah-olah mereka sedang melihat hantu. Mereka mengenali siapa orang itu.


Jasmin, Ibu Bos dan yang lainnya terkesiap, kemudian hati mereka lega seperti memindahkan batu besar.


"Siapa kamu?"


Seseorang bertanya dengan suara dingin ketika melihat orang itu tidak mengenakan jubah Sekte Yuhua.


"Aku, Jansen!"


Orang itu adalah Jansen. Setelah dia naik dari Gunung Suci, sepasang mata dingin menyapu semua orang yang hadir.


Adegan seperti ini tidak pernah ditemukan.


Sama seperti ketika dia pertama kali pergi ke ibukota dan menetap di hadapan Keluarga Miller, ini semua hanyalah orang-orang yang mencegahnya bertemu dengan Elena.


Namun, saat itu, dia hanyalah seorang dokter kecil dan hanya mampu menerima, tetapi sekarang berbeda.


"Aku Jansen, suami Elena. Aku datang hari ini untuk membawa pulang Elena."


"Tidak ada yang bisa menghentikan ku. Dewa berhenti membunuh Dewa dan Buddha berhenti membunuh Buddha."


Setelah dua kalimat itu selesai, kesannya penuh dengan ketegasan dan bahkan lebih berniat untuk membunuh.


Jika Sekte Yuhua menghentikannya, dia bertekad untuk menghancurkan Sekte Yuhua.


Hah!


Orang-orang tersentak. Orang ini cukup gila untuk berani mengatakan ini di Sekte Yuhua.


"Dia adalah manusia biasa yang bernama Jansen itu!"


Penatua Rain sangat marah. Dia ingin menggunakan Gunung Suci untuk mengusir Jansen, namun kenyataan memberinya tamparan keras.


Pada saat ini, Preston tiba-tiba menonjol dan berteriak dengan dingin, "Berani sekali kamu! Tempat ini adalah Sekte Yuhua, bukan rumahmu. Cepat berlutut dan meminta maaf. Keluar dari Sekte Yuhua!"


"Kamu lagi, orang tidak berguna."


Jansen memandangnya dengan sinis, "Siapa yang sebelumnya bilang, selama aku bisa mencapai puncak gunung, maka istriku akan pulang bersamaku? Apakah kalian para Sekte Yuhua ingin membalik kata-kata?"


Wajah orang-orang Sekte Yuhua tersipu malu.


Preston dengan marah menggertakkan giginya dan berteriak lagi, "Kamu adalah manusia biasa, tidak mungkin mendaki dari kaki Gunung Suci hingga ke sini. Katakan padaku, bagaimana kamu bisa sampai di sini!"


"Sudah kubilang kamu itu tidak berguna, malah tidak terima."


Jansen berkata dengan dingin, "Kalau kamu mampu, lakukan. Kalau kamu bisa mendaki hidup-hidup, aku akan pergi. Kalau kamu tidak berani, diam saja."


Kalimat terakhir membuat Preston terdiam.


Dia tentu tidak berani mendaki bahaya alam dari Gunung Salju, ini ibarat sembilan kematian dibanding satu kehidupan.


"Pemuda ini benar-benar mendaki dari kaki gunung. Ada masalah apa memangnya?"


"Apa kamu tidak mendengar apa yang dia katakan? Dia di sini untuk menemui murid Penatua Rain. Dia suami gadis kecil itu. Sekte Yuhua berkuasa dan menipunya untuk mendaki gunung dengan maksud tujuan untuk membunuhnya."

__ADS_1


"Sekte Yuhua yang bermartabat, penguasa Sekte Tersembunyi, bagaimana bisa melakukan hal seperti itu, kalau pemimpin sekte mengetahuinya, pasti akan disalahkan."


Para master dari semua pihak pun membicarakannya. Mereka juga mendengar sedikit tentang murid kebanggaan Penatua Rain.


Lagi pula, beberapa waktu lalu, karena Penatua Rain saking senangnya, dia membawa sang murid mengunjungi berbagai sekte, jadi tidak ada yang tidak tahu tentangnya.


Mendengar suara dari berbagai sekte, Penatua Rain dan yang lainnya berubah menjadi lebih suram.


Manusia biasa ini benar-benar tahu bagaimana memilih waktu, dia sengaja memilih sekarang untuk mengekspos tujuan asli mereka.


Apabila Sekte Yuhua menyerang manusia biasa ini, pasti yang lain akan mentertawakan mereka untuk menghujat.


"Elena sedang retret. Kembalilah setengah bulan lagi."


Penatua Rain berdiri dan menatap Jansen acuh tak acuh.


"Siapa kamu!"


Jansen menyipitkan mata untuk menatapnya.


Amarah yang baru saja diredam Penatua Rain kembali membara.


Beraninya bertanya siapa dia?


Sekedar manusia biasa, siapa yang memberinya keberanian semacam ini?


"Aku adalah Rain, Guru Elena."


ujar Penatua Rain seraya menghela napas. Jika saja orang ini tidak ada hubungannya dengan Elena, dia tidak akan repot-repot membuka mulutnya.


Bagaimanapun, ini juga pertama kalinya dia merelakan namanya kepada manusia biasa ini.


"Bagus sekali kamu Guru-nya, aku akan membawanya pergi sekarang." Jansen mengangguk.


"Kamu tidak mengerti bahasa manusia, kah? Elena sedang retret, sudah mencapai waktu yang kritis. Kembalilah setengah bulan lagi." Penatua Rain menggertakkan giginya.


"Aku tetap akan membawanya pergi sekarang."


Tegas Jansen. Lagi pula, setelah setengah bulan, siapa yang tahu apa yang akan terjadi lagi?


"Jangan terlalu memaksa."


Kemarahan di wajah Penatua Rain tidak tersamarkan.


"Kalian-lah yang memaksa."


Jansen tidak takut sama sekali. "Kamu terus mengatakan bahwa istriku adalah muridmu. Apakah kamu sudah bertanya pendapatnya? Apakah kamu pernah bertanya, dia ingin tinggal di sini, kah? Apakah kamu pernah bertanya apakah dia mau menemui ku lagi? Kulihat, kalian para Sekte Yuhua menahannya secara paksa!"


"Seperti kata pepatah, lebih baik menghancurkan sepuluh kuil daripada menghancurkan sebuah pernikahan. Sekte Tersembunyi ternyata melakukan hal seperti itu yang mana lebih rendah dari binatang. Lantas, apa bedanya kalian dengan iblis?"


"Tidak tahu malu!"


Pada kalimat terakhir, Jansen mengumpat seolah menunjuk tepat ke hidung Penatua Rain.


Saat Jansen berhadapan dengan Sekte Yuhua, di sisi lain gunung terdapat halaman kecil yang tenang. Halaman itu dipenuhi bambu-bambu hijau dan terbungkus ruangan yang tenang. Di ruangan itu, seorang wanita bergaun putih duduk di sana. Parasnya cantik dan penampilannya menawan. Jelas, itu adalah Elena.

__ADS_1


__ADS_2