
__ADS_3
Dia meletakan tangannya pas disebelah tubuhnya membuat aku jadi menempel pada nya.
“Lepaskan aku!!” ronta ku yang tentu saja keberatan mengikutinya. Tapi pria itu tetap diam. Dia berjalan lurus menuju perusahaan yang tadi nya ingin kami tuju.
“kau tuli ya!!!!”teriak ku pada telinganya yang tepat berada di sebelah ku ya walaupun aku harus berjinjit untuk dapat memposisikan mulut ku tepat di telinganya.
“cepat lepaskan aku!!!”aku terus berteriak tapi sama seperti sebelumnya, dia hanya diam dan terus berjalan.
Aku sempatkan untuk menoleh ke belakang melihat Gunawan yang masih berdiri di tempat yang sama yang memperhatikan aku dibawa pergi oleh si pria misterius itu.
Dengan terpaksa aku mengikuti si pria sampai ke lantai atas perusahan itu. Dia langsung melemparkan ku ke sofa yang ada di ruangannya.
Aku memegang pergelangan tangan ku yang terasa sangat sakit karena di cengkram kuat oleh nya. Wajah ku meringis menahan rasa sakit itu.
Saat ini ku wanti-wanti diri ku untuk tidak membuka mulut ku yang menyebabkan laki-laki itu terprovokasi.
“tuan...”Tiba-tiba seorang laki-laki lainnya datang. Kalau melihat dari tatapan matanya yang tidak menoleh pada ku maka aku yakin dia tidak dapat melihat ku. “Dia pasti manusia?” Batin ku.
“What??! Manusia?” aku langsung menoleh pada kedua laki-laki itu.
Yang satu adalah laki-laki yang membawa ku! Dan satu lagi adalah laki-laki yang baru saja masuk. Kalau mereka bisa berinteraksi maka mereka berdua pasti-
“tuan, soal tawaran yang kau berikan pada ku tadi pagi, setelah aku pikir-pikir aku memutuskan untuk tinggal bersama mu untuk sementara ini tuan. Itung-itung penghematan!! Hemat uang bensin dan uang sewa rumah.” Ujar laki-laki yang satunya.
__ADS_1
“terserah pada mu saja.” Jawab si laki-laki misterius pada laki-laki yang baru datang itu.
“heem.. baiklah!! Kalau begitu, aku akan melanjutkan pekerjaan ku dulu tuan Diego.” Tukas laki-laki itu lalu meletakan map yang dibawanya tadi di atas meja si laki-laki misterius kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
Spontan melihat kejadian tadi mulut ku tidak dapat ku kontrol dan kata-kata itu keluar begitu saja lancar jaya tanpa hambatan.”apa kau manusia?” tanya ku pada nya membuat si laki-laki misterius itu mengangkat wajahnya dan melihat ke arah ku.
Aku menelan saliva ku mengingat kebodohan yang baru saja aku lakukan.” Bodohnya kau Hanjo!!!” maki ku pada diri ku sendiri dalam hati.
“menurut mu? Kalau bukan manusia apa mungkin aku malaikat?” jawabnya menyelengit persis seperti meniru perkataan ku sebelumnya di taman.
“kalau kau manusia bagaimana bisa-“ mata ku membulat sempurna bahkan sebelum aku menyelesaikan perkataan ku. “matilah kau Hanjo!! Mati lah kau Hanjo!!” teriak ku dalam diam pada diri ku sendiri sebab aku baru menyadari dia adalah pria yang diceritakan oleh si Martina tadi. Pria yang aku dan Gunawan ini temui.
Memang aku dan Gunawan berniat mencarinya tapi siapa sangka malah bertemu dengan cara seperti ini. Aku harus berbuat apa sekarang?
“kau haru bagaimana ini Hanjo?” batin ku.
“kau akan ikut dengan ku!!” ujar nya begitu saja.
“kenapa aku harus ikut dengan mu!!!” kontan aku marah sebab dia seenaknya saja membawa ku kemana dia mau.
Pria itu menatap ku tajam membuat ku menelan saliva ku untuk kesekian kalinya.
“paling tidak sebutkan nama mu, agar aku mudah untuk memanggil mu.” Ucap ku sambil menunduk. Aku sungguh takut kalau dia sudah menatap ku dengan tatapan es nya itu.
__ADS_1
“panggil saja aku Diego.” Jawab nya singkat.
Aku mengintip sesekali ke arahnya lalu kembali menunduk dan manggut-manggut.
“nama mu Hanjo kan?” Ucap nya terdengar sedikit agak bersahabat.
Aku pun mengangguk pelan. Aku sungguh takut kalau aku sampai berbuat kesalahan.”tamatlah riwayat ku kali ini.” Gumam ku tidak bersemangat.
“Diego..”Panggilku pada nya, “kenapa aku harus ikut dengan mu?” tanya ku ragu-ragu.
Laki-laki yang bernama Diego itu tidak menjawab pertanyaan ku. Dia hanya sibuk membaca berkas-berkas yang dibawakan oleh bawahannya tadi.
“Oke, mungkin ini saat nya ku untuk diam.” Aku langsung membungkam mulut ku.
Cukup lama aku dan laki-laki bernama Diego itu berada dalam ruangan itu dengan saling diam. Mungkin sekitar dua jam ada kami tidak ngobrol apapun.
“Aku sudah selesai. Kau akan mengikuti ku dengan kaki mu sendiri atau aku harus menahan tangan mu seperti tadi agar mengikuti ku?” Seru Diego pada ku.
Tentu saja aku tidak ingin dia memegang tangan ku seperti tadi, selain itu menyakitkan, aku merasa ada sesuatu yang aneh ketika dia memegang tangan ku.
“aku akan berjalan sendiri.” Jawab ku akhirnya lalu mengunci mulut ku rapat. Jangan sampai mulut ini berbuat kebodohan serupa.
Sebenarnya tidak buruk juga kejadian ini sebabkan hasil akhirnya sama saja yaitu akau dapat berjumpa langsung dengannya walaupun cara nya yang sedikit membuat hati squat jump tak karuan.
__ADS_1
“kalau begitu ayo ikut aku. Dan jangan pernah berpikir untuk kabur dari ku!”Ujar nya.
**bersambung..
__ADS_2