
__ADS_3
"huft! kapan si Sky akan kembali..?!" seru Kaila yang sudah merasa sangat bosan seharian ini. Semenjak perjumpaan nya kemaren dengan malaikat pencabut nyawa itu, Kaila sampai saat ini terus menunggu Sky datang kembali dengan informasi mengenai cara Kaila agar dapat kembali ke raga nya. Hanya saja hingga saat ini Sky tidak juga muncul ke permukaan.
"kredibilitas nya sebagai malaikat maut sungguh dipertanyakan." sungut Kaila yang duduk sambil memandangi wajah nya sendiri.
"Klek..." terdengar suara pintu kamar di buka dan muncul lah Arthur bersama Nania.
"Ada apa dengan wajah mereka berdua?" ujar Kaila yang bingung melihat wajah Arthur dan Nania sama-sama kelihatan bersemu.
"Maafkan aku..." ujar Arthur. "Seharusnya aku bisa mengontrol diri ku." Lanjut nya.
Kaila yang tidak tahu ujung pangkal permasalahan yang terjadi hanya terus menatap mereka Dengan tatap bingung nya.
"itu tidak sepenuhnya salah mu Arthur. Aku pun juga bersalah dalam hal ini. Harus nya aku tidak membiarkan diri ku," Nania berhenti sesaat lalu menatap Arthur dengan tatapan yang tak bisa Kaila artikan. "Kau itu adalah tunangan nya Kaila, tidak pantas aku membalas ciuman mu seperti tadi " Ujar Nania menyelesaikan kalimatnya.
Kaila sontak terkejut mendengar apa yang baru saja Nania katakan. "Mereka ciuman?" Seru Kaila tidak percaya. "Bagaimana mungkin?" Kaila benar-benar tidak percaya kalau mereka sudah berciuman. ", Bagaimana mungkin kau melakukan itu pada Nania Arthur..sedangkan kau dan aku saja tidak pernah berciuman sekali pun!!!" Teriak Kaila, sangat marah. Dia merasa sangat frustasi tidak bisa menabok muka kedua orang yang ada di hadapannya saat ini.
Jangankan menyesali apa yang telah mereka lakukan . saat ini Arthur dan Nania malah ..
"Nania..itu semua bukan salah mu. Itu salah ku. Entah setan apa yang merasuki ku saat itu hingga aku mencium mu . ." Ujar Arthur meraih tangan Nania.
"setan? cih!! kalau untuk urusan beginian kalian selalu menyalahkan setan! entah setan apa yang merasuki ku,!!" Kaila mengulang perkataan Arthur dengan nada mengejek. Kaila benar-benar kesal.
"Heemm..aku memaklumi itu Arthur. Kau pasti tadi melakukan itu pada ku karena kau mengira aku adalah Kaila . . kau pasti sangat rindu pada Kaila. Hingga . Hingga .." Nania memasang wajah sedihnya di depan Arthur.
"Tidak Nania!! sungguh! aku tidak melakukan itu karena aku merasa kalau kau adalah Kaila .." Artur meletakan tangannya di kedua pipi Nania.
Kini Nania dan Arthur saling menatap satu dengan lainnya. Kaila yang melihat hal itu pun berjalan mendekat. Dia ingin memperhatikan dengan seksama wajah-wajah yang telah mengkhianati nya.
__ADS_1
Arthur yang tidak menyadari keberadaan Nania disana bersama mereka, saat ini malah menarik wajah Nania semakin dan semakin mendekat dengan wajah nya lalu mencium Nania tepat di depan muka Kaila.. tapi untungnya...
"Heiii!! kau terlalu kecil untuk melihat itu semua!!!" Seru Sky yang entah dari mana datangnya tiba-tiba sudah menutup mata Kaila dengan tangan nya sehingga Kaila tidak perlu melihat adegan yang akan merusak keperawanan mata nya.
"Sky!!!! apa yang kau lakukan!!" teriak Kaila sambil memijak kaki Sky yang berada dibelakang nya.
"cepat buka tangan mu Sky!! Aku akan menghajar mereka berdua!!!" teriak Kaila penuh emosi.
"wwah... kau menakutkan juga kalau sedang marah seperti ini!" Sky pun menjauhkan tangannya dari mata Kaila...
Kaila yang baru saja membuka mata langsung kehilangan keseimbangan nya sebab sekali lagi Sky membawa nya ke atas atap sebuah gedung yang sangat tinggi..
"ups! hampir saja kau jatuh!" Ujar Sky, memeluk Kaila dari belakang.
Kaila pun langsung memegang tangan Sky erat. Meski pun dia tahu jatuh sekali pun dia tidak akan terluka tapi bayang-bayang adegan terjun bebas yang diberikan oleh Sky beberapa waktu lalu masih sangat jelas dalam ingatan Kaila. Dia tidak ingin mengalami nya sekali lagi.
"Kenapa kau membawa ku kembali ke sini Sky??" Ujar Kaila sewot.
"Teriak lah!! Teriak lah sekuat yang kau bisa ... keluar semua amarah mu! Sebab meskipun kau tetap ada disana . kau tetap tidak akan bisa memukul mereka sesuka hati mu. Jadi bukan kah disini lebih baik?" ujar Sky masih sambil memeluk tubuh mungil Kaila dari belakang.
"Ayoo Kaila teriak lah!!! apa kau tidak merasa kesal dengan pengkhianatan mereka??" Sky terpaksa mengompori Kaila agar Kaila bisa meluapkan isi hati nya.
Dan akhirnya ..
"Arthur!! aku sangat membenci mu!!!!" teriak Kaila sekuat tenaga.
"aayook.. teriak lagi Kaila!! keluar semua rasa marah dan benci di hati mu!!!!" Ujar Sky..
__ADS_1
"aku juga sangat membenci mu Nania!!!!!!!aku sangat membenci kalian!! semoga malaikat pencabut nyawa segera mencabut nyawa kalian!!"rutuk Kaila.
"apa kau ingin aku mencabut nyawa mereka saat ini juga?" Tanya Sky sambil menolehkan wajahnya.
",apa kau bisa melakukan itu sekarang?" Kaial malah balik bertanya dengan tampang bodoh nya.
"Tentu saja tidak. Kau kira dunia ini tidak punya SOP..." jawab sky sambil memindahkan diri nya dan Kaila ke taman di depan mansion Kaila.
"SOP? maksud mu standar operasional prosedur?" tanya Kaila.
",benar sekali! tumben kau pintar Kaila." jawab sky, melepaskan pelukannya dari Kaila sebab saat ini Kaila sudah tidak memerlukan nya lagi.
"Setiap malaikat pencabut nyawa punya standard operasional prosedur nya masing-masing. Kami tidak boleh main sembarangan mencabut nyawa orang." Jelas Sky.
"tidak seru!" Gumam Kaila dan berjalan ke tengah-tengah taman itu sambil melihat ke arah jendela kamarnya.
"apa mereka masih berada di kamar ku!!!" Tanya Kaila dengan wajah cemberut. Detik-detik Arthur akan mencium Nania masih terekam di ingatan Kaila.
"Heeem.... masih." Jawab Sky, apa adanya.
"dasar manusia tidak tahu malu! apa mereka tidak bisa mencari tempat lain untuk melakukan itu!! kenapa harus di kamar ku! kenapa harus di depan ku!!" jerit Kaila Frustasi.
",Kau masih ingin teriak Kaila? Aku bisa membawa mu ke tempat yang lebih tinggi agar kau bisa berteriak dengan plong disana!" tawar Sky dengan wajah yang benar-benar innocent.
"Sebagi malaikat pencabut nyawa, tuhan pasti tidak menciptakan mu dengan hati kan Sky!!" Seru Kaila sangat marah dan meninggalkan Sky sendirian.
Kaila tidak tahu harus meluapkan kemana semua saja marahnya ini. Semua yang ada di depannya di tendang meskipun semua tendangan nya hanya menembus semua benda-benda itu.
__ADS_1
"awas kalian!!!!!!!" Seru Kaila geram, dan memandang kembali ke arah jendela kamarnya yang besar itu.
**bersambung...
__ADS_2