
__ADS_3
“ternyata dia memang hantu penakut!!!” ucap si hantu wanita yang wajahnya hancur lalu tertawa bersama si hantu wanita tua..
Kali ini aku tidak berani untuk mengangkat wajah ku lagi. Aku akan menunggu Diego memerintahkan ku untuk melepaskan pelukan ku baru aku akan melepaskannya.
Kurasakan mobil itu berhenti. “apa kami sudah sampai?”pikir dalam hati.
“Tuan, kita sudah sampai.” Ujar sang supir.
“kau dan James keluar lah dulu.” Ucap Diego, dengan suara beratnya.
James dan supir saling pandang. Dan sesaat kemudian mereka pun keluar dari mobil meninggalkan Diego yang sendirian di dalam mobil.
“Apa kau akan terus memeluk ku?” Seru Diego pada ku.
Tentu saja aku tidak punya keinginan dalam posisi ini dalam waktu yang lama. Tapi bagaimana kalau dua hantu jahil tadi masih ada di sana dan bersiap-siap untuk mengagetkan ku sekali lagi. Walaupun aku tidak jelas yang berdebar keras itu jantung atau organ ku yang lain tapi sungguh aku merasa sangat ketakutan.
“Mereka sudah tidak ada.” Ujar Diego, yang aku rasa pasti paham mengapa aku memeluknya dari tadi.
“benarkah?” Tanya ku pada Diego sambil masih memeluknya erat.
__ADS_1
“Untuk apa aku berbohong pada mu? Kau kira aku sama dengan hantu-hantu tadi?” ucap Diego.
Berlahan aku melonggarkan pelukan ku pada nya, mencoba percaya perkataannya.
“see!!!mereka sudah tidak ada kan?” Seru Diego.
Aku pun menengadahkan wajah ku untuk melihat wajahnya. Lalu aku mengangguk pelan. Aku pun menjarak dari Diego sambil menelan saliva ku.
“ayo masuk ke dalam bersama ku.” Diego membuka pintu mobil dan langsung keluar. Dia sengaja tidak menutup langsung pintu itu dan membiarkan ku keluar baru setelah itu pintu itu dia tutup.
“tuan..” Seru James. “ apa di kamar mu hanya ada satu tempat tidur?” Ku lihat ada yang aneh dengan asistennya si Diego ini. “apa dia sedang ketakutan sekarang?” Pikir ku dalam hati.
James tentu saja paham akan maksud perkataan bos nya itu. Dengan perasaan tidak berdaya, dia melangkahkan kaki nya menuju kamar yang ia tempati semalam.
“Turunlah untuk makan malam James.” Seru Diego pada asistennya.
“Dia baik juga.” Gumam ku pelan.
“kau kira aku orang jahat?” Tiba-tiba Diego membalas perkataan ku.
__ADS_1
Aku langsung menoleh pada nya. Seakan-akan tidak yakin dia baru saja menjawab pertanyaan ku. “apa aku berhalusinasi?” batin ku. “Dia berani bicara pada ku padahal ada beberapa pelayan disana bersama kami.”
Diego melihat sekilas pada ku yang terlihat bingung.
“antarkan dia ke kamar nya. Dan berikan dia pakaian yang layak.” Perintah Diego pada salah seorang pelayannya.
Si pelayan tampak heran mendengar instruksi Diego.
“pakaian?”ulang si pelayan bingung.
“siapkan saja pakaian yang seukuran dengan nya. Aku yakin dia bisa menggunakannya.” Lanjut Diego pada si pelayan.
“heeem.. dan jangan lupa berikan juga di sepasang sepatu.” Diego pun pergi ke atas. Mungkin itu adalah kamarnya.
Aku langsung clingak clinguk. “ada apa ini?” aku semakin bingung. “apa mereka bisa melihat ku?” teriak ku pada Diego yang tidak menghiraukan ku sama sekali.
“tentu saja kami bisa melihat mu nona.” Jawab salah seorang pelayan. “Semua orang di rumah ini kecuali tuan James bisa melihat dan ada pula yang hanya bisa mendengar mu sama seperti makhluk lainnya.” terang si pelayan.
Aku menatap si pelayan dari atas ke bawah lalu ke atas lagi.”apa kau juga bisa menyentuh ku dan menghancurkan arwah ku seperti tuan mu?” tanya ku sambil mundur ke belakang.
__ADS_1
“hahaha kau lucu sekali nona.” Jawab si pelayan itu. “kau tidak perlu takut. Aku tidak bisa menyentuh mu. Dan sejujurnya kau adalah hantu terjelas yang bisa ku lihat hingga saat ini.” Lanjut si pelayan dengan seuntas senyum di wajah tuannya.
__ADS_2