Help Me, Mr. Ceo

Help Me, Mr. Ceo
BAB 11#Nama ku Kaila Maura #1


__ADS_3

“Kau sudah sampai Arthur?” sapa Nania sambil membawa sebuah novel di tangan kanan nya.


Ya, setiap hari Nania memang selalu datang ke kamar Kaila untuk membacakan cerita-cerita dari novel yang dibawa nya. Jika ada orang yang bertanya mengapa ia melakukan itu maka Nania akan menjawab, sebelum kecelakaan, Kaila suka sekali membaca novel.


Itu lah mengapa saat Kaila kini sudah tidak bisa membaca lagi maka Nania akan dengan senang hati membacakan nya untuk Kaila, berharap dengan begitu Kaila dapat merasakan bahwa dia tidak sendiri di kamar ini sebab selalu ada Nania di sisinya untuk menemani Kaila dalam tidur panjangnya.


Arthur melihat ke arah buku yang dibawakan oleh Nania dan berkata. “aku baru saja sampai. Heem.. buku apa lagi yang kau bawa hari Nania untuk Kaila?” Arthur penasaran cerita apa lagi kali ini yang akan dibacakan oleh Nania untuk Kaila.


Nania mengangkat buku itu hingga menutupi wajahnya. “kau bisa baca sendiri judulnya kan Arthur?.” Jawab Nania dengan suara manja nya. Dia sengaja meniru gaya bicaranya Kaila setiap ngobrol dengan Arthur. Apa lagi tujuan nya kalau bukan untuk membuat Arthur merasa Nania sama Kaila adalah orang yang sama. Dengan begitu Nania berharap Arthur dapat melepaskan Kaila dan meraih tangannya.


“Kaila sangat beruntung memiliki sepupu seperti mu Nania. Kau selalu ada untuk nya.” Arthur menatap sendu pada Kaila yang terbaring koma di atas ranjang itu. Mata yang selalu memandang Arthur penuh cinta kini hanya bisa tertutup dalam tidur lelapnya.


Sudah setahun plus dua hari sejak Kaila mengalami kecelakaan. Dan sejak itu pula Arthur tidak pernah lagi mendengar suara manja dari milik tunangannya itu. Arthur yang sudah lama mengenal Kaila, sangat mengenal sosok pribadi gadis ini. Walaupun dia adalah gadis yang sangat penakut tapi dalam urusan lain dia sangat bisa untuk di andalkan. Bahkan Kaila tidak akan ragu-ragu untuk maju di garis depan demi membela teman-temannya. Meski tak jarang sikap sok pahlawan yang dimiliki oleh Kaila acap kali membuat Arthur yang lebih tua lima tahun darinya turun tangan untuk mengatasi semua hal yang tak bisa Kaila bereskan.

__ADS_1


Meski Kaila berasal dari keluarga yang sangat kaya raya tapi gaya hidupnya sangat sederhana. Itu lah mengapa semua orang di keluarganya sangat menyayangi diri nya.


Kaila tidak masuk sekolah untuk anak para konglomerat seperti yang dilakukan oleh Nania. Dia lebih memilih untuk masuk sekolah negeri biasa dan menggunakan mobil kelas rakyat jelata untuk pergi ke sekolah.


Bukan bermaksud untuk menutupi siapa dirinya yang sebenarnya hanya saja Kaila tidak ingin ada yang namanya persahabatan yang di ukur dengan uang. Itu lah mengapa Kaila jarang membawa teman-temanya bermain di rumah nya. Agar dia tidak perlu repot-repot untuk berbohong atau mengarang cerita di depan teman-temannya.


Sifat rendah hati Kaila ini terus ia bawa bahkan ketika ia menjadi mahasiswa sebuah Universitas Negeri di Kota nya. Datang mendaftar ke Universitas pun dilakukan nya bersama teman-teman SMA nya.


Sifat Kaila yang unik ini yang membuat Arthur jatuh cinta pada Kaila. Terlahir sebagai bangsawan dan sangat kaya raya tapi memilih untuk tetap low profil kemana pun dia melangkah.


“kalau laki-laki lain pasti sudah lama mencari wanita lain jika tunangan mereka dalam kondisi koma seperti Kaila saat ini.” Nania pun duduk di samping di ranjang Kaila. Mengusap lembut pipi Kaila dengan tangannya. “Tapi kau berbeda Arthur.” Nania menatap lekat mata elang milik laki-laki ini. Untuk sesaat Nania dan Arthur saling menatap. Nania merasakan desiran di dalam dadanya ketika laki-laki yang dia cintai itu entah mengapa menatap dalam pada dirinya.


Setelah menatap Nania cukup lama, Arthur sadar dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. “apa dokter sudah ada datang hari ini?” tanya Arthur pada Nania yang sebenarnya hanya lah sebuah alasan belaka untuk menghilangkan rasa canggung yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa Arthur membiarkan dirinya hampir saja mengkhianati Kaila.

__ADS_1


“ini tidak boleh terjadi!! Kaila masih hidup!! Dan Nania.. Dia adalah sepupu Kaila!! Apa yang baru saja kau lakukan Arthur!!!” rutuk Arthur pada dirinya sendiri yang dengan bodoh malah menikmati perasaan sesat yang muncul untuk sesaat itu.


“ya, dokter sudah datang dua jam yang lalu.” Jawab Nania. Tentu saja dia tahu sebab Nania sudah memiliki jadwal kunjungan dokter ke rumah pribadi Kaila ini. Hal ini sudah Nania antisipasi kalau-kalau Arthur juga datang di saat yang sama dengan kunjungan dokter. Nania ingin memberi kesan pada Arthur pada Nania lah yang mengurusi segala hal tentang Kaila selama Kaila koma. Tapi tentu saja itu tidak benar adanya. Nania hanya ada di kamar itu jika kakek, nenek dan ayahnya datang mengunjungi Kaila kek kamar. Dan satu lagi ketika Arthur datang. Selebihnya hanya perawat yang ada di kamar ini untuk menjaga Kaila.


Meski mereka semua dalam satu perumahaan besar, tapi sebenarnya gedung-gedung tempat tinggal mereka terpisah. Ada Lima gedung utama di dalam pekarangan yang besar itu.


Kakek dan Nenek Kaila tinggal di mansion utama yang posisinya tepat ada di tengah-tengah. Sedangkan Kaila tinggal di mansion yang dahulunya di huni oleh kedua orang tua Kaila ketika mereka masih hidup yang posisinya ada disebelah kanan mansion utama. Sedangkan Nania dan kedua orang tuanya tinggal di mansion mereka yang posisinya di sebelah kiri mansion utama. Dan satu gedung di kanan belakang, disebelah gedung Kaila di gunakan untuk tempat tinggal para staf rumah tangga dan tim medis yang merawat Kaila. Dan gedung terakhir yang berada di belakang gedung yang ditinggali oleh Nania dan kedua orang tua nya di fungsikan sebagai perpustakaan.


**


jaka sembung, lagi menggosok...


perlu langsung disambung? atau besok???

__ADS_1


##hayooo balas dengan pantun juga..


#hari pantun nasional.. edisi otor hahhaah...


__ADS_2