
__ADS_3
“Baiklah, jika itu adalah keinginan mu.” Pemilik gedung tua, membuka portal dari dalam cermin. Dari portal itu, Lili keluar dengan seulas senyum bahagia sebab ia bisa kembali bersama Diego.
“bawa lah jiwa yang tidak berguna itu dengan mu. Tapi kau harus bisa memastikan kau segera mendapatkan kalung tujuh bintang untuk menghidupkan wanita ini kembali dalam waktu empat puluh sembilan hari dari waktu setahun sejak kecelakaan itu. Kalau tidak jiwa nya akan musnah.” Terang si pemilik gedung tua.
“kalung tujuh bintang?” Seketika Hanjo merasa dia mengenali benda itu.”Apakah kalung yang aku pakai saat ini adalah kalung yang Diego cari?” Gumam Hanjo dalam hati.
“sebaiknya kau berbicara jangan terlalu keras gadis cantik.” Bisik si pemilik gedung tua pada Hanjo. Aku bisa mendengar semuanya.
“Gleeek...” Hanjo menelan saliva nya. Dia lupa kalau si pemilik gedung tua ini memiliki kemampuan untuk mendengar isi hati dan pikiran orang lain.
“Diam lah.. kalau kau tidak ingin menghilang saat ini juga.” Si pemilik gedung tua memperingati Hanjo untuk tidak buka mulut perihal kalung yang sedang ia kena kan.
“Baiklah aku paham.” Ujar Diego. Dia sama sekali tidak ingin melihat ke arah Hanjo.
“ingat Diego!! Kalau sampai Lili berbuat keributan di dunia seperti waktu itu, akan aku hancur kan jiwa saat itu juga.” Aura mencekam tiba-tiba memenuhi ruangan itu.
“keluarlah dari arah kanan maka kau tidak perlu melewati para kuntilanak itu.” Ucap si pemilik gedung tua.
“terima kasih.” Diego pun membawa Lili keluar bersama nya. Melewati si pemilik gedung tua dan Hanjo begitu saja.
“Diego....” ujar Hanjo begitu Diego melewatinya. Hanjo hanya bisa menutup matanya dan menarik nafas dalam. Kini nasibnya benar-benar dalam genggaman si pemilik gedung tua.
“apa kau takut?” tanya si pemilik gedung tua pada Hanjo.
Hanjo dapat merasakan sesuatu yang berbeda dari suara si pemilik gedung tua. Kalau tadi suaranya mirip suara laki-laki yang sedikit parau, kali ini suara nya...
__ADS_1
Pemilik gedung tua berjalan ke hadapan Hanjo. Memang Hanjo tidak bisa melihat wajah si pemilik gedung tua itu ketika ia berdiri di belakang Hanjo. Tapi dari jari-jari dan kuku-kuku nya yang panjang yang menyentuh pipi Hanjo, Hanjo yakin pasti wujud dari si pemilik gedung tua ini sangat mengerikan. Itulah mengapa awalnya Hanjo terus menutup matanya.
Hanya saja saat ini yang ada di hadapan Hanjo adalah sosok pria tampan dengan kulit putih bersih dan senyum yang menawan.
“siapa nama mu?” Tanya si pemilik gedung tua sambil tersenyum manis pada Hanjo.
“nama ku Hanjo...” ujar Hanjo, sedikit rasa takut masih ada membayanginya.
“hahaha.. apa aku sudah membuat mu takut gadis manis?” Tanya si pemilik gedung tua itu sekali lagi.
Hanjo yang ditanyai oleh pemilik gedung tua itu hanya diam mematung menatap lurus ke arah si pemilik gedung tua.
“Apa kau lupa kau pernah kemari?” lanjutnya bertanya. "Setahun lalu. Kau pernah datang kemari untuk meminta izin menyebrangi jembatan ini.” Si pemilik gedung tua memperlihatkan sebuah jembatan yang ada banyak orang mengantri untuk melewatinya.
“tapi anak buah ku mengatakan bahwa nama mu tidak terdaftar disana. Lalu kau di bawa menemui ku. Dan aku memberikan kalung tujuh bintang itu pada mu.” jelas si pemilik gedung tua.
"tentu saja benar. Itu adalah kalung milik ku." ungkap si pemilik gedung tua sambil tersenyum.
Hanjo lupa lagi kalau si pemilik gedung tua ini dapat membaca apa yang ia pikirkan.
“kenapa kau tidak mencoba mencari raga mu? Mengapa kau malah bertemu dengan laki-laki yang sudah dibutakan oleh cinta itu?” Pemilik Gedung tua terus mengajukan pertanyaan bertubi-tubi pada Hanjo. Yang sebenarnya Hanjo sendiri bingung apa yang mesti dia jawab.
“Kemari lah. Duduk di sini.”
Hanjo sedikit ragu untuk melangkah. Bagaimana kalau ternyata si pemilik gedung tua ini hanya pura-pura baik pada nya seperti Diego. Nanti kalau Hanjo sudah mendekat maka dia akan kembali ke wujud aslinya. Wujud yang bisa membuat Hanjo mati ketakutan.
__ADS_1
“kau sangat penakut!!” Si pemilik gedung tua mengarahkan tangannya ke Hanjo lalu menarik tubuh Hanjo dengan kekuatan yang ia miliki sehingga Hanjo melayang sendiri dan berada tepat di depannya.
“duduklah!!” perintah si pemilik gedung tua.
“Panggil saja aku Sky..” si pemilik gedung tua memberitahu pada Hanjo nama nya. Namun Hanjo tetap diam, tidak berkata apapun.
“apakah wajah ku yang ini masih menakutkan untuk mu?” Sky bingung kenapa Hanjo sedari tadi hanya menatap nya diam. Sky pun mulai menukar-nukar wajah nya di hadapan Hanjo.
“bagaimana dengan wajah ini? Apa kau masih merasa takut?” tanya Sky setelah merubah wajahnya.
Mata Hanjo membesar melihat wajah Sky yang tiba-tiba berubah begitu saja.
Melihat masih ada ketakutan yang terpancar dari mata bening milik Hanjo, Sky pun kembali menukar wajah nya. “bagaimana dengan ini? Atau ini? Kalau tidak bagaimana dengan ini? Ini? Apa sebaiknya ini?” wajah Sky terus bertukar-tukar membuat Hanjo semakin Shock dan akhirnya pingsan.
“apa aku sudah berbuat salah?” Gumam Sky pelan sambil menggunakan kekuatannya untuk menahan tubuh Hanjo agar tidak terjatuh ke lantai.
Sky membawa Hanjo ke kamarnya dan membaringkan nya di atas tempat tidurnya.
Sesungguhnya sosok yang Sky cari bukanlah Hanjo. Tapi kalau mau tidak mau dia harus menjauhkan Hanjo dari Diego sebab Sky bisa melihat hidup Hanjo akan selalu dalam bahaya jika bersama dengan Diego. Apalagi jika Diego tahu siapa Hanjo sebenarnya dan kalung tujuh bintang itu pun ada pada Hanjo sekarang. Itulah mengapa Sky lebih memilih untuk melepaskan jiwa Lili yang sebenarnya sangat berbahaya itu dan mengambil Hanjo dari tangan Diego.
Sky memperhatikan wajah Hanjo. “Gadis yang malang” ujar Sky pelan. Sky menarik sedikit leher gaun Hanjo ke bawah hingga Sky bisa melihat kalung yang telah diberikan nya pada Hanjo waktu itu.
“waktu mu tinggal empat puluh tujuh hari lagi Kaila,..kembali lah ke tempat kau bisa menemukan raga mu.” Sky pun mengirim Hanjo ke tempat ia seharusnya berada.
“temukan jalan untuk kembali ke raga mu gadis cantik.” Ucap Sky sambil tersenyum
__ADS_1
**bersambung
ayoo masih mau up lagi atau cukup sampai disini?
__ADS_2