Help Me, Mr. Ceo

Help Me, Mr. Ceo
BAB 11#Nama ku Kaila Maura #2


__ADS_3

Kini Nania dan Arthur sama-sama merasa canggung. Mereka berdua saat ini sudah duduk di atas ranjang Kaila yang besar itu. Nania duduk di samping kepala Kaila sedangkan Arthur duduk di samping kaki Kaila.


Nania tahu kalau Arthur sedang merasa canggung karena hal barusan. Maka dia pun mulai membacakan cerita dari novel yang dia bawa tadi.


Untuk sesaat hanya suara Nania yang terdengar di dalam ruangan itu. Arthur pun seakan ikut terhanyut dalam cerita yang di bacakan oleh Nania. Ini bukan hal yang luar biasa mengingat Nania adalah seorang gadis yang cerdas luar biasa Jadi kalau hanya sebatas menstory telling kan sebuah cerita di novel, itu sama sekali bukan hal yang berat untuk Nania.


Setelah cukup lama membaca kan cerita novel yang berjudul bukan betty la fe itu, Nania pun menutup bukunya dan meletakkannya pas sekali disamping kepala Kaila.


"Arthur, aku keluar sebentar ya... " Aku ingin mengambil novel ku yang lain." Ujar Kaila sambil berjalan di tepi ranjang Kaila.


Ketika Nania sudah sampai di samping Arthur berdiri...tiba-tiba..


“Tiiiiiiiiiit.. tiiiiiiiiiiiiiiiiittttt.. tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit....!! Monitor yang menampilkan grafis tentang kinerja organ tubuh, misalnya detak jantung, kadar oksigen di dalam darah, atau tekanan darah milik Kaila terlihat sangat tidak normal.


“Arthur!!!” Teriak Nania yang kaget melihat hal itu.


Sejak Kaila terbaring koma ini baru pertama kali nya hal aneh seperti ini terjadi. Arthur dan Nania menjadi sama-sama kaget.


Arthur berlari ke arah kepala Kaila dan memencet tombol panggilan darurat ke ruang medis berkali-kali..


"Kaila!! kau kenapa sayang!!" seru Arthur panik, dam masih tetap menekan tombol itu.


“Apa dia akan mati?” Pikir Nania sambil melihat Arthur yang terlihat panik menenangkan tubuh Kaila yang seolah-olah kena sentrum itu dan terus memencet tombol panggilan darurat ke ruangan medis.

__ADS_1


“bagaimana kalau ternyata setelah ini dia malah bangun dari komanya...” tiba-tiba Nania merasa cemas jika Kaila akhirnya berhasil membuka kembali matanya. “itu tidak boleh terjadi!! Semua usaha ku akan jadi sia-sia!!!” Seru Nania dalam hati.


Nania hanya diam saja di ujung tempat tidur itu sambil melihat para tim medis yang baru saja datang berusaha untuk mengendalikan situasi.


Kakek dan nenek Kaila dan Nania pun datang ke kamar Kaila.


Dokter yang melihat kondisi Kaila merasa aneh. Selama setahun perawatan, Kaila sama sekali tidak memberikan respon apapun atas segala pengobatan yang tim medis berikan. Tapi hari ini secara ajaib, tubuh Kaila terus terlonjak seakan-akan dia kena sentrum tingkat tinggi.


“cepat ambil Defibrilator.” Teriak kepala tim medis yang bertanggung jawab atas pengobatan Kaila pada anggotanya.


Defibrilator merupakan alat yang digunakan untuk mengatasi aritmia. Karena pada saat pasien mengalami kondisi ini, irama jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau dengan ritme yang tidak biasa. Jika jantung berdetak terlalu cepat, kondisi ini disebut takikardia. Sementara itu, jantung yang berdetak terlalu lambat disebut bradikardia.


Selama mengalami aritmia, jantung mungkin tidak bisa berfungsi dengan normal, sehingga mungkin jantung tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh secara normal. Hal ini bisa menyebabkan volume darah yang dipompa keluar jantung tidak sesuai dengan kebutuhan organ tubuh lainnya. Sehingga di perlukan alat ini untuk mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung guna membantu merangsang agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi dengan normal.


Tubuh Kaila yang mendapatkan kejut listrik tersebut terlihat terlonjak kaget lebih keras dari sebelumnya sebagai respon yang diberikan. Setelah beberapa kali mendapat kan kejut listrik akhirnya semuanya kembali terlihat normal di monitor...Dan semua orang di ruangan itu pun dapat bernafas lega untuk sesaat. Tapi ada satu hal yang mereka semua tidak sadari ketika tubuh Kaila di berikan kejutan listrik tadi kini terlihat normal sebuah jiwa seringan kapas telah terlempar keluar hingga menembus beberapa benda yang ada di hadapan tempat tidur Kaila.


“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!” teriak Hanjo yang terjun bebas atau lebih tepat nya nyungsep ke lantai yang berjarak sekitar delapan meter dari tempat tidur Kaila.


“apa yang terjadi?” seru Hanjo, melihat sekelilingnya sambil memegangi tubuhnya yang terasa sakit sebab terhempas ke lantai.


“Kenapa ada ramai sekali orang di kamar ku?” Ujar Hanjo berusaha untuk berdiri. Hanjo terus melihat ke depan ke arah tempat tidurnya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang disini.


Hanjo pun berjalan mendekati kerumunan itu. Orang pertama yang dia tanyai adalah Nania yang berdiri terpisah daei kerumunan orang. Nania saat itu berdiri agak ke belakang dari pada yang lainnya.

__ADS_1


“Nania ada apa?” tanya Hanjo sambil terus mencoba melihat ke dalam kerumunan itu tanpa menoleh pada Nania. Tapi tidak terdengar jawaban apapun dari Nania. Hanjo pun akhirnya menoleh pada Nania. Dan Hanjo heran mengapa sepupunya itu hanya melihat ke arah depan tanpa menoleh balik padanya.


“Hei Naniaa!!! Apa kau tidak mendengar ku!!!” teriak Hanjo lalu menepuk lengan Nania yang ada disebelahnya.


Namun alangkah kagetnya Hanjo ketika tangan nya ternyata tidak bisa menyentuh Nania. Tangan nya kini terlihat seperti hologram yang biasa dia lihat di pilem-pilem.


“apa yang terjadi?” Ujar Hanjo panik. Dan masih mencoba untuk memegang Nania namun tetap nihil. Dia tetap tidak bisa menyentuh sepupunya itu.


“ada apa ini?” Hanjo pun berlari ke depan. Terlihat kakek dan neneknya pun ada disana bersama Arthur dan juga beberapa orang dokter.


“syukurlah Kaila tidak kenapa-napa!” seru Agatha, nenek Kaila sambil memegangi tangan Kaila. Kaila sangat terkejut mendengar kondisi Kaila yang tiba-tiba bereaksi seperti tadi. Dia cemas, kalau-kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Kaila.


“Kau benar sayang. Syukurlah cucu kita tidak kenapa-napa.” Ucap Danil, menatap iba pada cucunya yang sudah terbaring koma selama setahun ini. Sama halnya dengan Agatha, Danil pun belum siap jika hal buruk kembali menimpa cucunya yang malang ini.


“Kami akan keluar dulu tuan. Nanti dokter Milia akan datang melihat kembali kondisi nona muda.” Ujar kepala tim medis itu.


Para dokter pun berjalan menuju pintu keluar sambil menembus tubuh Hanjo yang berdiri tepat disamping Aghata.


Hanjo yang melihat semua kejadian ini hanya bisa menitikkan matanya. Menyadari orang-orang tidak bisa melihatnya dan melihat dirinya terbaring koma di atas ranjang besar itu. Hanjo sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi kini semua ingatan nya telah kembali. Mulai dari peristiwa tabrakan maut itu hingga dia pingsan karena ulah Sky yang menggonta ganti wajah seenaknya. Bahkan pertemuannya Diego pun dia ingat semuanya.


Hanjo menatap dirinya sendiri yang terbaring di ranjang besar itu sambil berkata, “Nama ku Kaila.. Kayla Maura.” Seru Hanjo yang kini sudah ingat semua nya.


***bersambung.....

__ADS_1


__ADS_2