Help Me, Mr. Ceo

Help Me, Mr. Ceo
BAB 6#Tolong bantu aku ( 7)


__ADS_3

“Aku sudah selesai. Kau akan mengikuti ku dengan kaki mu sendiri atau aku harus menahan tangan mu seperti tadi agar mengikuti ku?” Seru Diego pada ku.


Tentu saja aku tidak ingin dia memegang tangan ku seperti tadi, selain itu menyakitkan, aku merasa ada sesuatu yang aneh ketika dia memegang tangan ku.


“aku akan berjalan sendiri.” Jawab ku akhirnya.


Sebenarnya tidak buruk juga kejadian ini sebabkan hasil akhirnya sama saja yaitu akau dapat berjumpa langsung dengannya walaupun cara nya yang sedikit membuat hati squat jump tak karuan.


“kalau begitu ayo ikut aku. Dan jangan pernah berpikir untuk kabur dari ku!”Ujar nya.


Aku pun berjalan disampingnya.


Di lobi bawah kami bertemu dengan pria tadi yang akhirnya ku ketahui bernama James dan dia adalah asisten si Diego.

__ADS_1


Kami pun menuju depan kantor sebab mobilnya Diego sudah menunggu disana.


“James, kau duduk di depan.” Ujar Diego pada asistennya.


“Untuk apa dia meminta ku duduk di depan, bukankah dari kemaren aku juga duduk di depan.” Gumam James dalam hati yang bingung untuk Diego menekan kan hal itu tapi dia tetap membuka pintu mobil bagian depan dan masuk ke dalam mobil.


Diego menoleh pada ku. Dari tatapannya aku langsung paham kalau dia meminta ku untuk duduk di belakang bersama nya.


Aku pun mendekat ke arah pintu mobil yang dibukakan oleh Diego. Diego langsung mundur kebelakang seakan-akan sengaja untuk memberikan jalan pada ku.


Tapi bosan juga hanya diam seperti itu. Hanya mendengar celotehan asistennya yang bernama James itu tentang urusan kantor dan beberapa hal yang tidak aku pahami.


Kami pun sampai disebuah gerbang yang besar dan sangat tinggi..

__ADS_1


Suara si asisten yang sedari tadi nyerocos tidak jelas kini malah tidak terdengar sama sekali. Seakan-akan dia memang sengaja untuk diam.


“apa ini adalah rumah nya?” tanya ku dalam hati sambil melirik sekilas pada Diego yang duduk tenang disamping ku.


“Astaga!!!!” teriak ku sambil memegang erat lengan Diego sebab tiba-tiba sebuah wajah nenek tua menempel di kaca mobil.


Diego yang tangan nya ku pegang sepertinya tidak merespon sedikit pun.”mantap juga aktingnya.” Seru ku dalam hati.


Tapi setelah ku pikir-pikir untuk apa aku takut? Bukankah aku juga hantu? Hantu takut sama hantu? Sungguh mempermalukan diri ku sebagai hantu. Aku pun melepaskan tangan ku pada lengan Diego. Tapi tetap saja aku tidak mau menoleh ke kaca sebelah kanan ku sebab aku yakin hantu nenek -nenek itu masih ada nempel disana.


Aku melihat ke arah jendela yang ada di sebelah kiri Diego. Berharap hantu itu tidak bertukar posisi tapi sayang –


“Aaaaaa!!!!” pekik ku kuat sebab kali ini wajah wanita hancur yang nemplok di kaca mobil sebelah kiri Diego. Dan apa kalian tahu, kali ini aku tidak lagi menggenggam lengan Diego yang ada disebelah ku. Kalian tidak berpikir kalau aku sudah menjadi lebih pemberani kan? Sebab kalau kalian tahu apa yang baru saja aku lakukan ketika aku melihat wajah wanita hancur yang nemplok di kaca, kalian pasti akan sangat memandang rendah diri ku sebagai hantu sebab aku spontan langsung memeluk Diego dengan sangat erat dan membenamkan wajah ku pada dada bidangnya. Awas kalau ada yang bilang itu so sweet karena aku sendiri langsung merasa riwayat ku langsung tamat begitu aku melepaskan pelukan pada Diego itu.

__ADS_1


***bersambung.


__ADS_2