
__ADS_3
Sudah lama berteman dengan Diego bukan berarti Arya sudah pernah datang ataupun menginap di rumah Diego. Secara mereka tinggal di kota yang berbeda dan persahabatan mereka pun sebenarnya terjadi hanya karena bisnis keluarga mereka.
Arya sebagai anak orang kaya terpandang di kota sebelah kota Diego tinggal memiliki yayasan rumah sakit yang sangat besar di kota tersebut. Bahkan sebagian besar rumah sakit elit di kota itu adalah milik ayah nya Arya. Sedangkan Diego, keluarganya juga menjalankan usaha yang sama dengan keluarga Arya di kota tempat mereka tinggal hanya saja selain bisnis di dunia medis, keluarga Diego juga menjalankan bisnis lain yang di handle langsung oleh Diego.
Arya melihat arloji nya dan hari sudah mulai memasuki tengah malam. "Heemm.. apa benar Diego tinggal disini?" Ucap Arya yang menyetir sendirian di dalam mobilnya itu dan terus mengikuti mobil Diego yang tepat yang ada di depannya.
"Dari gerbang depan menuju rumah nya sangat jauh." Keluh Arya yang sebenarnya merasakan sedikit takut sendirian di dalam mobil itu. Bagaimana tidak, baru beberapa saat yang lalu Arya berwisata malam bersama Diego di sebuah gedung kosong.
Arya memegang kuduknya, dia merasakan semilir angin wara wiri di tengkuknya. "apa AC mobil ini terlalu kuat ya?" Arya sengaja mencari-cari pembenaran dari situasi yang mulai creepy yang dirasakannya saat ini.
Arya pun mengotak atik pendingin mobilnya. Setelah puas mengotak atik pendingin mobil itu Arya kembali mencoba fokus untuk membawa mobil mengikuti mobil Diego yang berada tepat di depannya.
"Mungkin aku sudah terlalu lelah!!" Ujar Arya kembali menyemangati dirinya. Dia tidak ingin membiarkan pikirannya berpikir kalau di dalam mobil itu dia tidak sedang sendirian.
Semakin dia mencoba untuk menjatuhkan pikiran itu dari saraf-saraf otaknya, semakin pikiran itu mengambil alih semua jalur di dalam otak Arya.
"Diego sudah mengalahkan semua demit-demit itu, saat ini semua sudah aman terkendali Arya!!" Seru Arya dengan suara keras agar nyali nya yang sudah kocar kacir tadi kembali pada tempatnya.
"Apa kita perlu mengganggu manusia yang satu ini?" Kata setan si nenek tua yang memang suka jahil setiap kali ada orang baru yang masuk ke rumah Diego. Tidak ada orang baru yang tidak dijahili nya.
"Tapi apa kau tidak lihat,. dia baru dihembus saja kuduknya sudah terpancar aura ketakutan yang sangat kuat dari dirinya," jawab si miss K yang jadi ragu untuk mengganggu Arya. Gak menantang gitu pikir miss Km
"yang begini ini yang bikin seru.. !" Ujar di setan nenek-nenek mencoba mempengaruhi pemikiran miss K.
"coba kau perhatikan ya!!" Ujar setan si nenek-nenek.
Si setan nenek-nenek pun memulai aksinya. Dia pindah duduk ke samping Arya yang sedang memaksakan dirinya untuk menyetir itu. Arya benar-benar sengaja tidak mau melihat ke arah spion mobilnya, baik yang ada di hadapannya maupun yang ada di kiri dan kanan.
__ADS_1
Namun dalam kekhusyukan Arya menyetir, tiba-tiba radio di mobil Arya berbunyi sendiri padahal dari tadi Radio itu dalam keadaan mati.
Arya auto menarik nafas dalam-dalam. "apa ini?" gumamnya dalam hati.
Dan Arya pun teringat ucapan Diego bahwa para pekerja kontruksi nya sudah bisa mulai bekerja lusa. Berdasarkan ucapan Diego itu artinya para hantu yang ada di gedung kosong itu pasti sedang dalam rangka pindah rumah dong. "apa jangan-jangan saat ini mereka sedang numpang di mobil ini untuk cari rumah baru mereka?" Arya jadi bergidik ngeri sendiri memikirkan kemungkinan itu. " Malam ini tidak akan menjadi sangat panjang seperti ini kan tuhan?" Gumam Arya dalam hati.
Arya sengaja meluruskan pandangnya ke depan ke mobil yang sedang dikendarai oleh Diego itu, tapi tangan kirinya sedang mengarah dengan cepat untuk mematikan radio yang hidup sendiri itu. Dia takut kalau nanti tiba-tiba ada yang menyapa nya dari dalam radio itu, bisa mati kejer Arya saat itu juga.
"untunglah ..." seru Arya tenang ketika radio itu tidak melawan saat di matikan oleh Arya. Arya pun kembali memfokuskan diri mengikuti mobil Diego yang masih setia berada di depannya.
"Kenapa rumah dan gerbang mu ini jauh sekali sih Diego!! Gimana nasib para babang go food yang mengantarkan makanan kesini pasti merasa tertipu ini, alamat yang nyampai di aplikasi nya alamat gerbang depan cuma untuk ngantarin makanan ke dalam habis minyak seliter."" Oceh Arya untuk menghilangkan rasa takutnya. Sekaligus dia memang bingung dengan penataan rumah Diego yang kalau malam-malam seperti ini terkesan sangat menakutkan, persis kayak lagi jalan di tengah hutan. Kalau di lihat kiri dan kanan ada banyak sekali pohon-pohon tinggi menjulang, hanya saja Arya tidak bisa memastikan apakah itu pohon cemara atau bukan sebab dia terlalu takut untuk melihat ke arah pohon-pohon tersebut. Andaikan itu adalah pohon cemara kan enak juga di bawa nyanyi naik-naik ke puncak gunung, pikir Arya.
"dari pada sepi, nyanyi ah!!" Seru Arya. Dalam hati nya Arya merasa akan lebih baik kalau dia yang nyanyi dari pada radio itu yang nyanyi sendirian malam-malam seperti ini.
Dan Arya pun mulai bernyanyi....
Naik, naik ke puncak gunung...
Tinggi, tinggi sekali....
Tinggi, tinggi sekali....
Kiri, kanan, kulihat saja..
Banyak pohon cemara......
Kiri, kanan, kulihat saja....
__ADS_1
Banyak pohon cemara.....
"wah asik juga nih! Ulang sekali lagi ah..." Arya merasakan kalau rasa takutnya sedikit menghilang.
"Eheemm.. heem..." Arya cek suara nya terlebih dahulu, kemudian dia mulai kembali bernyanyi..
Naik, naik ke puncak gunung
Tinggi, tinggi sekali
Naik, naik ke puncak gunung
Tinggi, tinggi sekali
Kiri... Tiba-tiba lidah Arya merasa kelu, sebab ketika tanpa sengaja dia melihat ke kiri karena terbawa irama dan lirik lagu yang sedang dinyanyikan itu. Dan Arya pun melihat wajah nenek-nenek nemplok di kaca mobilnya sebelah kiri..Arya pun menelan salivanya dan memutuskan untuk terus bernyanyi.
kanan,..... dengan penuh rasa takut Arya mencoba mengabaikan apa yang baru saja di lihatnya dan melanjutkan lagunya agar memberi kesan pada hantu di sebelah kiri itu bahwa diri nya tidak melihat kalau hantu itu ada disana.
Namun entah mengapa, Arya bukan hanya meneruskan lagunya, eh dia malah menolehkan kepala nya ke sebelah kanan mengikuti lirik lagu itu sekali lagi. Dan terlihatlah sesosok wajah Kuntilanak yang sedang menyeringai dengan mata hitam legam menatap ke arah Arya sambil ikut menggoyangkan kepala nya ke kiri ke kanan seakan-akan mengikuti irama lagu yang tengah Arya nyanyikan..
Karena tidak dapat lagi menahan rasa shock yang sudah naik turun dari kepala ke kaki lalu ke kepala lagi, Arya langsung menekan keras klakson mobilnya dan langsung berhenti di tempat.
Diego yang sebenarnya dari tadi memperhatikan mobil Arya dari kaca spionnya hanya bisa berkata, "seharusnya aku tidak memperkerjakan satpam dari dunia lain seperti mereka berdua...
**Bersambung...
jangan lupa like..komen dan Vote yo cinto...🥳
__ADS_1
__ADS_2