
__ADS_3
“ayo ikuti aku ke ruangan itu. Pemilik gedung tua pasti ada disana.” Ujar Diego pada Hanjo.
Hanjo pun menurut apa yang Diego katakan. Dia mengikuti Diego masuk ke dalam ruangan yang ditunjuk oleh Diego. Sesampainya di dalam...
“tempat apa ini Diego?” tanya Hanjo, melihat ruangan yang baru saja dia masuki berbeda dengan ruangan yang lainnya. Ruangan ini lebih terang dan lebih manusiawi daripada ruangan-ruangan yang telah mereka lewati tadi. Tapi jangan kira bulu kuduk mu tidak akan berdisko ria disini sebab meski ruangan ini terang dan kelihatan nyaman, aura mistis terasa lebih kental di ruangan ini.
“Diego?” Seru seorang wanita dari balik cermin besar di ruangan itu. Wanita itu terlihat sangat cantik. Tapi apa yang dilakukan oleh seorang wanita cantik di dalam sebuah cermin?
Hanjo berdiri di belakang Diego langsung mengeluarkan kepala nya dari sisi sebelah kanan Diego.”Apa wanita itu baru saja memanggil mu Diego? Apa kau mengenalnya?” tanya Hanjo yang sangat penasaran siapakah gerangan wanita cantik di dalam cermin besar itu.”apakah dia pemilik gedung tua ini?” celetuk Hanjo, pelan.
Diego tidak memperdulikan semua celotehan Hanjo. Dia berjalan mendekat ke cermin besar yang di dalamnya ada wanita cantik itu.
“apa kabar mu Lili?” Diego menatap lekat mata wanita cantik yang dipanggilnya dengan sebutan Lili itu.
Diego menempelkan tangannya ke cermin itu, seakan – akan dia sedang menyentuh pipi wanita cantik itu.
“Aku baik-baik saja Diego.” Jawab Lili dari balik cermin.
Kini Diego dan Lili sama-sama menyentuh permukaan cermin itu. Tangan mereka seakan menyatu. Berusaha untuk saling melepaskan rindu.
“Maafkan aku. Aku baru bisa hari ini datang menemui mu.” Ujar Diego, lembut. Dan sang wanita cantik pun membalasnya dengan sebuah senyuman yang Indah.
__ADS_1
“Aku kira kau sudah melupakan ku Diego.” Ujar Lili dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“Aku tidak pernah melupakan mu Lili. Tidak sedetik pun dalam hidup ku.” Ungkap Diego.
“Dimana dia?” Diego bertanya kepada Lili keberadaan pemilik gedung tua.
“Diego?!!” Panggil Hanjo yang terdengar ketakutan. “apakah kau sudah selesai berbincang dengan wanita itu?” Suara Hanjo terdengar gemetar.
Diego pun langsung menoleh ke belakang. Mata nya langsung menatap tajam makhluk hitam besar yang sedang berdiri di belakang Hanjo dan tangannya yang memiliki kuku-kuku panjang itu sedang menyentuh pipi Hanjo. “Pantas saja Hanjo terdengar ketakutan. Rupanya dia ada di belakang Hanjo.” Gumam Diego dalam hati.
“Diego...” sapa pemilik gedung tua itu pada Diego dengan suara parau yang menjadi ciri khasnya. “tak ku sangka kau dapat dengan cepat membawakan apa yang aku inginkan.” Ujar nya pada Diego sambil masih menyentuh pipi Hanjo. Hanjo terlihat sangat ketakutan hingga dia tidak berani untuk membuka matanya.
“apakah dia sosok yang kau cari?” walaupun wujud makhluk itu sangat menakutkan tapi Diego tidak pernah sedikitpun merasa takut berhadapan dengannya.
“maksud mu dia belum mati?” Diego teringat kata si setan kakek tua semalam bahwa dia mencium hawa manusia tipis-tipis pada Hanjo. “Jadi benar dia belum mati?” gumam Diego dalam hati. Tiba-tiba hati nya menjadi bimbang untuk menukar jiwa Hanjo dengan jiwa Lili kekasihnya.
Sejak bertemu dengan Hanjo pertama kalinya dan tahu Hanjo dapat menyentuh dirinya, niat Diego memang akan menggunakan jiwa Hanjo sebagai penukar jiwa kekasih nya Lili. Itulah mengapa Diego memaksa Hanjo untuk ikut pulang bersama nya. Dia ingin memastikan apakah Hanjo adalah benar sosok yang diinginkan oleh pemilik gedung tua atau bukan. Namun karena semua setan di rumah nya tidak ada yang tahu pasti akan hal ini, akhirnya Diego terpaksa datang bersama Hanjo langsung ke gedung tua untuk mengecek apakah Hanjo adalah sosok yang pemilik gedung tua maksud kan. Tapi setelah mendengar perkataan si pemilik gedung tua ini kalau Hanjo belum mati sepenuhnya, membuat Diego ragu.. Hati nurani nya sebagai manusia mengatakan bahwa ini terlalu kejam untuk Hanjo.
“apakah kau menjadi ragu Diego?” tanya si pemilik gedung tua.
Diego melihat sekilas pada Hanjo yang sedang menutup mata nya itu. “apa sebenarnya yang akan pemilik gedung tua ini lakukan pada Hanjo?” Pikir Diego dalam.
__ADS_1
“aku bisa mendengar bisikan hati mu Diego. Kau ragu .. hahaha.. kau ragu. Apakah jiwa gadis ini lebih berharga dari jiwa kekasih mu itu?” terdengar suara parau itu tertawa, lebih tepatnya menertawai niat Diego yang mulai goyah.
“Tekad ku sudah bulat. Jika dia adalah sosok yang kau inginkan maka kau boleh memiliki nya. Dan segera lepas kan Lili.” Ujar Diego, dengan mantap.
Hanjo yang mendengar perkataan Diego, langsung membuka mata nya. Jari dan kuku panjang si pemilik gedung tua yang masih namplok di pipi nya, kini tidak membuatnya merasa takut sebab fakta kematian untuk kedua kali yang akan menghampirinya lebih menakutkan dari pada jari-jari dan kuku-kuku panjang itu.
“Kau yakin Diego? Kau ingin menukarkan jiwa murni gadis ini dengan jiwa kelam milik kekasih mu itu?” tanya pemilik gedung tua sekali lagi.
“kau tidak perlu berulang kali bertanya hal itu pada ku. Sebab jawaban ku akan sama. Aku akan membawa pulang Lili dan dia akan disini bersama mu.” Ujar Diego penuh keyakinan.
“Diego..” kini suara Hanjo tidak terdengar gemetar seperti orang yang ketakutan lagi tapi gemetar karena menangis. Hanjo benar-benar tidak menyangka Diego yang dikira nya adalah orang yang akan membantunya ternyata malah dengan tega menggunakan jiwa nya sebagai pengganti Jiwa wanita di dalam cermin itu.
Mata Hanjo yang berkaca – kaca itu menatap Diego dengan sejuta rasa sedih di dalam nya. Satu persatu air mata menetes di pipi Hanjo. “jadi inikah akhir diri ku?” Ujar Hanjo.
Awalnya ketika mendengar pemilik gedung tua mengatakan kalau Hanjo belum mati, terbersit sebuah harapan untuk menemukan raganya dan kembali menjadi manusia. Namun ketika mendengar Diego ingin menyerahkannya kepada pemilik gedung tua, hati Hanjo menjadi sakit. Dia tidak menyangka, manusia ternyata lebih menakutkan dari setan.
“Baiklah, jika itu adalah keinginan mu.” Pemilik gedung tua, membuka portal dari dalam cermin. Dari portal itu, Lili keluar dengan seulas senyum bahagia sebab ia bisa kembali bersama Diego.
“bawa lah jiwa yang tidak berguna itu dengan mu. Tapi kau harus bisa memastikan kau segera mendapatkan kalung tujuh bintang untuk menghidupkan wanita ini kembali dalam waktu empat puluh sembilan hari dari kecelakaan setahun yang lalu. Kalau tidak jiwa nya akan musnah.” Terang si pemilik gedung tua.
“kalung tujuh bintang?” Seketika Hanjo merasa dia mengenali benda itu.”Apakah kalung yang aku pakai saat ini adalah kalung yang Diego cari?” Gumam Hanjo dalam hati.
__ADS_1
**bersambung...
__ADS_2