
__ADS_3
“jadi begini lho maksudnya hantu yang no identitas…..”Si setan botak mulai menjelaskan.
“disana itu kan banyak orang,”ujarnya lalu berhenti sesaat untuk mengeluarkan senyum jahilnya.
“so?” ujar ku yang masih tidak paham maksud perkataannya.
“nah, mereka kan tidak melihat kita, jadi kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan pada mereka misalnya mencubit hidungnya, meninju wajah nya atau hal lainnya.” Jelasnya sambil tersenyum lebar.
“tapi apa guna nya kita melakukan semua hal itu. Toh mereka juga tidak dapat merasakan apapun pada saat kita melakukan itu!” ucap ku yang menjadi tidak paham dengan jalan pikiran si setan botak.
“just for fun!!” gumamnya sambil menarik tangan ku bersama.
Akhirnya mau tidak mau aku pun terpaksa ikut ke taman itu. Sesampainya di taman itu, dia langsung melepaskan tangan ku. Dan berlari kesana kemari. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya melakukan hal yang menurut ku itu sangat kekanakan sekali. “Bukan kan dia sudah memiliki gelar doktor, kenapa tingkah nya malah seperti anak-anak begitu! Kayaknya mulai sekarang dan ke depannya aku tidak usah memanggilnya setan botak lagi, bagus dia ku panggil setan stress saja.” Kekeh ku dalam hati.
Ku perhatikan si gunawan mulai mengisengi orang-orang yang ada di taman.
Coba lihat lah disana tingkah si setan botak itu, di seakan-akan berkaca di kepala seorang laki-laki yang sama botaknya dengan dirinya.
“Eh Gunawan!! Apa yang kau lakukan !!! seakan-akan kau punya rambut saja!!” teriak ku pada sis setan botak dari tempat ku berdiri yang cukup jauh dari nya.
Si setan botak yang mendengarkan teriakan ku itu bukannya berhenti melakukan hal aneh tersebut, tapi kini dia malah mengejek ku sambil berkata, “kalau iri ..bilang bosque!!” dia pun berlari dan mampir ke tempat yang lain untuk melakukan kejahilan yang lain disana.
“apa aku harus mengikutinya terus hingga di mbak hantu datang??” gumam ku lalu duduk si sebuah bangku berwarna putih di taman itu.
Ketika aku duduk di bangku itu, aku tahu ada seorang laki-laki berkacamata hitam tengah asik membaca sebuah buku. Dalam pikiran ku, pasti dia adalah seorang manusia. Lihat saja gaya nya parlente sekali. Aku menoleh pada nya sesat dan berkata,”memangnya bisa membaca buku dengan kata mata hitam seperti itu!” lalu luruskan lagi pandangan ku ke depan sebab percuma saja aku ngomong toh dia juga tidak akan mendengar apa yang aku katakan.
Aku menaikan kaki ku ke atas kursi taman itu. Ku lihat ke arah bawah dan hanya ada sepatu sebelah kanan ku yang terlihat disana. Lalu aku pun meringis mengenang nasib ku. “heh...apa-apaan ini!! Sepatu sebelah kiri saja aku tidak punya!! Apa aku ini hantu kere!!” gerutu ku kesal pada nasib ku sendiri. Lalu ku topangkan dagu ku ke tangan agar aku dapat melihat dengan jelas sepatu yang selama ini ku pakai. Dalam pikiran ku tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan, ”tapi kenapa sepatu ini hanya ada sebelah ya?” aku mulai seperti hantu bego yang killing time dengan memikirkan urusan sepatu lusuh.
“Hei Hanjo!!! Ngapain kau bengong sendirian disini!!”tiba-tiba si setan botak menghampiri ku dan pasti sudah melihat tampang bodoh ku yang sedang memikirkan tentang sepatu.
“aku hanya berpikir kemana sepatu yang sebelah kiri ya?”jawab ku polos.
Kini si setan botak berjongkok di depan ku dan ikut-ikutan memperhatikan sepatu ku yang tinggal sebelah itu.”ia juga, kenapa sepatu mu hanya sebelah saja Hanjo?” kini kami berdua persis seperti dua setan yang kurang kerjaan di taman itu.
__ADS_1
“Dan baju mu.. kenapa aku baru sadar kalau baju mu sangat lusuh!”ujar si setan botak sambil menyentuh ujung gaun ku yang terjulur ke bawah.
“apa ini?” apakah ini noda tanah?”tanya nya sambil mengusap noda kuning yang mirip noda tanah kuning itu.
“entah lah aku tidak ingat!!”jawab ku sambil mengangkat bahu sebab memang aku tidak ingat apa-apa kan! “sudah jangan dipikirkan lagi!! Kalau kau sudah selesai sebaiknya kita kembali ke tempat tadi mana tahu si martina sudah datang.” Ajak ku pada si setan botak.
SI setan botak pun berdiri dari jongkoknya. Dan menoleh pada pria yang sedang duduk di sebelah ku.
“Hanjo!! Liat lah pria aneh ini! Dia membaca dengan menggunakan kacamata hitam!!” seru si setan botak sambil tertawa...
“Sudah jangan di ganggu! Ayo kita pergi saja.” Aku ingin cepat kembali ke tempat tadi biar kami cepat pula bertemu dengan pria yang di cerita kan oleh si hantu wanita. Tapi si setan botak ini sepertinya memang sudah stress atau memang memiliki tingkat kejahilan yang tinggi sebab ia terlihat ingin mengisengi pria berkacamata hitam yang duduk disebelah ku itu.
“tunggu sebentar...” Ucap nya sambil mengeluarkan sebuah senyum jahil.
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebab aku larang pun pasti dia tidak akan mendengarkan. Lagi pula si pria itu juga tidak akan merasa apa-apa. Jadi ya sudah lah, pikir ku.
Gunawan alias si setan botak sudah siap-siap untuk mengisengi si pria berkaca mata hitam. Namun ketika ia meletakan tangan nya di depan wajah si pria berkacamata hitam...tiba-tiba.....
“apa yang kau lakukan!!!” tangan Gunawan tiba-tiba ditangkap oleh laki-laki itu.
Gunawan yang kaget karena pria itu memegang erat tangannya sampai saat ini masih tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa menatap lurus ke mata pria itu yang saat ini ditutupi oleh kacamata itu.
“siapa kau!!!cepat lepaskan teman ku!!” Ujar ku sambil memegang pergelangan tangannya. Ya, aku bisa memegang pergelangan tangan nya. Fix, pasti pria ini juga adalah hantu seperti aku dan gunawan. Tapi mungkin saja dia sudah lama matinya sehingga kemampuannya jauh diatas kemampuan kami yang asih remahan peyek ini.
Pria yang ku pegang tangannya ini malah menoleh kepada ku sambil melepaskan kacamatanya. Kini aku dapat melihat wajah seorang pria yang sangat tampan terpampang jelas di hadapan ku. Hanya saja dari pancaran mata nya terlihat sebuah kebingungan yang ia arahkan pada ku.
“kau bisa menyentuh ku?” ujarnya diikuti beberapa kerutan yang muncul di keningnya yang putih mulus itu.
“tentu saja aku bisa menyentuh mu !! kau saja bisa menyentuh teman ku!! Mengapa aku tidak bisa menyentuh mu!”balas mu sambil nyolot.
Pria itu menatap ku tajam. Dan tatapannya itu membuatku menelan saliva ku,.”dia memang tampan tapi aura nya mengerikan sekali.” Gumam ku dalam hati.
“Hanjooo...la-ri!!!”Seru Gunawan. “pria in berbahaya!!” Gunawan meminta ku untuk melarikan diri tapi sayangnya pria itu dengan cepat membuang kacamata yang ada di tangannya dan segera menangkap tangan ku yang sedang memegang tangannya.
__ADS_1
Kini kami semua saling berpegang tangan atau lebih tepatnya si pria yang sudah tidak berkacamata itu memegang tangan ku dan Gunawan.
“Siapa kau sebenarnya!” tanya pada ku sambil menatap tajam.
“cepat lepaskan kami!!” Seru ku sambil terus meronta.
“aku tidak akan melepaskan diri mu sebelum kau mengatakan pada ku makhluk apa kau sebenarnya! Mengapa kau bisa menyentuh ku!!”tanya si pria itu sekali lagi.
“Kau!! Aku!! Dan dia!! Kita semua sama-sama!! sama-sama hantu!!!” jawab ku dengan wajah sewot. “apa dia tidak tahu kalau kita juga hantu seperti dirinya!!” gumam ku dengan suara pelan tapi aku yakin pasti masih dapat didengarnya.
“kau hantu??” tanya si Pria itu seakan-akan tidak yakin dengan apa yang baru saja aku katakan.
“tentu saja!! Memangnya kau saja yang bisa jadi hantu di dunia ini!! Cepat lepaskan tangan ku!! Sebagai sesama hantu dilarang saling melukai!” sungut ku pada nya yang terlihat semakin bengong setelah aku katakan bahwa aku adalah hantu seperti dirinya.
Si pria itu pun mengalihkan pandangannya pada gunawan yang masih dalam mode terpaku.
“apa kau juga hantu?”tanya pada gunawan.
Gunawan mengangguk cepat seakan-akan dia sangat ketakutan.
“kalau begitu coba sentuh aku dengan tangan mu yang satu lagi!!” perintah si pria itu pada Gunawan.
Gunawan menatap ku seakan-akan bertanya pada ku apakah dia harus melakukan itu atau tidak.
“Gun!! Lekas lakukan yang dia minta! Kalau perlu sentuh dengan tenaga super!!” Ujar ku.
Gunawan pun berlahan mengangkat tangannya. Aku dapat melihat tangan itu seperti mengigil. “ya ampun Gun!! Kau itu hantu! Masa hantu takut sama hantu!!!!” ujar ku kesal yang melihat tindakan pengecut gunawan.
Gunawan pun memukul tangan pria itu dengan sekuat tenaga sambil memejamkan mata dan ternyata...
“aku tidak bisa menyentuhnya!” gumam Gunawan sambil mengulang memukul tangan pria itu berkali-kali. Tapi hasilnya tetap saja nihil.
Aku yang sudah mati ini merasakan aliran darah ku berhenti mengalir melihat kejadian itu,”bagaimana bisa Gunawan yang lebih senior sedikit dalam dunia kematian ini tidak bisa menyentuh pria itu sedang kan aku seorang hantu kemaren sore bahkan bisa menyentuh bahkan menggengam tangan pria itu.
__ADS_1
“kau lihat!! Sekarang cepat katakan siapa diri mu! Mengapa kau bisa menyentuhku!! Bahwakan memegang ku!! Cepat jawab!! Atau ku musnahkan roh kalian berdua!” ancam pria itu dengan tatapan dinginnya yang membuat ku bergidik.
#bersambung.....
__ADS_2