
__ADS_3
“sudah!! Sudah!! Cepat tunjukan jalannya! Kau sendiri kan yang bilang kalau kita harus tiba disana sebelum sore!!” Hanjo pun berjalan mendahului Diego.
“Bukan belok kesitu!!” Seru Diego dari belakang Hanjo. “Tapi belok ke sini.” Diego pun berbelok ke arah yang di tunjukan pada Hanjo.
Hanjo menepuk jidatnya!! “Bodohnya!!!” umpatnya pada dirinya sendiri.
Hanjo pun mempercepat langkah kakinya untuk menyamai langkah kaki Diego yang terkesan sangat cepat itu.
“WhoooooooOooossssssshHHhh....” sekelabat bayangan itu kembali muncul tapi kini yang merasakannya adalah Diego.
“aaaakh!!” teriak Hanjo sambil memegang keningnya yang tertabrak punggung Diego yang kokoh bak tembok cina itu.
“kenapa kau berhenti mendadak seperti itu!!!!” Ujar Hanjo marah, dan masih asik mengusap keningnya.
“Ssttzz!!” Diego memberikan isyarat pada Hanjo untuk diam. Diego terus melirik ke kiri dan ke kanan melalui ujung matanya.
Hanjo yang melihat gelagat lain dari Diego langsung merapatkan barisan. “apa ada Diego?” tanya Hanjo sambil mengambil tangan Diego untuk dipegangnya. Dia sudah lupa kalau tadi Diego sudah menepis tangannya satu kali.
Diego yang terlalu konsentrasi melihat keadaan sekeliling mereka tidak menghiraukan Hanjo yang sudah menggenggam tangannya.
“Jangan jauh-jauh dari ku!” Ujar Diego yang disambut suka cita oleh Hanjo. Tentu saja Hanjo sangat senang ketika Diego memintanya untuk tetap berada dekat Diego. Karena memang itu yang sedari awal Hanjo ingin kan. Kalau bisa dia akan menempel di Diego.
“Kau tenang saja!! Aku akan selalu menempel pada mu.” Seru Hanjo dengan antusias, mengundang tatapan tajam dari Diego.
Hanjo yang ditatap tajam oleh Diego, bukannya takut tapi dia malah memberikan memberikan senyuman terbaiknya pada pria yang sebenarnya sudah jengkel dengan tingkahnya yang sangat absurd itu.
Diego hanya bisa menghela nafas. Dia tidak bisa membiarkan Hanjo jauh dari nya sebab dengan cara apapun Diego harus dapat membawa Hanjo bertemu dengan penghuni gedung tua.
“bersabarlah Lili... aku pasti akan membawa mu kembali.” Gumam Diego dalam hati.
__ADS_1
Diego dan Hanjo terus berjalan menuju gedung tua dengan cara bergandengan. Semakin mereka mendekati area yang dinamai gedung tua, aura-aura mistis semakin terasa semakin mencekam.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!” teriak Hanjo teras sambil memeluk erat Diego ketika sesosok mis K muncul dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas.
Dengan sigap Diego langsung memukul kepala miss K itu hingga si miss K pun terjengkang ke bawah.
“berani sekali kau memukul ku!!” Seru kuntilanak itu.
“Jangan kan memukul mu, menghancurkan arwah mu pun aku bisa!!!” Jawab Diego dengan suara lantang. Sementara Hanjo benar-benar sangat ketakutan dalam pelukan Diego.
“Kau jangan sombong!!!! Apa kau kira kau bisa keluar hidup-hidup dari sini hah!!!” Si kuntilanak pun memanggil teman-temannya dan bosnya. Mereka semua adalah para wanita yang telah di bunuh secara sadis di desa itu.
Diego melihat ada banyak sekali jumlah kuntilanak yang muncul. Walaupun tidak mungkin bagi Diego untuk melawan mereka sendirian tapi Diego masih berpikir dia masih bisa menang melawan para pasukan kuntilanak itu. Namun ketika Diego melihat lebih teliti lagi ternyata...
“makhluk apa itu?” Gumam Diego dalam hati ketika melihat sosok kuntilanak yang sedang duduk memandanginya. Ukuran Kuntilanak itu sangat besar. Bahkan dalam posisi duduk seperti itu, tinggi nya hampir menyamai tinggi sebuah gunung.
“Tidak ada cara lain!!” Diego melihat sekelilingnya dengan seksama.
“Hanjo!!! Kau dengar aku??” Gumam Diego pelan.
Hanjo yang masih ketakutan hanya bisa mengangguk tanpa bersuara untuk memberi tanda bahwa dia mendengar apa yang Diego katakan.
“Dalam hitungan tiga,kita lari bersama ke arah kanan! Apa kau mengerti?” Tanya Diego pada Hanjo.
Hanjo pun mengangguk sekali lagi. Dan itu di arti kan oleh Diego sebagai tanda kalau Hanjo mengerti dengan instruksi yang Diego berikan.
“Tiga!!!!” Ujar Diego tanpa aba-aba satu dan dua sebelumnya.
Hanjo langsung kaget karena dada tempat sandarannya tadi menghilang begitu saja.
__ADS_1
“Diego sialan!!!” umpat Hanjo sambil ikut berlari di belakang Diego.
Kini Diego dan Hanjo berlari dengan kecepatan penuh menghindar dari pasukan kuntilanak yang mencoba mengejar mereka.
Karena mereka sudah memasuki area gedung tua, maka para kuntilanak tidak dapat mengejar meraka dengan cepat seperti yang selalu kita saksikan di pilem-pilem. Area gedung tua, adalah area milik malaikat pencabut nyawa. Tidak ada hantu atau pun manusia yang berani mendekati area itu.
“Sialan kau Diego!!!” Umpat Hanjo sambil terus berlari menyamai Diego. “kau sengaja meninggalkan ku untuk manjadi santapan para kuntilanak itu???”Sungut Hanjo yang masih tidak terima sebab aba-aba sialan yang diberikan oleh Diego.
“jangan banyak bicara!! Percepat langkah mu !! apa kau tidak melihat pasukan kuntilanak itu sudah semakin mendekat!!!” Ujar Diego dengan nafas tersengal-sengal.
“aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti Diego!!” ucap Hanjo sambil mempercepat larinya.
Dengan susah payah akhirnya mereka berhasil sampai di pintu gerbang Gedung tua.
“cukup!! Berhenti disini!!” Ujar Diego. Seumur hidup ini baru pertama kalinya dia lari dari hantu. Selama ini hantu lah yang selalu lari dari dirinya.
“Kenapa kau harus lari tadi?? Bukan kau bisa menghajar mereka?” Seru Hanjo yang tak abis pikir mengapa Diego malah memutuskan untuk melarikan diri.
“Menghajar mereka??” Ujar Diego dengan suara yang sudah naik satu oktaf.” Makanya kau jangan sibuk menyembunyikan muka mu di dada ku! Maka nya kau tidak melihat ada kuntilanak setinggi gunung di belakang para pasukan kuntilanak itu. Kalau Cuma kuntilanak-kuntilanak itu aku tidak akan takut dan memutuskan untuk melarikan diri. Tapi karena sekilas aku melihat ada kuntilanak yang posisi duduknya saja hampir menyamai tinggi gunung yang pernah ku daki, aku rasa melarikan diri adalah pilihan yang terbaik saat itu.” Jelas Diego panjang kali lebar.
Hanjo menelan salivanya. “untung aku tidak melihat makhluk itu, kalau tidak pasti tulang-tulang ku sudah kabur duluan seperti peristiwa di rumah Diego semalam.” Ujar Hanjo sambil menarik nafas lega.
“Lalu bagaimana sekarang?” tanya Hanjo pada Diego.
“Kita sudah sampai. Jadi ya kita harus masuk ke dalam dan bertemu dengan penghuni gedung tua ini.”
Diego membuka gerbang kayu itu, pembatas antara alam manusia dan alam akhirat.
***bersambung...
__ADS_1
__ADS_2