Help Me, Mr. Ceo

Help Me, Mr. Ceo
ups.. iklan lewat nih...


__ADS_3

"Maksud pak lardi...?" tanya Fitri kebingungan. Lalu pak Lardi menjawab pertanyaan Fitri dengan menceritakan kisah yang terjadi disekolah tersebut 30 tahun yang lalu. Rupanya pernah terjadi kebakaran hebat disekolah itu dulunya. Hampir setengah bangunan gedung sekolah rata dengan tanah, tak terkecuali sebuah rumah dinas yang berada dekat sekali dengan ruangan kelas IX yang sekarang menjadi ruangan belajar Fitri. Rumah dinas tersebut ditempati oleh seorang penjaga sekolah beserta seorang istri dan anaknya.


Disaat kebakaran hebat itu terjadi, penjaga sekolah beserta keluarganya tersebut sedang tertidur pulas, sehingga mereka tidak menyadari kobaran api telah melahap habis rumah yang mereka tempati. Istri dan anak penjaga sekolah tersebut tidak dapat diselamatkan. Sedangkan sipenjaga sekolah dapat menyelamatkan diri dengan luka bakar yang parah. Tapi sayangnya sampai disisa umurnya ia harus hidup dalam kondisi cacat tubuh oleh luka bakar tersebut. Setelah kejadian itulah, pak Lardi diminta oleh komite sekolah untuk menggantikan posisi penjaga sekolah disekolah itu, selain karena pak Lardi orangnya tekun dalam bekerja, ia juga merupakan kerabat dari penjaga sekolah yang lama.


Menurut cerita yang beredar dimasyarakat, dua orang korban kebakaran, yaitu istri dan anak dari penjaga sekolah itu masih sering bergentayangan disekitar sekolah. Hal ini diketahui dari cerita masyarakat sekitar yang sering mendengar teriakan minta tolong dari dalam area sekolah. Bahkan pak Lardi sendiripun pernah mengalami kejadian mistis tentang sosok ibu dan anak tadi.


Saat itu pak Lardi sedang membereskan bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai digudang tua tersebut. pada saat itu hari sudah menunjukkan pukul enam sore. Sebetulnya pak Lardi bisa saja menyambung pekerjaannya esok hari, tapi karena hanya tinggal sedikit lagi yang mau dirapikan, terpaksa ia lanjutkan saja pekerjaannya.


Ditengah kesibukannya itu, dia mendengar suara teriakan minta tolong dari bilik kecil yang ada dibagian sudut belakang gudang.


Karena pak Lardi ini orangnya suka penasaran? ia lantas pergi kearah gudang untuk sekedar mengecek suara yang menurutnya tidak asing baginya. " kok kedengarannya seperti suara tila ya..?" ungkapnya dalam hati.


Tila adalah anak dari sipenjaga sekolah yang lama, tentu saja ia kenal dengan suara tersebut karena semasa mudanya pak Lardi sering mengajak Tila bermain sewaktu ia membantu ayahnya Tila bekerja sebagai penjaga sekolah dulunya.


Setelah pak Lardi mondar mandir beberapa waktu disekitaran bilik tersebut, ia tidak menemukan seorangpun disana. Kemudian ia memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedikit lagi ia rasa akan selesai.


Tak lama setelah itu, ia kembali mendengar suara yang sama. Kali ini suara itu tidak lagi terdengar seperti meminta tolong, melainkan seperti suara seorang anak yang sedang menangis kesakitan. Tapi kali ini suara anak tersebut membuat bulu kuduknya berdiri.


Pada awalnya pak Lardi tidak merasakan sesuatu yang aneh atau menakutkan, tapi lama kelamaan ia merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Suara anak kecil tadi terus menerus terdengar bahkan seolah olah suara itu berada dekat sekali dengan posisi pak Lardi berdiri kala itu.

__ADS_1


Tidak lama setelah itu, terdengarlah suara azan maghrib. Pak Lardi pun akhirnya bisa menyelesaikan tugasnya menyusun tumpukan bangku dan meja digudang tersebut. Anehnya, sejak suara azan maghrib tadi berkumandang, tidak sedikitpun terdengar olehnya suara anak kecil yang menurutnya sangat mirip dengan Tila.


Setelah menyelesaikan pekerjaannya, pak Lardi pun pulang dengan sejuta tanda tanya dibenaknya. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Bu srie, beliau adalah seorang penjual jamu yg rumahnya tepat berada di gerbang belakang sekolah.


Bu srie pun menyapa pak Lardi. Ia pun bertanya " Darimana pak Lardi..?, kok kayaknya buru- buru?". Pak Lardi pun menjawab, " tadi habis beresin meja dan bangku rongsokan yang ada di gudang belakang sekolah bu Srie". Sesaat itu juga bu Srie langsung bertanya, " Kok pak Lardi berani sih sendirian aja di gudang itu?"


Rupanya bu Srie sering mendengar suara - suara seperti yang didengar oleh pak Lardi tadi. Beberapa saat pak Lardi terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan dari bu Srie. Kemudian pak Lardi pun bergegas melanjutkan perjalanannya menuju rumah.


Dalam perjalanan ia baru sadar kalau yang ia dengar tadi itu memang benar suara Tila, bocah yang ikut terbakar hidup- hidup bersama ibunya dalam kebakaran disekolah itu tiga puluh tahun yang lalu.


Sejak saat itu, pak Lardi merasa sudah biasa mendengar hal- hal atau cerita- cerita yang berasal dari sekolah.


"Nah, begitulah ceritanya neng", ucap pak Lardi kepada Fitri. "Lantas kenapa harus saya yang dibawa untuk masuk kegudang itu pak?", tanya Fitri. " Mungkin karena neng Fitri itu istimewa mungkin neng...", celetukan pak Lardi.


Masih banyak kejadian - kejadian mistis lainnya yang dialami Fitri. Keadaan ini sebenarnya membuat ia depresi, tapi dia sendiripun tidak mengetahui bagaimana cara menghilangkan kemampuan yang dimilikinya itu.


Kemampuan yang dimiliki oleh Fitri ini sangat menguras fikiran dan tenaganya. kenapa tidak, karena setiap kali ia bisa merasakan sesuatu, atau setiap kali ia bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata, ia merasa energinya terkuras, badannya merasa lemas, dan tak jarang pula badannya panas dingin.


Sejak kejadian di bangku SMP itu, Fitri memutuskan untuk menceritakan semua yang pernah dialami dan dirasakannya itu kepada ibunya. Ia sudah tidak sanggup lagi.

__ADS_1


Dulu Fitri memutuskan untuk tidak menghiraukan kemampuannya itu, dan menyembunyikannya dari ayah dan ibunya, karena Fitri takut akan membebani fikiran kedua orangtuanya itu.


Kini Fitri merasa ia harus berkonsultasi lagi dengan kedua orangtuanya, karena kejadian yang baru saja dia alami benar-benar sudah kelewat batas. Kejadian tadi hamlir saja merenggut nyawanya.


Andai saja pada waktu ia disuruh mengikuti makhluk tadi ke gudang sekolah, tidak dihentikan oleh pak Lardi, tentu saja ia sudah berada di dunia lain, bahkan bisa saja ia terperangkap selamanya disana.


Sesampainya Fitri dirumah, ia istirahat sejenak sambil berfikir kira-kira bagaimana cara membuka pembicaraan dengan ayah dan ibunya nanti.


"Fitri...Fitri...", terdengar suara ibu memanggilnya dari ruang tamu. " Ada apa bu?" jawab ku. " Kamu baik-baik saja nak?, kok kamu keliataannya kurang sehat?", tanya ibu. Fitri menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana cara memulai pembicaraan dengan ibunya.


Fitri adalah anak sulung dari 4 bersaudara, ayahnya hanyalah seorang petugas puskesmas, dan ibunya mempunyai usaha kecil- kecilan, untuk membantu perekonomian keluarganya, ibu Fitri membuka warung yang menjual kebutuhan harian.


****bersambung


hai kenalkan aku Bita..


jangan lupa untuk selalu dukung karya ku ya..dengan cara giving like, komen dan vote di karya ku ya kakak...


kehadiran mu disini.. sedikit mengurangi hawa horor ku ketika menulis cerita ini untuk mu....

__ADS_1


*sahabat tak kasat mata.*



__ADS_2