Cinta Sang Pria Arogan

107

Sonya terdiam. Ia tak tau harus bagaimana dan memulai dari mana. Ia terpaku melihat nisan Aida. Ya, saat ini, ia sedang berdiri di depan nisan Aida, ibu dari kedua putranya.

"Hai, Aida," ucap Sonya. Ia menaruh buket Bunga di atas nisan Aida. "Maaf, aku baru mengunjungimu. ... Aida, entah kau mendengarku atau tidak. Tapi, aku ingin meminta maaf padamu karena di masa lalu aku hadir di tengah-tengah kalian. Walaupu tanpa di segaja. Terimakasih sudah melahirkan Zidan dan Zayn. Aku berdoa, semoga kau bahagia berada di atas sana," ucap Sonya lagi.

Sedari kemarin, ia berusaha mengulik di mana makam Aida, Namun, Albert tutup mulut. Albert hanya tak ingin Sonya mengingat kenangan masa lalu.

Padahal, Sonya hanya ingin meminta maaf di hadapan nisan Aida. Mereka ber 3 sama sekali tak bersalah, Mereka hanyalah korban keegoisan orang tua. Tapi, tetap saja Sonya merasa bersalah. Walaupun dia juga korban.

Saat akan pergi, tiba-tiba ada bulu angsa hinggap di tangannya. Ia mengambil bulu angsa itu, lalu matanya melihat ke arah awan.

"Terimakasih, Aida," ucap Sonya. Ia menganggap bulu angsa yang jatuh di tangannya adalah jawaban dari Aida.

Saat berbalik, Sonya di kejutkan dengan Albert yang sudah berdiri di hadapannya.

"A-Albert kau mengikutiku?" tanya Sonya terbata-bata. Sedangkan Albert. Hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tau, Sonya takan menyerah. Saat Sonya keluar dari mansion secara sembunyi, Albert pun mengikuti Sonya, dan benar tebakan Albert, Sonya pergi ke makam Aida.

Tanpa menjawab ucapan Sonya, Albert pun mengulurkan tangan nya untuk menggengam tangan Sonya. Sonya pun menerima uluran tangan Albert. Mereka pun meninggalkan area makam dengan bergandengan

•••

Zidan terperanjat kaget saat mengingat siapa Audrey.

"Josh, aku ingat. Dia wanita yang menolongmu saat di sekap oleh daddyku bukan," ucap Zidan.

Mendengar ucapan Zidan, Josh memejamkan matanya. Kenapa Zidan tak ingat dengan Audrey.

"Ah, ia. Aku juga ingat, wanita itu yang dulu menembak helikopter yang mengincar Zayn dan dia turun dari gedung dengan hanya menggunakan tali," ucap Zidan. Tiba-tiba tubuhnya bergidik saat mengingat betapa hebatnya Audrey.

"Issh," desis Josh saat keponakannya malah mengingat hal lain..

"Why, josh?" tanya Zidan yang bingung dengan ekpresi Josh.

Josh menegakan duduknya. Ia menatap lekat-lekat.

"Zidan, Apa kau tak ingat saat kau di ko ...."

••

Saat berada di dalam mobil, sesekali Zayn melirik ke arah Gia. Ia bergidik ngeri membayangkan apa yang akan terjadi nanti ketika sampai di rumah.

Sedangkan Gia, ia tak memerdulikan Zayn yang terus mencuri-curi pandang terhadapnya. Ia masih fokus memeriksa ponsel milik Zayn. Saat tadi selesai berbelanja, ia langsung meminta ponsel milik suaminya. Jiwa detektipnya muncul saat masa lalu suaminya muncul.

Zayn tak takut Gia mengutak-ngatik ponselnya. Karena ponselnya bersih tak menyimpan rahasia.

Yang ia pikirkan adalah nasib senjatanya di tangan istrinya.

Gia mendesah saat tak melihat ada yang aneh dengan ponsel suaminya. Bahkan kode ponsel Zayn adalah ulang tahun Gia.

"Dad, apa kau mempunyai ponsel dua?" tanya Gia.

Zayn pun mengangguk, karena memang ia mempunyai ponsel dua. Satu milik pribadinya yang di pegang oleh Gia. Satu lagi, khusus untuk pekerjaan.

"Jadi kau mengaku, bahwa kau memiliki ponsel dua. Dan ponsel lain kau gunakan untuk macam-macam di belakangku?" cerocos Gia panjang lebar.

Zayn mengulum senyum saat mendengar Gia cemburu. Kenapa rasanya sangat menyenangkan.

Zayn membuka dashbord lalu mengambil ponselnya yang satunya lagi dan menyerahkan pada Gia.

•••

Saat sampai di rumah, ketika Zayn berbincang-bincang dengan ayah Gia, Gia mendahului Zayn pergi ke kamar. Tak lupa, ia membawa sabun yang sudah di belinya.

Saat masuk, sabun itu sudah di sembunyikan oleh Zayn. Namun, Gia melihatnya. Saat Zayn lengah. Gia mengambil sabun itu.

Hola mak. Satu bab dulu ya.karena anakku Abis Vaksin. Satu bab lagi menyusul nanti malem ya.

Lapak Mahira Gani udah up bab terbaru ya . 🤗