Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
418


__ADS_3

“Mommy kenapa Mommy membawaku ke sini?” tanya Arleta ketika Sonya dan Albert membawanya ke depan mansion. Ia menatap menatap mansion itu dengan mata yang berkaca-kaca.


Tubuhnya terasa tertarik kedalam mansion itu. Namun, sebisi mungkin ia tetap bertahan di sisi Sonya dan ia memegang tangan Albert begitu erat, seolah ia tak mau tertarik kedalam mansion itu.


“Arleta, pulanglah tempatmu bukan di sini. kak Zayn dan Kak Zidan menunggumu disana,” ucap Sonya. Saat mendengar Sonya menyebut nama Zayn dan Zidan, nafas Arleta tiba-tiba memendek, ia seperti ketakutan saat sang ibu menyebut nama kedua kakanya.


Lalu ia memegang tangan Albert semakin erat, “Dadd, aku ingin ikut bersama Daddy, aku tak mau pulang. Aku hanya ingin ikut bersama kalian,” ucap Arleta lagi. Namun, Albert menggeleng. Ia mengelus rambut Arletta.


“Arlera ini belum saatnya kau pergi bersama kami. Pulanglah, kau pasti akan baik-baik saja. Kak Zayn dan kak Zidan sangat menyayangimu.” Lagi-lagi dada Arleta terasa sesak, ketika Albert menyebut nama Zayn dan nama Zidan.


Setiap mendengar nama Zayn dan Zidan, dada Arleta terasa berdenyut nyeri, nafasnya terasa memendek ia merasakan sesak yang luar biasa hebat. Tapi ia pun tak tahu, kenapa ia bisa merasakan hal demikian.


Yang pasti, saat ini, ia merasakan tak ingin pulang ke dan tak ingin kembali. Ia hanya ingin ikut bersama Albert dan Sonya.

__ADS_1


“Mommy, kumohon, bawa aku pergi. Aku takut, aku tak mau kembali ke sana,” ucap Arleta, dengan berderai air mata, tubuhnya bergetar, ia merasa tarikan itu semakin kencang menariknya. Hingga ia menggenggam tangan Albert semakin erat.


Tiba-tiba, Albert memeluk Arleta, ia memeluk putrinya begitu erat, kemudian ia mengelus punggung Areta.


Sejenak, tarikan itu sudah tak terasa, hingga Arleta bisa membalas pelukan sang ayah dan memeluk Albert begitu erat. “Putri Daddy, pasti kuat. Putri Daddy tak boleh menangis,” ucap Albert. Raut kesedihan jelas terlihat dari wajah Albert saat memeluk Arleta, begitu pun Sonya.


Tangis Arleta luruh saat memeluk sang ayah. Ia lupa, kapan ia merasakan ada yang memeluknya seperti ini, ini begitu nyaman dan begitu membuatnya aman. Sungguh Arleta tak ingin melepaskan pelukan ini.


“Daddy!” Arleta menangis sejadi-jadinya di pelukan Albert. Kemudian Albert melepaskan pelukannya pada Arleta.


“Mommy, tolong bawa aku pergi,” ucap Arleta lagi. Ia menatap Sonya dengan tatapan memohon. Tangisnya masih berderai, ia benar-benar merasa ketakutan.


“Arleta, kami menyayangimu dan akan terus menyayangimu.” Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk matanya saat menatap sang putri.

__ADS_1


“Mommy ... Daddy ....” tiba-tiba, wajah Sonya dan Albert begitu bercahaya. Tubuh Arleta kembali tertarik kebelakang,.


“Tidak ... Tidak, aku tidak mau pulang,” Arleta menjerit histeris, ia berusaha menggapai tangan Albert dan Sonya. Namun, tak bisa. Albert dan Sonya berubah seperti bayangan yang tak terlihat.


“Tidakkkkkkkk!” Tubuh Arleta benar-benar tertarik kebelakang. Ia mengasis histeris saat tubuhmu mulai menjauh dari Albert dan Sonya. Hatinya semakin perih ketika Albert dan Sonya melambaykan tangan sebagai salam perpisaha.


“Pulanglah Arleta, kami menyayangimu.” Hanya itu yang Arleta dengar ketika tubuhnya tertarik.


•••


Tit ... Tit ... Tit ..


Tiba-tiba, suara monitor kembali berbunyi, grafik jantung Arleta tidak lurus lagi, detak jantung Arleta telah kembali.

__ADS_1


Gila sih merinding parah 😭😭😭😭


__ADS_2