
__ADS_3
“Arleta!” panggil Zayn. Ia menyimpan nampan yang dipegangnya ke atas nakas, kemudian menghampiri Arleta lalu berjongkok di hadapan adiknya.
Seketika Arleta tersadar saat mendengar suara Zayn, tiba-tiba, ia melotot galak pada Zayn membuat dada Zaynbenar-benar berdenyut nyeri.
“Arleta ini kakak,” ucap Zayn dengan lemah dengan lemah lembut. Ia menggenggam tangan Arletta tapi Arletta langsung menepisnya.
Tubuh Arleta bergetar “Aku bukan ******!” teriak Arleta. “aku bukan anak haram!” teriaknya lagi, tiba-tiba ia menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Ucapan Zayn saat menyebutnya anak haram dan Zayn langsung menubruk otaknya.
“Arleta ... Arleta, tenanglah!” ucap Zayn, ia berusaha menarik tangan Arleta dari telinganya. Tapi, teriakan Arleta semakin menjadi-jadi, ketika Zayn menyentuh tangannya.
“Pergi!” teriak Arleta. Ia berteriak histeris saat Zayn memegang tangannya. Zayn menarik paksa tangan Arleta dari telinganya, kemudian ia memeluk Arleta begitu erat.
Saat Zayn memeluknya, Arleta masih menangis histeris. Beberapa kali Arleta memukul-mukul tubuh Zayn. Tapi Zayn tak menyerah, ia terus memeluk sang adik.
“Kaka akan membawamu ke makam Mommy dan Daddy!” Zayn berteriak agar Arleta mendengar suaranya.
__ADS_1
Mendengar Zayn menyebutkan kata mommy dan Daddy, seketika Arletta berhenti meronta. Membuat Zayn menghela nafas lega. Sepertinya penyembuhan Arletta harus memakai nama Sonya dan Albert
Zayn melepaskan pelukannya, kemudian menatap Arleta lekat-lekat. “Daddy!” lirih Arleta dengan suara pelan. Tiba-tiba pandangannya kosong. Zayn mengambil minum dari atas nakas, kemudian ia membantu Arletta untuk minum.
Setelah Arleta tenang, Zayn mendorong kursi roda Arleta. Ia membuka pintu balkon, kemudian membawa Arleta ke balkon hingga angin segar langsung menerpa Arleta.
“Kau ingin pergi ke makam Mommy dan Daddy?” tanya Zayn. Ia membenarkan rambut Arleta yang menutupi pipinya.
Mendengar pertanyaan Zayn. Tiba-tiba, tangis Arleta berderai kembali. “Maaf nona, mulai sekarang. Anda tidak diizinkan lagi untuk masuk ke pemakaman ini.” tiba-tiba sekelebat ucapan upenjaga makam saat melarangnya masuk ke makam langsung menubruk otaknya, sehingga Arleta kembali menangis tergugu.
“Arleta!” panggil Zayn lagi.
“Pergi!” ucap Arleta, ia berbicara dengan suara yang super pelan. Seolah ia lelah untuk melihat Zayn.
••••
__ADS_1
“Kau sudah berpisah dengan Arleta?” tanya Zidan pada James.
Saat ini, Zidan sedang berbicara dengan James di sebuah Restoran. Ia mengajak James berbicara. Ia pikir, James masih berhubungan dengan Arleta hingga ia meminta tolong agar James ikut membantu Arleta dalam peroses penyembuhan. Tapi ternyata, harapannya pupus saat mengetahui bahwa James dan Arleta sudah berpisah.
“Ya, Tuan Zidan. Kami sudah berpisah dan aku sudah memiliki kekasih baru,” jawab James, membuat Zayn menghela nafas. Padahal, ia berharap James bisa membantu agar Arleta pulih lebih cepat, siapa tau dengan dukungan James, Arleta bisa pulih sedikit demi sedikit. Tapi yang terjadi, malah di luar dugaannya.
”Apa kau bisa membantu Arleta ... Arleta sedikit mengalami depresi, psikiater sudah berusaha menyembuhkannya. Tapi, masih belum ada perubahan. Aku berharap dengan kehadiranmu bisa membuatnya pulih,” pinta Zidan, James menghela nafas.
“Maaf Tuan, tapi saya tak bisa membantu Arleta ...” James mengangkat tangannya saat melihat kekasihnya memasuki restoran, membuat Zidan ikut menoleh kebelakang.
Mata Zidan membulat saat melihat siapa yang berjalan ke arah mereka.
“Di-dia kekasihmu barumu?” tanya Zidan, James mengangguk, membuat Zidan mengusap wajah kasar, ternyata kekasih James yang baru adalah ....
Hate komen libur update seminggu 🤪🤪🤪
__ADS_1
Enggak komen, fiks kita musuhan 💃💃💃🤣🤣
__ADS_2