Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
150


__ADS_3

Audrey langsung mendorong pelan tubuh Zidan saat Albert sudah menutup pintu, sedangkan Zidan langsung memalingkan tatapannya ke arah lain. Ia menahan tawa karena melihat wajah Audrey yang memerah.


"Mulai sekarang. Aku tak mau kau berbuat seeenakmu jika kita sedang berada di kantor," ucap Audrey. Baru saja ia akan melewati tubuh Zidan. Zidan sudah terlebih dahulu menarik pinggang Audrey.


"Berarti, aku boleh melakukan semauku jika kita berada di luar?" tanya Zidan, ia berbisik sensual di dekat telinga Zidan, membuat Audrey bergidik.


"Kau bisa minggir. Aku harus pulang sekarang," ucap Audrey sambil memalingkan wajahnya karena wajah Zidan begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan, napas Zidan menyapu seluruh wajah Audrey.


"Siapa bilang kau diijinkan untuk pulang?" tanya Zidan membuat Audrey menegakan kepalanya kembali. Saat wajah Audrey sudah tegak, Zidan tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia Kembali mencium bibir Audrey, melummatnya, menggoda lidah Audrey untuk ikut bergerak.


Audrey yang sudah terlena kembali tersadar, ia langsung mendorong tubuh Zidan.


"Issh!" gerutu Audrey saat Zidan menertawakannya. Saat Audrey akan melangkah, Zidan kembali menarik tubuh Audrey dan membawa Audrey kedalam dekapannya.


"Sebentar saja," ucap Zidan. Ia memeluk Audrey begitu erat. Ia sudah tersiksa selama sebulan ini karena Audrey menjauhinya. Dan kini, ia ingin mempuaskan diri untuk memeluk pujaan hatinya.

__ADS_1


Audrey membalas dekapan Zidan sama eratnya. Audrey hanyalah wanita biasa. Di balik sosoknya yang kuat, dan keras kepala tentulah Audrey memiliki harapan untuk bahagia dan ingin merasakan bagaimana rasanya di cintai dan di lindungi.


"Tunggu di bawah. Aku akan mengantarkanmu pulang," ucap Zidan saat melepaskan pelukannya.


Mendengar ucapan Zidan, Audrey menggeleng. "Aku membawa mobil sendiri dan aku juga harus mampir ke super market," jawab Audrey.


"Tak masalah, aku akan mengantarmu," kata Zidan lagi yang kekeh ingin mengantar Audrey. Sebelum Audrey menolak, Zidan merogoh sakunya, ia mengambil kunci mobil milik Audrey dari sakunya. Saat Audrey tertidur, Zidan sengaja mengambil kunci mobil Audrey karena ia tau Audrey akan menolak ajakannya untuk pulang bersama.


"Kenapa kau mengambil kunci mobilku?" tanya Audrey dengan wajah yang sedikit kesal.


"Issh!" gerutu Audrey. Ia pun berjalan melewati tubuh Zidan dan keluar dari ruangan.


•••


Sebelum pulang ke apartemen, Audrey meminta di turunkan di supermarket oleh Zidan. Ia berencana untuk pulang menaiki taxi. Namun, tentu saja Zidan takan mengikuti kemauan Audrey. Ia dengan kekeh mengekori Audrey kemana pun Audrey pergi.

__ADS_1


Saat berjalan, kening Zidan mengernyit heran saat melihat Audrey membaca sebuah kertas. Ia tak tau bahwa Audrey sedang membaca list belanjaan yang harus ia beli.


"Kau membaca apa?" tanya Zidan sambil berjalan mendorong troli.


"Ini, list belanjaanku," jawab Audrey.


"List belanjaan?" ulang Zidan.


"Aku harus membeli barang dan kebutuhan yang benar-benar aku perlukan. Jadi, sebelum pergi, aku dan Simma selalu berdikusi tentang hal hal yang kami butuhkan saja," jawab Audrey. Membuat Zidan menggeleng.


"Kau bisa memilih semua yang kau mau dan kau butuhkan! Aku akan membayarnya."


Mendengar ucapan Zidan, Audrey refleks melihat pada Zidan, ia bahkan langsung memelototi Zidan. "Awas saja jika kau melakukan itu!" Ancam Audrey membuat Zidan mengangkat bahunya acuh.


Padahal, tanpa sepengetahuan Audrey, Zidan sudah memasukan uang cash pada dompetnya. Rupananya, Zidan tak hanya mengambil kunci mobil milik Audrey, ia pun menggeledah tas Audrey. Saat melihat isi dompet Audrey, Zidan langsung memindahkan isi dompetnya pada dompet Audrey. Dan ia juga melunasi semua tagihan-tagihan milik Audrey.

__ADS_1


__ADS_2