
__ADS_3
Ariana merebahkan kepalanya di dada Justin. Nafasnya, masih terengah-engah. begitupun dengan Justin yang berusaha mengatur nafasnya. Mereka baru saja melakukan hal yang memang seharusnya mereka lakukan.
Percintaan mereka begitu hebat, Justin memanjakan tubuh Ariana dan begitu memuja tubuh istrinya. Entah berapa kali mereka menggeram, menggumamkan nama masing-masing. Mereka seolah tak pernah cukup untuk saling mengisi satu sama lain.
“Hubby!” panggil Ariana.
“hmmm,” jawab Justin ia masih terus membelai punggung istrinya.
“Berapa kali kau pernah berhubungan badan dengan wanita lain?” tanya Ariana. Mustahil, lelaki sempurna jastin tak memiliki kekasih. Walaupun Justin berkata, dia menghabiskan waktunya untuk mengejar Ariana.
__ADS_1
Mendengar ucapan istrinya, Justin tergelak. “Kau adalah orang pertama yang aku sentuh. Karena aku hanya menyentuh wanita yang aku cintai,” ucap Justin. Kali ini, Ariana yang tergelak. “Kau berharap aku percaya?” tanya Ariana lagi.
“Bagaimana aku memikirkan orang lain. Sedangkan, sedari umurmu kecil, aku sudah mengikutimu dan mengejarmu kesana kemari dan memastikan tak ada lelaki yang mengejarmu. Bahkan, aku harus berusaha mati-matian untuk menjadi dosen agar bisa mengawasimu secara langsung,” kata Justin.
Justin memindahkan elusan punggung tangannya dari punggung Ariana ke kepala istrinya. Ia membelai kepala istrinya dengan lembut, membuat Ariana memejamkan matanya. Karena rasanya, ini luar biasa nyaman.
“Lalu, bagaimana kau bisa membeli pulau ini. Sedangkan gajimu dari dosen juga tak mungkin ... Maksudku, gajihmu menjadi dosen memang besar. Tapi tetap tak akan bisa membeli pulaw ini,” Tanya Ariana.
“Saat aku sibuk mengejar-ngejarmu, perusahaanku dikelola oleh sekretaris ayahku. Aku berusaha belajar manajemen perusahaan pelan-pelan. Aku belajar sambil mengawasimu dan mengintaimu. Lalu setelah aku mengerti, aku mengambil alihnya dan mengaturnya dari jauh. Dan aku hanya datang ke perusahaan beberapa kali dalam seminggu dan sisanya aku akan menjadi dosen dan mengawasimu,” ucap Justin.
__ADS_1
“Ahh, ternyata kau sangat kaya. Aku beruntung. Setidaknya setiap malam, aku tak akan memikirkan lagi bagaimana caranya hari esok aku mengatur uangku yang tinggal sedikit lagi.” ucap Ariana tanpa sadar.
Ia tak sadar telah mengeluarkan keluh kesahnya selama ini. Ya, semenjak Josh tak mengiriminya uang lagi. Ariana harus berhemat mati-matian agar tak menghambur-hamburkan uang yang ada. Terkadang, jika uangnya sedikit lagi. Ia hanya akan memakan roti ataupun hanya akan memakan makanan instan yang harganya sangat murah.
Ia harus memutar uang yang sedikit agar cukup untuk makan, untuk biyaya transfortasi ke kampus, belum lagi ia harus membagi uangnya dengan kebutuhan yang lain seperti biyaya kuliah dan biyaya hidup lainnya.
jantung Justin dihantam batu yang sangat besar. Dadanya terasa tercubit, batinnya terasa ngilu saat mendengar ucapan Ariana.
Entah terbuat dari apa hati Ariana, istrinya masih bisa terus bertahan ditengah cobaan yang terus menghampirinya dan luka yang terus menerjangnya.
__ADS_1
Justin menepuk-nepuk punggung Ariana, kemudian ia mencium pucuk kepala Ariana bertubi-tubi. “Sekarang jangan pernah melihat lagi ke belakang. Kita hanya perlu berbahagia, agar kita bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita.”
Mau scroll, boleh! 🤗
__ADS_2