
__ADS_3
Audrey terus mengusap punggung suaminya, ketika sang suami masih terisak. Ia melihat wajah Arleta dalam-dalam, ia juga merasakan sesak yang luar biasa kala melihat wajah Arleta.
Tiba-tiba, ia teringat ketika ia sering memergoki Arleta menangis diam-diam di kamarnya, ia juga sering melihat Arleta melamun. ia juga ingat, ia hampir tak pernah melihat Arleta tertawa lepas seperti dulu.
••••
Arleta membuka matanya. Kemudian, ia meringis. Ia merasakan badannya benar-benar remuk. Ia merasa punggungnya kebas dan kakinya mati rasa.
Ia melihat ke sekelilingnya, ternyata ia sedang berada di rumah sakit dan terbaring di brankar, kemudian pandangannya terhenti di sofa, di mana ada sang kakak yang sedang terbaring di sana.
Ia melihat jam di dinding, ternyata waktu menunjukkan pukul 3 sore. Rupanya, ia sudah tak sadarkan diri selama 3 jam.
Lalu, ingatannya, mengembara pada kejadian tadi sore di mana ia menyelamatkan Zidny dari kuda yang mengamuk. Hingga kuda itu jatuh menimpanya.
Seketika rasa harus menderanya, ia meringis kembali saat rasa sakit di tubuhnya semakin menjadi-jadi. Kini, tubuh Arleta bukan hanya remuk melainkan terasa hancur, belum lagi ia merasaka nyeri yang hebat di bekas sayatan operasi.
Ia berusaha untuk mengangkat sebagian tubuhnya untuk bangun dari berbaringnya dan mengambil minum, kemudian saat ia berhasil bangkit, ia berusaha mengambil botol yang berada di atas nakas.
__ADS_1
Namun, sakit di tubuhnya semakin menjadi-jadi. Hingga Arleta langsung berteriak dan botol yang sudah dipegangnya terjatuh ke lantai membuat Zidan terbangun.
“Arleta!” pekik Zidan ketika ia melihat Arleta sedang meringis, dengan cepat ia menghampiri Arleta ke brankar.
“Arleta!” panggil Zidan lagi, Arleta, tersenyum kemudian membaringkan dirinya kembali seraya meringis. Ia ingin sekali menangis sekencang-kencangnya karena merasakan tubuhnya benar-benar hancur.
“ Arleta, kau ingin minum?” tanya Zidan.
Arleta terdiam, tiba-tiba dadanya berdenyut nyeri saat melihat tatapan sang Kaka yang berubah padanya. Sang Kaka tidak menatap dingin lagi padanya, yang membuat Arleta sesak, tatapan Zidan berubah setelah ia menyelamatkan Zidny.
“Arleta!” panggil Zidan lagi menyadarkan Arleta dari lamunannya. Arleta tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. “Kau ingin minum?” tanya Zidan lagi, Arleta pun mengangguk lesu.
•••
Zayn mengerutkan keningnya saat melihat website perusahaan. Ia bingung, kenapa di website perusahaan hanya tertulis namanya dan nama Zidan sebagai anak dari Albert dan Sonya. Tak ada nama Arleta di sana.
Padahal, jelas-jelas nama Arleta tertulis disana sebagai anak bungsu dari Albert Smith dan Sonya Smith. Tapi sekarang, nama Arleta tak terpampang lagi di sana. Ia menarik gagang telepon kemudian menelpon sekretarisnya dan meminta sekretarisnya untuk datang ke ruangannya.
__ADS_1
“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” Tanya sekretaris Zayn pada Zayn.
“Kenapa di website perusahaan tak ada nama Arleta Smith?” tanya Zayn kepada sekretarisnya. Sebab sekretarisnya lah yang mengurus tentang website perusahaan.
Sekretaris Zayn terlihat gugup kemudian menunduk.
“Kau ingin aku memecatmu?” tanya Zayn saat sekretarisnya masih terdiam.
“karena Nona Arletta meminta saya untuk menghapuskan namanya dan juga nona Arleta berkata bahwa dia telah menghapus nama Smith di belakang namanya.”
Mata Zayn membulat saat mendengar ucapan sekretarisnya, seketika.
Seketika kalian harus tinggalin komen yang buanyakkkkkkkkkkk
Kisah Arleta sebentar lagi tamatya, jadi Senin udh fokus ke Gabriel.
500 komentar up lagi nanti malem 🤣
__ADS_1
__ADS_2