
__ADS_3
Gabriel dihinggapi kepanikan ketika putrinya bertanya. Ia melihat ke arah ke arah samping, meminta bantuan pada Amelia.Tapi Amelia malah memalingkan tatapannya ke arah lain karena ia menahan tawa.
“ Setelah Kau pergi, Mommy datang ke ruangan Daddy dan sakit kaki Daddy berpindah pada Mommy,” jawab Gabriel dengan asal, membuat Grisya semakin mengerutkan keningnya. Mata gadis kecil itu menelisik kedua orang tuanya. Ia memutar bola matanya ke atas seperti memikirkan sesuatu yang berat.
“Dad, kau bersekolah di mana?” tanya Grisya. Kali ini Gabriel yang mengerutkan keningnya dan menatap Grisya dengan bingung.
“Apa maksudmu?” tanya Gabriel.
“Mana mungkin sakit kaki bisa di pindahkan!” kata Grisya, ekpresi wajahnya seperti sedang menyidang sang ayah.
Tawa Amelia meledak, sedangkan Gabriel memejamkan matanya. Ia lupa, putrinya begitu kritis tentang apapun.
“Grisya, Daddy dan Mommy akan kembali ke kamar. Nanti, Daddy akan menemanimu belajar oke,” ucap Gabriel agar putrinya tidak terus bertanya. Sebelum Grisya kembali menjawab, Gabriel sudah berbalik, kemudian ia berjalan dengan cepat kearah kamar, karena takut Grisya mengejarnya dan akan memberikan pertanyaan yang lebih tak masuk akal.
Setelah sampai di kamar, Gabriel langsung berjalan ke arah ranjang, kemudian ia mendudukkan Amelia di ranjang.
__ADS_1
“Terima kasih,” ucap Amelia. Setelah itu, Gabriel melepas sandal, lalu naik ke ranjang dan menarik tubuh Amelia. Hingga kini, Amelia ikut berbaring.
“Gabriel!” pekik Amelia ketika Gabriel mengajaknya berbaring secara tiba-tiba. Gabriel tak menjawab. Ia malah memeluk Amelia dan mengunci tubuh istrinya.
“Gabriel bukankah kau ingin menemani anak-anak bermain?” tanya Amelia saat Gabriel memeluknya dan terus mencium pipinya.
Mendengar ucapan Amelia, tiba-tiba Gabriel terpikirkan sesuatu. Ia sedikit mengangkat kepalanya, lalu menatap kearah Amelia.
“Baby, bisakah kau berhenti memanggilku dengan namaku. Aku sungguh merasa buruk jika kau memanggil namaku, aku seperti temanmu bukan seperti suamimu,” kata Gabriel lagi. Amelia menutup mulut, ia memalingkan tetapannya kearah lain.
“Lalu, aku harus memanggilmu apa?” tanya Amelia dengan semburat malu-malu.
Gabriel mengelus pipi Amelia, kemudian mencium sekilas bibir istrinya. “Aku ingin memastikan sesuatu padamu?” kata Gabriel. Amelia pun mengangguk.
Jika dipikir, ini pertama kalinya Amelia melepaskan gengsinya. Biasanya ia akan selalu menghindar ketika Gabriel bersikap manis atau berpura-pura menghindar. Tapi saat ini, Amelia tidak menghindar lagi. Apalagi barusan mereka baru saja bercinta.
__ADS_1
“Kau ingin bertanya apa?" tanya Amelia.
“Bisakah kita memulai hubungan suami istri seperti pada umumnya?” tanya Gabriel. Amelia menggigit bibirnya.
“Gabriel ....” Amelia hanya mampu menatap wajah Gabriel, ia tidak tahu harus menjawab apa. Gabriel kembali mengelus pipi Amelia, membuat Amelia memejamkan matanya, menikmati elusan tangan Gabriel di pipinya.
“Baby, kita hanya perlu menjalaninya seperti air mengalir. Aku berjanji, aku akan mengucuri cinta padamu. Setiap detik, setiap menit setiap hari,” ucap Gabriel lagi. Membuat Amelia berdecih. “Kau gombal sekali!” omel Amelia, membuat Gabriel mengulum senyumnya, karena Amelia tak mempan dengan gombalannya.
Tiba-tiba, Amelia terpikirkan sesuatu. Ia langsung menatap Gabriel, kemudian memutar otak untuk berbicara pada Gabriel. Dengan pelan, ia menggerakkan tangannya untuk mengelus pipi Gabriel, membuat Gabriel terhenyak karena Ini pertama kalinya Amelia berinisiatif untuk menyentuhnya.
Gabriel mengambil tangan Amelia yang sedang berada di pipinya, lalu menciumnya kemudian menggenggamnya.
“Kau ingin mengatakan sesuatu?” tanya Gabril.
Amelia ....
__ADS_1
Gengs aku up 3 bab jadi scroll ya.
Setelah bab ini, ada bab promo. Kalau kalian ga mau baca, tinggal Scroll aja ya. Karena setelah bab promo ada dua bab lagi.
__ADS_2