Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
144


__ADS_3

"Ada apa?" tanya Zidan. Audrey yang masih diam langsung menghampiri Zidan.


"Tuan Zidan. Sebelumnya saya minta maaf jika kata-kata saya akan membuat anda tersinggung. Tapi, untuk saat ini, mari kita berhubungan layaknya seorang bos dan sekretaris," ucap Audrey. Ia tak ingin Zidan terlalu keluar dari batasannya. Ia sungguh tak nyaman jika Zidan terus bersikap demikian.


Ya, mungkin bagi semua orang, Audrey akan di cap egois dan kejam karena tak jujur tentang Kelly pada Zidan. Tapi, tak ada yang tau rasanya menjadi Audrey.


Saat muda, hidup Audrey begitu pelik dan penuh air mata. Kehadiran Kelly membuatnya kuat dan membuat hidupnya lebih berwarna.


Audrey dan Zidan hanya orang asing, ada dua kemungkinan jika ia memberi tau tentang Kelly pada Zidan. Zidan takan mengakui Kelly sebagai putrinya karena pada awalnya mereka tak saling mengenal. Atau Zidan akan mengambil Kelly darinya.


Akan aneh rasanya jika Audrey memberitau bahwa mereka memiliki anak, tapi tak saling mengenal dan bahkan Zidan sama sekali tak ingat tentang petaka satu malam yang telah mereka lalui.


Mendengar ucapan Audrey. Tiba-tiba Zidan merasa tak nyaman. Seperti merasakan sesak yang tak terlihat.


"Maksudmu apa sikapku berlebihan?" tanya Zidan. Ia berusaha santai. Padahal hatinya merasakan perasaan yang tak menentu.


Audrey pun mengangguk. "Saya rasa ia. Jadi mungkin kedepannya kita bisa bersikap hanya sebatas sekretaris dan bos, di luar kantor maupun di dalam kantor."


hl

__ADS_1


"Baik, maafkan saya Nona Audrey. Kalau begitu saya permisi," ucap Zidan. tiba-tiba, ia memandang Audrey dengan tatapan dingin nan datar. Lalu tanpa mendengar lagi jawaban Audrey, Zidan pun meninggalkan Audrey. Bahkan, ia kembali memanggil Audrey dengan panggilan nona.


Setelah mobil yang di tumpangi Zidan pergi, Setetes bulir bening terjatuh dari matanya. Ia tau, mulai besok semua takan sama lagi. Ia yakin, ia takan menjumpai lagi sosok Zidan yang hangat.


Ia pun berjalan masuk kedalam apartemen dengan langkah gontai.


"Audrey kau tak apa-apa?" tanya Simma saat Audrey masuk. Tanpa menjawab ucapan Sima, Audrey langsung memeluk Simma, menumpahkan tangisannya.


"Simma apa aku jahat. A-apa, aku egois?" tanya Audrey terbata-bata. Ia melepaskan pelukannya pada Simma dan menghapus air matanya.


"Tidak Audrey, kau ibu yang hebat," jawab Sima. Istirahtalah! Aku juga akan beristirahat," ucap Sima lagi di tanggapi oleh Audrey.


Audrey pun berjalan ke arah kamar Kelly. Ia membuka pintu dengan perlahan. Audrey mendudukan dirinya di ranjang putrinya. Lalu memandang Kelly lekat-lekat.


•••


Zidan menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Kenapa ia begitu kesal saat Audrey secara tak langsung memintanya menjauh. "Baiklah Audrey, jika itu maumu," lirih Zidan. Ia menghela napas beberapa kali dan menghembuskannya, mencoba menguasai diri.


•••

__ADS_1


Tepat seperti dugaan Audrey, hari ini, Zidan bersikap dingin padanya. Walaupun berat, Audrey mencoba menguatkan hatinya.


Baginya, ini lebih baik.


Ia menghela napas berat saat harus mendatangi ruangan Zidan karena harus ada berkas yang di tanda tangani. Ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruangan bosnya.


"Maaf Tuan, ada berkas yang harus anda tanda tangani," ucap Audrey saat masuk ke ruangan Zidan.


Zidan yang sedang memeriksa laptopnya, hanya mengangguk. Audrey pun menaruh berkas di meja dan setelah itu ia langsung keluar dari ruangan Zidan.


Saya Audrey sudah keluar dari ruangannya, Zidan langsung menyenderkan tubuhnya kebelakang dan melihat ke arah pintu.


Kenapa rasanya sungguh tak nyaman saat ia harus menjauhi Audrey. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukan pukul 12:30. Waktu makan siang sudah lewat, Zidan tau, Audrey masih belum makan siang. Karena sedari tadi, ia memerhatikan Audrey dari cctv.


Ia pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.


"Bawakan aku dan sekretarisku makan siang. Jangan bilang pada sekretarisku jika aku yang memerintahmu membawakannya makan siang untuknya," ucap Zidan pada orang di sebrang sana. Ia tau, Audrey akan menolak jika Audrey tau bahwa ia yang memesankan makan siangnya.


Satu bab dulu ya.

__ADS_1


Di bab sebelumnya pada hujat Audrey karena ga ngasih tau Kelly. Ya logikanya gini aja. Mereka kan ga saling kenal sebelumnya. Masa ia Audrey mau tiba-tiba, ngaku kalau dia punya anak sama Zidan 🤣


Tenang, cuman beberapa bab lagi kebuka kok 😚 tentu aja dengan cara dramatis wkwk


__ADS_2