
__ADS_3
“Bagaimana, uncle, apa kau berhasil berbicara dengannya?” tanya Geby pada Zayn setelah janin masuk ke mobil.
Ya, Gaby pergi ke Itali tidak sendiri. Ia pergi bersama Zayn. Gaby sudah kebingungan Bagaimana cara berbicara pada Gabriel. Hingga akhirnya ia meminta tolong pada Zidan.
Namun, Zidan tidak bisa karena ia tidak mempunyai akses ke sana. Pada akhirnya Zidan berbicara dengan Zayn dan Zayn lah yang berangkat ke Italia bersama Gaby untuk berbicara dengan Gabriel.
Tentu saja itu tanpa sepengetahuan Simma, karena Shima takkan pernah mengizinkan Gaby untuk bertemu dengan Gabriel.
Zayn memakai sabuk pengamannya, kemudian menoleh ke arah Gabby, lalu menggeleng.
“Uncle, tidak berhasil berbicara dengannya,” ucap Zayn dengan halalan nafas yang panjang.
“Ishhh! anak itu!” gerutu Geby, Zayn menoleh lagi. “Mungkin kita bisa mencoba berbicara lagi lain kali," jawab Zayn,
“Tidak, Uncle. Aku sudah bosan membujuknya. Biarkan saja dia begitu, dia tidak membutuhkan kita lagi, mungkin jika dia mati, dia akan berjalan masuk ke dalam peti mati seorang diri,” Jawab Gabby dengan mata yang berkaca-kaca. ia memalingkan tatapannya ke arah lain karena matanya sudah membasah. Rasanya, ia benar-benar lelah untuk berbicara dengan kaka kembarnya.
__ADS_1
••••
Setelah semua partnernya keluar dari ruangan meeting, Amelia masih terdiam. Ia diam mematung, otaknya kosong. Tubuhnya mengambang Ia seperti orang linglung.
Bagaimana mungkin ia akan menghadapi Gabriel, lelaki yang selama ini sudah menyakitinya dan membuatnya mengalami trauma yang teramat parah, dan sekarang ia malah harus mencari tahu tentang Gabriel dan berurusan lagi dengan Gabriel
Setelah sekian lama terdiam, akhirnya Amelia sadar. Ia bangkit dari duduknya kemudian keluar dari ruangan meeting.
Ia rasa, memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, ia butuh waktu untuk beristirahat, ia butuh waktu untuk menenangkan diri dan butuh waktu untuk memikirkan semua.
••••
tiba-tiba Amelia terpikirkan sesuatu. Ia melihat kesana kemari mencari celah untuk memutar balik mobilnya dan saat ada space yang sedikit renggang, Amelia menyalip mobil lain lalu membelokkan nya ke jalur yang berlawanan, Ia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat terlebih dahulu sebelum pulang ke rumahnya.
Amelia menghentikan mobilnya di sebuah tempat yang sangat menyakitkan untuknya, walaupun menyakitkan, tapi ia selalu ingin datang ke tempat ini.
__ADS_1
Setelah mematikan mesin mobil, ia menyandarkan tubuhnya ke belakang kemudian melihat ke sekelilingnya, ia ragu untuk masuk. Tapi ia juga rindu tempat ini.
Setelah menguatkan dirinya, akhirnya Amelia turun dari mobilnya, kemudian berjalan dengan pelan lalu masuk kedalam.
Amelia terdiam, ia mengerutkan keningnya saat melihat sebuah buket bunga di pusara makam putranya. Ia berjongkok, lalu mengambil buket bunga tersebut.
Amelia tersenyum, saat melihat buket bunga itu. Ia tau, Stuard dan Simma mungkin baru saja mengunjungi makam putranya.
Amelia mendudukkan diri di tanah, ia terdiam. matanya tak bisa lepas memandang nisan putranya. Tiba-tiba, matanya membasah, darahnya berdesir ketika mengingat semuanya.
Amelia memegang nisan putranya,bia menunduk, kemudian menangis tergugu, ini begitu menyakitkan dan menyesakkan.
Dulu saat Simma dan Stuard menyelamatkannya, ternyata Amelia sedang mengandung dua bulan. Amelia sama sekali tidak sadar bahwa dia sedang mengandung, karena mentalnya sedang tergangu dan ....
proses gimana Amelia melahirkan sampai bayima meninggal di.bahas nanti ya. Di next bab juga Gabriel ketemu Amelia
__ADS_1
__ADS_2