Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
334


__ADS_3

Ponsel di sampingnya berdering, Ariana membuka matanya ia mengerjap-ngerjapkan pandangannya kemudian melihat kearah jam di dinding.


“apa semalam aku bermimpi,” lirihnya sambil mengucek matanya. Mana mungkin Justin datang ke apartemennya untuk merayakan hari ulang tahunnya.


“Ya, pasti aku hanya bermimpi.” Ariana kekeh menyangka bahwa semalam hanyalah mimpi. Ia pun bangkit dari duduknya namun tak lama dia terpaku, saat melihat kue ulang tahun.


“A-apakah semalam nyata.” Ariana menutup mulut tak percaya dengan hal yang terjadi semalam.


Semalam, kesedihan menderanya. Hingga adanya Justin antara seperti mimpi dan nyata. Namun, sekarang ... Arian yakin, bahwa semalam adalah nyata.


“Kau harus datang ke kampus dan membenarkan skripsimu.” Sekelebat ucapan Justin melintas di otaknya.


”Haisss ... Bagaimana aku harus menghadapinya nanti.” ucapnya lirih. Ariana mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin ia menghadapi Justin. Apalagi, semalam, ia menangis di pelukan Justin.


Tak lama, matanya menatap ke arah kue yang di bawa Justin. Ia rasa, ia mempunyai ide agar ia tak terlalu malu jika bertemu dengan Justin.


Setelah yakin, dengan idenya. Ariana pun turun dari ranjang, kemudian berjalan ke kamar mandi.


•••

__ADS_1


“Amelia!” panggil Ariana ketika dia melihat Amelia.


Amelia menoleh kemudian ia tersenyum lalu menghampiri Ariana. “Kau jarang sekali datang ke kampus. Kau juga tak bisa di hubungi," keluh Ariana saat Amalia menghampirinya.


“Kau tau kan, dosen pembingbingku sangat jahat. Jadi aku harus bekerja keras,” jawab Amalia. “Ariana apa itu?” tanya Amalia saat melihat paperbag di tangan Ariana.


“Ah ini ....” Ariana menghentikan sejenak ucapannya. Ia bingung harus menjawab apa.


“Amalia, matamu kenapa?” tanya Ariana denga terkejut. Ia terkejut saat melihat pelipis mata Amalia membiru.


“A--a ini, semalam aku terjatuh di kamar mandi,” jawab Amalia dengan gugup. Ia berusaha bersikap setenang mungkin. .


“Ariana kita bertemu lagi nanti oke. Aku harus segera bertemu dengan dosen pembingbingku.” Setelah mengatakan itu, Amalia pun meninggalkan Ariana.


“Apa dia mengalami hal mengerikan lagi,” lirih Ariana saat melihat punggung Amalia yang semakin menjauh. setelah Amalia tak terlihat lagi, Ariana pun meneruskan langkahnya untuk menuju ruangan Justin


•••


Ariana menghela nafas saat tak ada sahutan dari dalam. Padahal, ia sudah menekan bel berkali-kali. “Apa dia tak ada di ruangannya,” kata Ariana saa Justin tak menyaut.

__ADS_1


Ia pun memberanikan diri memutar gagang pintu.


Terbuka.


Pintu ruangan Justin terbuka, Ariana mengerutkan keningnya karena pintu Justin tak terkunci. Ia pun melongokan kepalanya kedalam dan ternyata ruangan Justin kosong.


“Mister ... Mister!” panggil Ariana yang berpikir bahwa Justin sedang berada di kamar mandi.


Karena tak ada jawaban, Ariana pun memutuskan untuk masuk. Ia berencana menaruh paperbag di meja Justin dan setelah itu akan keluar.


Saat masuk, Ariana melihat kesana kemari. Namun, Justin tak ada di manapun. Setelah sampai di meja. ia langsung berbalik.


“Tuhan!” Teriak Ariana saat berbalik ternyata Justin ada di depannya. Sedari tadi, Justin memang sengaja bersembunyi di balik pintu karena ia tau, walaupun ia tak mempersilahkan Ariana masuk, Ariana akan masuk ke ruangannya.


"Mi-mister kau mengagetkanku.” jantung Ariana berdetak dua kali lebih kencang. Ia menunduk tak berani menatap Justin.


“Kenapa kau mencariku!” tanya Justin. Ia menaruh kedua tangannya di samping tubuh Ariana, hingga kini dia menghimpit tubuh Ariana dan kini, jarak mereka sangat dekat.


Scroll lagi iess

__ADS_1


Wajib banget komen, kalau ga komen g frendd 😭😭🤣


__ADS_2