
__ADS_3
Stuard memeluk Simma begitu erat. Sekarang, ia sadar. Kenapa istrinya mati-matian menghindarinya dan kenapa Simma pergi dari mansion.
Istrinya telah salah paham padanya. Stuard dan Magdalena hanya bertemu di lobi hotel, mereka memang berangkat bersama. Tapi, mereka berangkat dengan mobil yang berbeda.
Saat di pesta pun, Magdalena bersama kekasihnya. Sedangkan Stuard hanya berbincang-bincang sebentar dengan koleganya lalu pulang dari pesta.
Stuard yang saat itu akan di antarkan oleh Rain ke tempat pesta, berubah pikiran karena teringat sesuatu. Ia meminta kunci mobilnya dan memilih pergi seorang diri, karena setelah dari pesta. Ia berencana untuk pergi ke rumah masa kecilnya.
Nassnya, Rain menyangka bahwa bosnya menyetir sendiri karena ingin berangkat bersama Magdalena. Hingga ia keceplosan pada Simma.
"Se-stu, aku tak bisa bernapas," ucap Simma menyadarkan Stuard dari lamunannya. Stuard tersadar, ia melepaskan pelukannya, hingga kini mata mereka saling beradu pandang.
"Stu, kau baru pulang dari rumah sakit. Istirahatlah. Aku akan melihat Gabby dan Gabriel terlebih dahulu," ucap Simma. Ia memutuskan pandangannya, karena rasanya. Ia tak sanggup untuk menatap Stuard.
"Sayang, aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Kau salah paham Sayang ak ...."
"Stuard, tolong jangan mempersulitku posisiku," kata Simma, ia menatap Stuard dengan tatapan sendu. "Kau tak usah terus berpura-pura dan mengorbankan dirimu, kau sudah terlalu lama menderita karena kehadiran kami, Stuard. Kau berhak bahagia bersama wanita yang kau cintai, kau bisa mulai menikahi wanita yang sepadan denganmu dan memiliki anak dari istri barumu. Anakmu pasti akan bangga mempunyai ayah sepertimu," kata Simma, membuat batin Stuard teriris perih. Mendengar ucapan Simma. Kini, ia menyadari lagi sesuatu.
__ADS_1
"Tolong dengarkan aku, Sayang. Kau salah paham!" kata Stuard. Kata-kata Simma barusan mampu membuat dunia Stuard hancur berkeping-keping. Bagaimana mungkin, istrinya bisa berpikiran bodoh seperti itu.
"Stuard, kumohon. Jangan persulit langkahku!", kata Simma, membuat Stuard menghela napas. Ia tau, istrinya Takan percay dengan apa pun yang ia katakan. Tak lama, ia terpikirkan sesuatu. "Jangan keluar dari kamar ini. Beri aku waktu dua jam, aku akan membuktikan semuanya padamu!" kata Stuard. Tanpa mendengar lagi jawaban Simma, Stuard melangkahkan kakinya dan keluar dari kamar. Tak lupa, ia mengunci pintu dari luar karena takut Simma akan pergi dari kamarnya.
Stuard berlari ke arah ruang kerjanya untuk mengambil ponsel, ia meminta orangnya yang berada di Hawaii untuk pergi ke hotel dan meminta cctv saat ia bertemu dengan Magdalena. Beruntung, cctv rumah masa kecilnya terhubung ke ponselnya. Hingga ia bisa memperlihatkan bahwa setelah dari pesta, ia pergi ke rumah masa kecilnya.
Tak perlu waktu dua jam, satu jam lebih. Orangnya sudah mengirimkan rekaman cctv saat di hotel, saat Stuard bertemu Magdalena dan terlihat jelas Magdalena lah yang menyapa Stuard terlebih dahulu, terlihat jelas juga Stuard dan Magdalena naik mobil yang berbeda.
Stuard keluar dari ruang kerjanya dengan bersemangat. Wajahnya berseri-seri. Ia yakin, istrinya tak akan salah paham lagi padanya.
Perlahan, Stuar berjalan ke arah Sofa dan mendudukan dirinya di sebelah Simma, ia menggenggam tangan Simma hingga Simma terbangun.
"Semoga ini bisa membuatmu tak salah paham lagi padaku!" kata Stuard saat Simma menegakan tubuhnya. Ia memberikan ponselnya pada Simma.
Simma menerima ponsel di tangan Stuard, ia langsung memutar tombol play dan memutar rekaman tersebut.
Ia melihat semua itu dengan seksama. Jarak antara Stuard pergi dari hotel dan datang ke rumah masa kecilnya tak terlalu jauh, bisa di pastikan bahwa Stuard pergi ke pesta hanya sebentar.
__ADS_1
Simma memberikan ponselnya pada Stuard. Lalu, merubah posisinya hingga membelakangi Stuard. Ia sungguh malu, menatap suaminya. Stuard menarik sudut bibir, karena ia tau bahwa Simma sudah sedikit luluh.
Stuard mendekatkan dirinya, dan memeluk Simma dari belakang. Membuat Simma terisak.
"Sayang, aku manusia biasa, ada kalanya aku ingin menyendiri. Aku tau, sikapku pada kedua anak kita adalah salah, dan aku menyesali itu. Ini bukan masalah soal perbedaan jika Gabriel dan Gabby anak kandungku atau bukan. Sikapku mungkin akan tetap sama walau Gabby dan Gabriel adalah putra kandungku.
Tapi yang harus kau tau, aku menyesalinya dan aku belajar bahwa apa yang aku genggam lebih berarti dari pada kenangan yang menyakitkan." Stuard berucap dengan tulus, air mata keluar dair pelupuk matanya. Hatinya teriris perih saat membayangkan bahwa istri dan anak-anaknya pergi meninggalkannya.
Simma melepaskan pelukan Stuard dengan paksa. Ia langsung berjalan ke arah ranjang dan membaringkan dirinya dengan posisi meringkuk. Stuard menarik sudut bibirnya. Ini saat yang tepat untuk mengabulkan permintaan istinya.
Stuard berjalan ke arah ranjang dan dan dan dan next bab ya😂😂😂😂😂
udah panjang bener nih ngetik, awas aja kalau bilang sedikit ðŸ˜ðŸ˜
Hate komen blok 😂😎
Kisah Ariana sebentar lagi ya. Ada hal yang enggak terduga nanti wkwkwkw dan bikin kalian panas dingin
__ADS_1
__ADS_2