
__ADS_3
Ariana Pov
Aku terlahir di Rusia 23 tahun lalu.
Terkadang, aku ingin mengutuk semesta yang tak adil padaku. Aku benci situasi ini, aku benci keadaan ini.
Saat usiaku 3 tahun, saat aku belum mengerti apa-apa. Aku di asingkan ke pavailiun belakang oleh kedua orang tuaku. Mungkin saat itu, aku belum mengerti apa-apa, mungkin saat itu aku berpikir orang tuaku akan menjemputku lagi dan aku akan kembali tinggal lagi bersama mereka. Tapi, aku salah. Hari demi hari aku lewati semuamya dalam kehampaan.
Seingatku saat aku berusia 3 tahun, aku hanya di tinggalkan bersama pengasuh. Aku ingat, Mommy, bukan mungkin tepatnya Aunty. Ya, dia memang ibuku. Tapi aku di larang memanggilnya Mommy.
Kisah kecilku tak seberuntung orang lain. Tak ada belaian seorang ibu, tak ada celoteh seorang ayah. Kakek, ah, mungkin bukan, maksudnya Tuan Regard. Dia selalu menghinaku anak cacat dan anak tak berguna.
__ADS_1
Dan apa yang terjadi, kedua orang tuaku hanya diam saat aku di hina. Tak ada satu pembelaan pun yang mereka katakan. Bahkan, raut wajah Daddy, ah bukan maksudnya Uncle Josh, tetap datar.
Saat malam natal, di rumah utama selalu di adakan pesta. Semua selalu berkumpul. Sedangkan aku? aku hanya bisa memandang lampu yang berkelap-kelip dari dalam.
perrnah saat natal, aku kabur dari pengasuhku dan pergi ke rumah utama, untuk melihat acara natal yang sedang di selenggarakan.
Aku mengintip dari jendela. Tau apa yang aku lihat? di pesta itu begitu meriah. Banyak anak-anak seumuranku yang sedang bermain. Bahkan, kedua orang tua ku memberikan mereka bingkisan. Sedangkan aku? aku hanya sendiri di paviliiun.
Hanya Nancy yang memelukku, menenangkanku. Sejak saat itu, aku tak pernah ingin lagi melihat kesana. Sejak saat itu, aku hanya melewati natal berdua dengan Nancy. Nancy selalu membuatkanku pesta sederhana.
"Ariana, Uncle memanggil Aunty. Aunty harus kerumah utama sekarang." Kata-kata itu yang selalu keluar dari mulut ibuku ketika menemaniku bermain. Aku hanya bisa mengangguk, dan melihat punggung ibu yang sudah melahirkanku terus menjauh. Tanpa bisa menyentuhnya, tanpa bisa memintanya tinggal lebih lama.
__ADS_1
"Mom, mainlah lebih lama denganku. Berikan waktumu sedikit saja." Aku hanya bisa mengatakan itu dalam hati setiap dia pergi.
Ada kejadian saat aku di sekap bersama Aunty Briana, dan fakta baru terungkap. Selama ini Uncle Josh ingin melindungiku dari tuan Regard.
Tapi aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang di maksud olehnya, yang aku tau, aku hanya mendapat rasa sakit yang bertubi-tubi.
Dan 23 tahun berlalu, rasa itu masih sama. Tidak, bukan aku tak berusaha melupakan apa yang mereka perbuat. Selama ini, aku selalu berusaha untuk membuka diri, dan berusaha melupakan semua. Tapi, setiap aku akan memulai. Rasanya terlalu asing bagiku, aku semakin tersiksa jika aku memaksakan semuanya.
Dalam lubuk hatiku, aku sudah memaafkan semua. Hanya saja, trauma yang aku rasakan begitu dasyat, hingga aku merasa nyaman dengan keadaan sekarang. Nyaman dengan kesendirianku.
orang lain akan mencapku egois, menganggapku lebai dan menganggapku keras kepala. Tapi, apa mereka yang berkomentar merasakan pahitnya menjadi aku? Aku sudah berusaha melupakan semua, tapi rasanya sungguh asing.
__ADS_1
Scroll lagi iesss.
__ADS_2