Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
267


__ADS_3

Stuard menghela napas saat melihat Gabby dan Gabriel. Ia berusaha tersenyum saat Gabby dan Gabriel datang ke hadapannya.


"Dadd, maafkan kami, karena kami, guci kesayangan Daddy pecah. Tolong jangan membenci kami," ucap Gabby, ia menggenggam tangan Gabriel lalu mereka menunduk karena tak berani menatap Stuard.


Stuard mengelus rambut kedua anak kembarnya. Membuat Gabby dan Gabriel mengangkat kepalanya.


"Its, oke. Daddy baik-baik saja," jawab Stuard, sambil memaksakan senyumnya. "Daddy akan mandi dulu, setelah itu. Kita sarapan bersama," ucap Gabby dan Gabriel. Harusnya mereka senang dan bisa bernapas lega kala melihat sang ayah. Namun, mereka malah kembali menunduk.


Mereka selalu mendapat kasih sayang yang berlimpah dari Stuard, dan sekarang mereka bisa merasakan bahwa Stuard memang marah pada mereka, hingga mereka sadar, bahwa sang ayah tersenyum pada mereka dengan terpaksa.


Saat Gabby akan kembali berbicara, Gabriel menggengam tangan Gabby dengan erat, seolah melarang Gabby untuk berbicara lagi.


"Kalau begitu kami permisi, Dad," ucap Gabriel, ia menarik tangan Gabby untuk keluar dari kamar.


Saat Gabby dah Gabriel berbalik, senyuman Stuard luntur dan bertepatan dengan itu, Simma masuk kedalam kamar dan ia melihat saat senyuman Stuard sirna, saat anak-anaknya berbalik.

__ADS_1


Jantung Simma terasa di remas saat melihat ekspresi Stuard. Benar, dugaannya Stuard akan berubah. Batinnya teriris perih saat melihat putra-putrinya berjalan sambil menunduk. Tak perlu bertanya lagi, Simma sudah tau apa yang terjadi.


Simma di posisi yang serba salah, di satu sisi ia tau anak-anaknya bersalah, walaupun tidak sengaja. di sisi lain, ia mengerti apa yang di rasakan oleh Stuard.


Tapi, ia juga tak bisa mengabaikan rasa sedih yang di rasakan oleh kedua anaknya karena sikap Stuard yang berubah. Walaupun Gabby dan Gabriel bersalah, tapi mereka masih terlalu kecil untuk merasakan ini semua.


"Kalian tunggu di meja makan, oke. Mommy akan menyusul," ucap Simma, dadanya


terasa di sayat belati saat melihat mata kedua anak kembarnya berkaca-kaca.


Saat Gabby dan Gabriel sudah, keluar dari kamarnya. Simma mendudukan diri disebelah Stuard


"Tak usah di pikirkan, aku baik-baik saja," jawab Stuard. Ia menggenggam tangan Simma saat jari Simma saling meremas. "Aku akan mandi terlebih dahulu," ucap Stuard lagi. Setelah mengatakan itu, Stuard pun turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, meninggalkan Simma yang diam terpaku.


Beberapa hari kemudian.

__ADS_1


Hening, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu di meja makan, tak ada suara Gabby dan Gabriel di meja makan, seperti yang sudah-sudah. Kedua bocah yang biasa berdebat itu pun makan dengan hening, tak ada lagi celoteh yang atau perdebatan Gabby dan Gabriel.


Setelah makan, Gabby memberanikan diri mengangkat kepalanya, dan menatap Gabriel, Gabriel yang di tatap pun mengangguk, mengisyaratkan agar Gabby berbicara pada Stuard.


"Da-Dadd, be-besok adalah hari ayah. Bi-bisakah Daddy datang ke sekolahku?" tanya Gabby dengan terbata-bata. Ia seperti sungkan untuk berbicara dengan Stuard. Gabbi dan Gabriel sudah satu Minggu bersekolah dan besok adalah hari ayah, hingga sekolah mereka mengadakan perlombaan untuk ayah dan anaknya.


Sejujurnya, Gabby dan Gabriel tak ingin mengatakannya pada Stuard, tapi mereka tak punya pilihan lain karena besok, mereka ingin seperi teman-teman mereka yang melakukan semuanya dengan ayah mereka.


Stuard mengelap mulutnya, ia pun mengangguk. "Daddy tak bisa berjanji. Tapi Daddy akan berusaha datang," ucap Stuard, membuat Simma langsung mengigit bibirnya saat mendengar jawaban Stuard.


Gabriel mengangkat kepalanya. Ia menatap Stuard dengan pandangan yang tak bisa di artikan. "Terimakasih jika Daddy bisa datang. Tapi, jika Daddy sibuk dan tak bisa datang kami tak apa-apa. Kami akan langsung pulang saja," ucap Gabriel. "Gabby ayo kita siapkan buku kita sebelum berangkat ke sekolah," ajak Gabriel, ia menarik tangan Gabby untuk turun dari kursi dan berjalan meninggalkan ruang makan.


Inget ya ga boleh hujat Stuard, Simma mau pun si kembar. Doaian aja, dan kasih kata-kata penenang buat keluarga kecil mereka. Inget, ya bentar lagi juga bahagia kok. ini cuman jalan buat Stuard dan Simma punya anak lagi.


Kenapa ga boleh hujat Stuard, Simma dan sikembar? karena mereka punya luka tersendiri dan akan saling menguatkan lagi satu sama lain.

__ADS_1


ini aku lagi bikin versi kalau rumah tangga ga selamanya adem ayem, dan pasti ada apesnya dan dukanya.


Hate komen, blok 😎


__ADS_2