Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
438


__ADS_3

Zayn mengelus rambut Arleta, membuat tangis Arleta semakin berderai, ia menggigit selimut semakin kuat agar tangisnya tak terdengar oleh sang kakak.


Ia ingin menjauhkan kepalanya dari tangan sang kaka, tapi elusan tanggal ini begitu nyaman, seolah ia sedang di elus oleh Albert, sang ayah. Hingga akhirnya, ia membiarkan Zayn mengelus rambutnya.


Hening


Semua dilanda keheningan Zayn terdiam, ia kebingungan mengolah kata untuk meminta maaf pada sang adik, setelah mendengar apa yang dikatakan saat dimakam. Ia yakin, sang adik hanya butuh waktu dan ia harus berbicara dari hati ke hati bersamanya Arleta.


“Arleta ....” Zayn tiba-tiba menghentikan ucapannya, lalu berpikir kembali karena belum memiliki kata-kata yang pas untuk dikeluarkan.

__ADS_1


“Kakak tahu, minta maaf takkan semudah membalikan telapak tangan, permintaan meminta maaf juga takkan mengembalikan hatimu yang telah kaka rusak. Kami malu padamu, kakak dan Kak Zidan malu menatapmu, kami telah merusak hatimu dan membuatnya patah berkeping-keping kau telah banyak menderita karena kami. Bisakah kau beri tau, bagaimana caranya agar kami bisa menebus dosa-dosa kami.”


Mendengar ucapan Zayn, Arleta menggigit selimutnya semakin kuat, ia menangis tergugu saat mendengar permintaan maaf sang kaka. Semuanya menubruk menjadi satu, antara senang ragu dan sedih.


Jujur saja, setelah mengeluarkan unek-uneknya di makam Sonya, ia merasakan kelegaan yang luar biasa. Mungkin benar, Arleta memang butuh berbicara dari hati ke hati dan mengungkapkan semua.


“Kaka minta maaf, karena telah menyebut mu seoorang ******, karena telah menyebutmu anak haram, karena telah menghentikan pengobatanmu. Kakak menyesal Arleta, kau bukan benalu, bukan. kau adik kami, kau adalah segalanya bagi kami. Dulu, saat kau dibawa pertama kali oleh Mommy dan Daddy kau begitu takut pada kakak, kau hanya dekat dengan kak Zidan, tapi seiring berjalannya waktu, kau mulai berani mendekati kakak, kau begitu manis dan ....” Zayn menghentikan ucapannya kemudian ia menunduk lalu ia menangis tersedu-sedu, membuat Arleta terperanjat kaget.


“Harus bagaimana lagi, cara kami meminta maaf padamu, Arleta, kami benar-benar menyesal. Jika waktu bisa diulang, kami tak akan melakukan itu.” Tiba-tiba suara Zidan terdengar dari belakang, membuat Zayn menghentikan tangisnya, kemudiam menoleh.

__ADS_1


Ternyata, sedari tadi, Zidan mendengar dan melihat semuanya. Dia mengintip dari luar, ia sengaja tidak masuk kedalam, karena ingin memberikan waktu untuk Zayn dan Arleta.


Mendengar suara Zidan, Arleta tiba-tiba bangkit dari berbaringnya, kemudian menatap Zayn dan Zidan secara bergantian. Tak lama, ia menarik bantal kemudian memukul tubuh Zayn dengan bantal dan memukulkannya secara membabi buta.


“ Kau jahat, kau jahat. Kau menyakitiku Kau pikir aku tidak punya perasaan. Aku bukan ******. Aku bukan anak haram!” teriaknya Arleta dengan histeris dan berderai air mata. Ia mendadak memiliki tenaga yang besar untuk menghajar sang kaka.


Ia melampiaskan amarahnya dengan cara memukul Zayn secara membabi buta dengan bantal. Ia berbicara sambil berteriak dan menangis histeris melampiaskan emosinya.


Di tengah rasa sedih yang di rasakan oleh Zidan, ia ingin sekali tertawa terbahak-bahak saat melihat kakanya yang pasrah ketika di pukuli oleh Arleta. Selama ini, tak ada yang berani kurang ajar pada sang kaka. Tapi sekarang, Zayn di pukuli oleh Arleta dan tak melawan sama sekali. Sungguh, Zidan ingin sekali mengabadikan momen ini.

__ADS_1


Scroll lagi gengs


__ADS_2