
__ADS_3
Sonya tersenyum saat menatap bocah kecil di hadapanya, anak kecil berambut ikal dengan pipi yang menggembung serta Pipi yang merah, semakin menambah kesan kelucuaanya.
Arleta, Sonya memberi nama boca kecil itu dengan nama Arleta. Sonya berhambur memeluk Albert. Ia berterimakasih pada Albert karna tengah membawa Arleta.
Sebenarnya, Sonya bisa saja mengadopsi dari panti asuhannya untuk tinggal di mansion. Namun, mereka tak ada satupun yang mau. Mereka sudah terkadung nyaman hidup di panti, apalagi semua anak-anak panti asuhan saling melengkapi.
Albert membawa Arleta dari panti asuhan lain, anak kecil nan cantik itu sudah di tinggalkan sedari bayi oleh orang tuanya.
Mungkin, bagi sebagian orang, Sonya sangat aneh, mengadopsi anak ketika dia akan memiliki cucu. Namun, percayalah! tak ada yang tau bagaimana rasanya menjadi Sonya, bagaimana kesepian Sonya selama ini.Jadi, tak ada salahnya, bukan? jika Sonya mengadopsi Arleta.
"Kita pasti bisa menjadi orang tua yang baik," kata Albert, Ia membalas pelukan Sonya dan mengelus punggung istrinya.
•••
__ADS_1
Zidan dan Zayn saling tatap, lalu setelah mereka saling tatap, keduanya kompak melirik pada bocah kecil, yang duduk di tengah-tengah, Sonya dan Albert. Seketika pikiran-pikiran buruk menghinggapi mereka. Mereka kompak berpikir, apa daddy mereka menghamil wanita lain.
"Dad, apa kau menghianati Mommy?" tanya Zidan dengan spontan. Mendengar ucapan Zidan, seketika Zayn menendang kaki Zidan, hingga Zidan mengaduk kesakitan.
Zidan mengulum bibirnya, ia langsung terdiam dan menatap Albert, Albert yang mendapat tatapan dari Zidan, hanya mengangkat bahunya acuh, ia dengan santainya, mengambil gelas berisi wine dan menenggaknya hingga tandas.
"Arleta, sapa ke tiga kakamu, Sayang!" titah Sonya.
"Ha-hai," ucap Zidan terbata-bata. Ia mengangkat tangannya dengan ragu.
Sedangkan Zayn hanya terdiam, ia masih belum mencerna apa yang terjadi.
"Auh!" ringis Zayn ketika Zidan menendangnya. "Ha-hai," ucap Zayn yang juga terbata-bata.
__ADS_1
"Mommy tau. Kalian pasti terkejut dengan kehadiran Arleta. Maafkan Mommy dan Daddy yang mengambil keputusan tanpa melibatkan kalian." Sonya menghengtikan ucapannya sejenak. Ia melihat reksi kedua putranya dan juga menantunya. "Kalian tau, kita sudah terperangkap luka selama 27 tahun, dan kemarin Mommy kira, Mommy bisa mengandung kembali. Tapi, ternyata tidak. Jadi, Mommy memutuskan untuk mengadopsi Arleta ... Mommy harap, kalian bisa menerima keputusan Mommy dan Daddy."
Mendengar ucapan Sonya, seketika suasana mendadak hening. Mereka bisa mendengar nada suara Sonya di penuhi kesedihan.
Seketika, Zidan pun bangkit. Ia berjalan ke arah Sonya, Zidan menekuk lututnya dan berjongkok di hadapan Sonya, kemudian ia menggenggam tangan mommynya.
"Mom, kau adalah wanita terhebat. Kau adalah segalanya bagi kami. Apa pun yang membuatmu bahagia. Kami akan mendukungmu. Terimaksih selama 27 tahun ini Mommy mau bertahan di tengah hebatnya goncangan keluarga kita," ucap Zidan dengan mata berkaca-kaca. Seketika rasa haru menghinggapi semuanya.
Sonya tersenyum, ia membungkukan kepalanya. Dan mengecup keninhg Zidan. "Kau juga lelaki hebat. Terimakasih sudah bertahan dengan sikap Gila kaka dan Daddymu," ucap Sonya.
Mendengar ucapan Sonya, Zayn yang sedang minum tersedak. Sedangkan Albert memalingkan tatapan ke arah lain. Sedangkan Gia hanya terkekeh, melihat keluarga suaminya. Setelah adegan haru mengharukan itu, mereka pun memulai makan malam dengan suasana ceria.
Scroll lagi ya
__ADS_1
__ADS_2