Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
133


__ADS_3

Saat Audrey sudah meninggalkan meja, Tanpa sadar, Zidan menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat langkah Audrey yang sudah menjauh.


"Kenapa kau tersenyum?" tanya Josh saat melihat Zidan tersenyum.


Mata Zidan selalu terhipnotis saat bertemu dengan Audrey. Ia sungguh kagum dengan kehebatan dan keberanian Audrey.


saat wanita lain selalu menebar pesona padanya, dan selalu mencari perhatian dirinya. Berbeda dengan Audrey, Audrey bahkan terang-terangan menolak pesona Zidan. Dan itu membuat Zidan sedikit tertarik.


Mendengar ucapan Josh, Zidan tersadar. Ia menegakan tubuhnya. "Josh, kenapa sekretarismu berbeda dari wanita lain?" tanya Zidan.


Seketika Josh ikut menegakan tubuhnya dan menatap Zidan lamat-lamat. "Zidan, apa kau benar tak mengingat Audrey?" tanya Josh.


"Tentu, aku mengingatnya. Dia yang menyelamatkanmu saat di sekap oleh Daddy, dia juga yang waktu itu menyelamatkan Zayn dan turun dari atas gedung tanpa pengaman," jawab Zidan dengan antusias. Ia selalu merasa kagum saat mengingat kehebatan Audrey.


Josh, berdecak kesal saat keponakannya tak mengingat Audrey. Seandainya bisa, ia ingin memberitau yang sebenarnya pada Zidan. Tapi, ia tak bisa. Ia menghargai keputusan Audrey.


Josh yakin, Audrey sudah memikirkan semua matang-matang. Josh juga tau, bahwa tak mudah menjalani hidup sebagai Audrey. Mungkin, Audrey akan di cap egois karena tak jujur pada Zidan. Tapi, percayalah hidup Audrey tak semudah yang di pikirkan.


•••


"Josh, bisa aku bicara denganmu?" tanya Audrey saat mengantarkan berkas untuk di tanda tangani oleh Josh.


Josh menghembuskan napas karena tau apa yang akan di bahas oleh Audrey. "Kau mau bicara apa?" tanya Josh.


"Josh, aku tau. maksudmu baik. Kau ingin menyatukanku dan Zidan karena ada Kelly di tengah-tengah kami. Tapi, kumohon. Hentikan rencanamu, Josh. Semoga kau mengerti maksudku," ucap Audrey. Setelah mengatakan itu, Audrey pun berbalik dan keluar dari ruangan Josh.


Josh mengusap wajah kasar saat mendengar ucapan Audrey, ia sudah menduga, Audrey akan memberi ultimatum keras padanya. Namun, bukan Josh namanya bila langsung menyerah. Ia sudah menyiapkan rencana lain untuk menyatukan Zidan dan Audrey.

__ADS_1


••


"Mommy!" panggil Kelly.


"Audrey yang baru saja masuk kedalam apartemennya langsung merentangkan tangannya saat mendengar Kelly memangilnya.


Kelly pun berlari berhambur memeluk Audrey. " Bagaimana harimu, Mommy?" tanya Kelly. Ia melepaskan pelukannya dan mengecup kedua pipi Audrey.


Audrey tersenyum. Dia mengelus rambut Kelly dengan penuh kasih sayang. Ia bersyukur, walau usia Kelly masih kecil, Kelly bersikap begitu manis dan tak manja sama sekali, seolah ia mengerti tentang kehidupan apa yang mereka jalani.


"Mommy, turunkan aku. Aku berat," ucap Kelly saat Audrey menggedongnya.


"Kau tidak berat, Sayang," jawab Audrey dengan terkekeh. "Bagaimana, kau siap untuk besok mengikuti kelas lukis?" tanya Audrey. Ya, Audrey mendaftarkan Kelly untuk ikut kelas lukis, karena ia tau bahwa putrinya sangat suka melukis.


"Aku siap, Mommy. Aku juga sudah membeli peralatan lukis tadi bersama Aunty Simma," jawab Kelly dengan antusias. Membuat Audrey mengembangkan senyumnya karena merasa bahagia saat melihat putrinya pun bahagia.


•••


"Hai, juga," jawab Kelly pada anak kecil yang sebayanya.


Anak kecil itu mengulurkan tangannya "Mari berteman denganku. Aku arleta dan kau?" ucap anak kecil yang ternyata Arleta. Rupanya Arleta dan Kelly mengikuti kelas lukis yang sama.


"Aku Kel ...." ucapan Kelly terputus saat mendengar seseorang memanggil Arleta.


"Hai, kaka!" ucap Arleta, ternyata Zidan yang menjemputnya.


"Kaka ini teman baruku!" ucap Arleta saat Zidan mendekat.

__ADS_1


Zidan pun menoleh pada anak di samping adiknya. "Bukankan kita pernah bertemu di bandara?" tanya Zidan saat melihat Kelly. Zidan memegang dadanya. Debaran aneh itu muncul lagi saat menatap irish mata milik Kelly.


"Hai, uncle," jawab Kelly.


Zidan menekuk kakinya dan menyetarakan diri dengan Kelly, ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sesuatu.


"Ini milikmu," ucap Zidan sambil mengulurkan jepit rambut milik Kelly, beruntung Zidan memakai lagi jaket yang sama, hingga ia ingat bahwa jepit rambut Kelly tersimpan padanya.


Kelly mengambil jepit rambut itu, dan tersenyum. "Terimakasih, uncle," ucap Kelly. Seketika Zidan mengelus rambut Kelly dan bangkit dari berjongkoknya.


"Ayo!" Zidan mengulurkan tangannya pada Arleta.


"Sampai jumpa," ucap Arleta sambil melambaikan tangannya pada Kelly.


Saat Zidan dan Arleta sudah meninggalkan Kelly, Kelly menatap nanar pada Arleta yang sedang menggenggam tangan Zidan. Setetes bulir bening terjatuh dari pelupuk matanya. Ia melihat jepit rambut di tangannya.


"Padahal aku ingin kau menyimpan jepit rambut ini, Dad," lirih bocah kecil itu. Ia kembali melihat ke arah depan. "I miss you, Dad," ucapnya lagi saat Zidan dan Arleta sudah menaiki mobil.


"Kelly!" panggil Simma dari arah samping. "Maafkan Aunty yang telat menjemputmu," sambungnya lagi saat mendekat ke arah Kelly.


Kelly tersenyum, ia menerima uluran tangan Sima dan mulai berjalan.


"Aunty saat mandi nanti aku tak ingin membasahi rambutku," ucap Kelly saat mulai sudah berjalan. Ia tak ingin, jejak sang ayah yang dia rindukan selama ini hilang.


"Kenapa?" tanya Simma


Kelly ...

__ADS_1


Hate komen blok 🤣


Part Kelly ketemu Zidan nyesek 😥😥


__ADS_2