Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
224


__ADS_3

Stuard mengusap rambut Simma. Lalu mengecup kening Simma dan mengecup bibir Simma. "Aku yakin, kau dan anak-anak kita akan kembali padaku, " jawab Stuard membuat Simma tersipu. Ia maju kedepan Stuard dan berhambur memeluk kekasihnya.


"Ayo kita menikah secepatnya!" ajak Stuard tiba-tiba, membuat Simma langsung melepaskan pelukannya.


"Bu-bukankah kita akan menikah setelah anak ini lahir?" tanya Simma.


"Anak-anak kita," koreksi Stuard saat Simma menyebutkan kata anak ini. "Perasaanku dia akan mendekatimu lagi. Aku takan tenang, jadi mari kita menikah secepatnya," jawab Sturd. Dari cara Josh melihat perut Simma, Stuard yakin, Josh sudah tau bahwa Simma sedang mengandung darah dagingnya.


Simma mengelus pipi Stuard. "Rasaku padanya sudah tak ada sedikitpun. Kau tau, bukan, bagaimana dia menghancurkan mentalku, menghinaku. Apa kau pikir, aku masih akan tergoda dengan lelaki brengsek sepertinya," papar Simma. Ia mengambil tangan Stuard dan menyimpan di perutnya. "Kami milikmu, Dad," sambungnya lagi.


Mendengar Simma memanggilnya Daddy, Jantung Stuard berdetak dua kali lebih kencang. Napasnya memburu, hanya kata-kata sederhana. Tapi, mampu membuat Stuard melayang. Perlahan, dia menangkup pipi Simma lalu menutupnya dengan ciuman panas, membuat wajah Simma memerah.


Setelah keduanya kehilangan oksigen, Stuard mengajak Simma untuk keluar dari kamar anak mereka dan berjalan-jalan di sekitar mansion. Mereka secara alami mulai bercakap-cakap tentang masa lalu mereka masing-masing.


•••


"Dad, kau kenapa?" tanya Kelly saat sang ayah keluar dari kamar. Zidan tersadar, ia langsung menuntun Kelly untuk duduk di sofa.


"Kau sudah makan, Sayang?" tanya Zidan, ia mendudukan Kelly di pahanya. Kelly pun mengangguk. "Aku sudah makan, Dad," jawabnya


"Daddy, aku ingin bertemu Aunty Simma," ucap Kelly lagi.


Zidan mengangguk. "Kita akan pergi kesana nanti malam. Jadi, sekarang kau tidur siang oke!" titah Zidan, bocah genius itu pun mengangguk, lalu turun dari pangkuan ayahnya.


Zidan menyenderkan kepalanya kebelakang, Audrey mengidam hal yang tak masuk akal. Audrey ingin melihat kemarahan Zidan. Dan saat Zidan berpura-pura marah, Audrey malah mengamuk karena Zidan memelototinya.


Zidan harus benar-benar extra sabar menghadapi mood istrinya yang berubah-rubah. Tapi walaupun begitu, ia cukup senang mengikuti kemauan Audrey, ia menganggap itu semua penebus saat dia tak bisa mendampingi istrinya saat mengandung Kelly.


Setelah lama terdiam, Zidan langsung bangkit dari duduknya, ia harus kembali lagi ke kamar dan mengecek mood istrinya. Zidan melongokan kepalanya kedala,m kamar. Ternyata Audrey sedang duduk di ranjang sambil menonton televisi.

__ADS_1


"Sayang!" panggil Zidan, ia berjalan mendekat ke arah ranjang.


"Aku ingin burger, kentang goreng, jus belimbing dan pisang," jawab Audrey, membuat Zidan lesu. Karena ia yakin, setelah makanan datang, sang istri tak akan menyentuhnya dan akan meminta makanan lain.


"Kenapa kau masih diam saja. Kau tak mau mengabulkan keinginan anakmu!" hardik Audrey, membuat Zidan tersadar. "Tidak, tidak, Sayang. Aku akan segera membawa pesananmu." setelah mengatakan itu, Zidan pun segera keluar dari kamar dari kamar


•••


Waktu menunjukan pukul 05. sore. Simma membuka mata kemudian mengucek matanya. Ia tertidur di kamar Stuard setelah berjalan-jalan mengelilingi mansion Stuard.


Baru saja Simma akan turun dari ranjang untuk mencari Stuard, pintu kamar mandi terbuka, Stuard keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk di pinggangnya dan tubuh kekarnya terpampang nyata di depan Simma, membuat jantung Simma berdetak dua kali lebih kencang.


"Kau sudah bangun, Sayang," ucap Stuard setelah keluar dari walk in closet, ia memakai kaosnya dan berjalan ke arah Simma.


"A-aku ingin mandi," ucap Simma tiba-tiba, "Ayo antarkan aku ke apartemenku," ucap Simma lagi, membuat kening Stuard mengerut.


"Kenapa kau harus pulang ke apartemen. Mansion ini rumahmu sekarang" ucap Stuard membuat Simma membulatkan matanya.


Stuard tersenyum. "Sebentar lagi, semua akan di siapkan nyonyo Josepin," jawab Stuard.


"Ki-kita, akan tidur seranjang?" tanya Simma. Mendengar pertanyaan Simma, Stuard mengangguk. Ia membaringkan tubuhnya berbantalkan paha Simma, dengan wajah yang menghadap ke perut Simma.


"Aku berjanji takan melakukan hal yang tak kau ijinkan. Aku hanya ingin tidur sambil memelukmu dan anak-anak kita," jawab Stuard. Entah bagainama lagi Simma harus bersyukur mendapat lelaki seperti Stuard. Jika saja ini mimpi, Simma memilih tak ingin bangun dari tidurnya, dan untungnya ini nyata, Simma bisa mendapatkan kasih sayang berlimpah dari Stuard setelah ia di campakan oleh Josh.


"Stu, maukah kau mengantarkanku ke caffe, aku harus memberikan bonus pada seluruh karyawan," ajak Simma. Stuard pun mengangguk. "Kita bisa berangkat setelah kau mandi."


••••


"Aunty Simma!" panggil Kelly saat masuk kedalam caffe. Simma yang sedang duduk menikmati deseert di meja bersama Stuard menoleh kebelakang.

__ADS_1


"Hai, Sayang. Kau kemari bersama siapa?" tanya Simma saat Kelly mendekat. Kelly bukannya menjawab, ia menatap wajah Stuard yang duduk di depan Simma.


"Hai anak manis," sapa Stuard.


"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Simma.


"Bukankah Uncle pernah datang ke sekolahku hanya untuk bertanya makanan kesukaan Aunty Simma," ucap Kelly, membuat Stuard terkekeh, seketika Simma membulatkan matanya, lalu ia menatap Stuard dengan tatapan tanda tanya. Stuard yang di tatap hanya mengangkat bahunya acuh sambil tersenyum.


"Kenapa kau tak menjawab panggilanku!" gerutu Audrey, saat menghampiri Simma, dan membuat Simma menolah kebelakang.


Saat Audrey akan berbicara lagi, ucapannya terhenti saat melihat lelaki tampan di depan Simma.


"Tuan Josepin!" panggil Zidan yang berada di belakang tubuh Audrey. Ia refleks memanggil Stuard karena terkejut melihat seorang Stuard berada di depannya.


Stuard menoleh, saat melihat Zidan ia bangkit dari duduknya, dan menjabat tangan Zidan.


"Ayo duduk!" titah Simma. Ia berpindah duduk ke sisi Stuard dan Zidan Audrey pun langsung duduk hingga posisi mereka duduk bersebrangan.


Setelah mereka duduk, Stuard pun mulai memerkenalkan diri secara resmi dan mengumumkan dia akan menikahi Simma dan pada Akhirnya, mereka pun berbincang-bincang hangat.


Melihat pemandangan di depannya jantung Josh serasa di tikam ribuan jarum. Tadi pagi saat datang ke apartemen Simma, Josh sudah merasakan sesak dan saat ini, dia kembali merasa sesak kala ia melihat Zidan, Kelly dan Audrey tampak begitu akrab dengan Stuard.


Setelah di tolak saat tadi pagi di apartemen Simma, Josh tak menyerah. Ia berencana mendatangi caffe Simma untuk melakukan pendekatan secara perlahan. Tapi, saat sampai di caffe Simma ia malah melihat hal yang sangat menyikitkan. Zidan, sang keponakan terlihat akrab sekali dengan Stuard. Bukankah Zidan seharusnya mendukung dirinya, tapi kenapa sekarang ....


Saat Josh sibuk dengan lamunannya, ada orang yang menepuk pundak Josh dari belakang. Josh pun menoleh, ternyata Briana ada di belakangnya membuat Josh terperanjat kaget.


Dia terpergok berbohong lagi .


Josh ....

__ADS_1


hate komen blok 😎


Percakapan Audrey Zidan Simma Stuard next ya, ada alesan lain juga kenpa Zidan dukung Stuard.


__ADS_2