
__ADS_3
Setelah puas mematut diri di cermin. Ia, memutuskan untuk mandi. Masih ada waktu beberapa jam lagi untuk berangkat pesta.
Gia, kembali melipat gaun yang ia pegang dan menyimpannya lagi dalam box.
Ia melangkahkan dirinya ke menuju kamar mandi. Ia berniat merilekskan diri di dalam bathub yang sudah ia tambahi aroma min dan Vanila yang bisa membuatnya rileks.
Di dalam bathub, ia mencoba memejamkan mata dan mencoba meresapi wangi dari aroma yang menurutnya bisa menenangkan diri. Namun, bukannya tenang. Ia malah merasakan prasaan yang tak biasa. Dia merasakan akan ada hal buruk yang akan menimpanya.
"Tidak, ini pasti hanya perasaanku saja," gumam Gia. Sedari tadi, ia terus meyakinkan dirinya bahwa itu hanya perasaannya saja. Namun, hati kecilnya berontak. Rasa tak biasa masih ia rasakan.
Setelah cukup lama berendam, Gia pun bangkit dari berendamnya. Ia berharap, ia bisa memejamkan matanya sejenak agar perasaanya lebih tenang.
Zayn
Setelah keluar dari kamar Gia, Zayn masuk kembali ka kamarnya. Ia duduk di sofa kemudian tersenyum penuh kemenangan.
Dia mengambil ponsel dari sakunya kemudian menelpon seseorang.
"Bagaimana? apa semuanya siap?" tanya pada orang di sebrang sana. Ia memegang gelas yang berisi wine. sesekali Ia mengoyang-goyangkan gelas yang sedang di peganngnya. Sudut bibirnya melegkung ketika apa yang ia perintahkan pada orang di sebrang sana selesai. Hanya tinggal menunggu hari esok, ia akan mencapai tujuan yang ia mau. Ini hanya awal, nyatanya masih banyak rencana di dalam otak Zayn.
__ADS_1
"Kau melakukan tugas mu dengan baik!" ucap Zayn lagi. Ia memutuskan panggilannya tanpa mendengarkan jawaban dari orang yang di telponnya.
"Zidan, semua hancur karena kehadiranmu. Maka, jika dengan menghancurkanmu harus menyeret orang lain. Maka dengan senang hati aku akan melakukannya," lirih Zayn. Ia menenggak wine yang sedang di pegangnya. Senyum iblis langsung terlihat. Ia , tak sabar menunggu hari esok.
•••
Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri, Gia pun akhirnya bisa tertidur. Ia terbangun saat mendengar suara ketukan dari pintu.
Dengan langkah tergesa-gesa, Gia turun dari ranjang. Ia langusng bergegas membuka pintu.
"Maaf, Nona. Waktunya anda bersiap!" titah seorang penata gaya yang baru saja mengetuk kamarnya. Di belakang penata gaya ada beberapa orang lagi yang bertugas mendjadi MUA dan lain-lain.
Gia melotot kaget saat mengetahui orang-orang yang berada di depannya sama seperti dirinya yang berasal dari Rusia. Gia pikir orang yang akan datang membantunya bersiap berasal dari indonesia.
"Ya, Nona. Mari kita bersiap."
Gia pun membiarkan mereka masuk, mulailah semua beraktipitas untuk mendandani Gia. Satu jam kemudian, akhirnya selesai.
Saat melihat cermin, Gia menatap dirinya sendiri dengan heran. Ia, merasa tak mengenali dirinya sendiri. Gia yang memang sudah cantik tanpa berdandan, sekarang terlihat lebih cantik ketika wajahnya terkena Sapuan makeup.
__ADS_1
"Semua sudah selesai?" tanya Zayn yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar yang di tempati Gia.
Semua team pun mengangguk, Gia yang mendengar suara Zayn pun langsung bangkit dari duduknya.
Deg.
Seketika tubuh Zayn terpaku karena melihat kecantikan Gia. Namun, dengan cepat, ia menyadarkan dirinya.
"Ayo!" ajak Zayn. Ia meletakan tangannya di pinggang agar Gia menggandeng tangannya.
Sejenak, Gia menatap Zayn. Ia ragu mengikuti perintah Zayn. Lalu kemudian, tangan Zayn menarik tangan Gia, hingga kini mereka pun sudah bergandeng tangan.
Keesokan harinya.
Brakkk
Zidan mendobrak pintu kamar dengan emosi.
Seketika Gia terbangun, lalu berteriak kala ia dalam kondisi telanjang dan yang lebih membuat Gia terkejut. Zayn ada di sisinya dengan kondisi telanjang sama seperti dirinya.
__ADS_1
udh kangen sama babang Zayn end Zidan.
tenang. Nanti jam.11 atau jam 12 malem akan up lagi ya kaka-kaka.
__ADS_2