Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
Kepanikan Amelia


__ADS_3

“Kau akan piknik dan rekreasi di taman?" tanya Amelia. Grisya pun mengangguk.


“Yes, Mommy. Aku harus ikut rekreasi dan piknik di taman. Kami pun juga akan melukis di sana,” jawab Geisya lagi.


hati Amelia mendadak tak nyaman ketika mendengar ucapan Grisya, “Bagaimana jika kau besok tidak usah mengikuti piknik di taman!" pinta Amelia. Seketika wajah Grisya memberenggut kesal.


“Mommy, ayo lah, kau tahu bukan, aku sangat suka piknik. Bagaimana mungkin aku tidak ikut piknik,” jawab Grisya, Amelia menghela nafas. Rasanya, ia tak tega ketika melihat wajah putrinya yang terlihat murung.


“Ya sudah, besok Mommy akan membuatkan bekal untukmu,” ucap Amelia. Ia berencana untuk mengawasi putrinya dari jauh. Ia tak ingin lengah dan bisa saja Gabriel menargetkan putrinya sebagai sandra.


••••


“Bagaimana apa kau telah melakukan perintahku?” tanya Gabriel di seberang sana. “Bagus, aku akan memberikan apa pun yang kau mau.” Setelah mengatakan itu, Gabriel mematikan panggilannya. Kemudian tertawa nyaring.


Ya, ide piknik di taman adalah ide dari Gabriel. Tak mungkin, Gabriel menculik Grisya di sekolahnya. Jadi, ia membuat rencana untuk menculik Grisya di taman.


Keesokan harinya


Semua siswa sudah berkumpul di taman, mereka sudah duduk dengan menggelar tikar. Dengan semangat, semua siswa membuka kotak bekal termasuk Grisya.

__ADS_1


Acara melukis akan di mulai ketika para siswa sudah menyelesaikan makan siang mereka.


“Grisya!” panggil sang guru.


Grisya yang sedang menyuapkan makanannya menoleh. “Yes, madam,” jawab Grisya. Ia bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri Sanggu guru.


“Ada yang ingin bertemu denganmu. Ayo ikut Madam,” ajaknya sambil mengulurkan tangan pada Grisya. Dengan polos, Grisya pun mengangguk, kemudian mengikuti langkah guru tersebut.


“Madam, kenapa membawaku ke sini?” tanya Grisya sambil menyipitkan matanya.


“Hai, anak manis,” jawab Grisya dari arah belakang, membuat Grisya menoleh.


“Mau ikut bersama Uncle, ke ....” Tiba-tiba, Gabriel menghentikan ucapannya saat melihat Irish mata milik Grisya. Ada gelanyar aneh di diri Gabriel ketika melihat mata putrinya. Ada perasaan sesak, bercampur dengan rasa bahagia


“Uncle!” panggil Geisya lagi.


“Ah ia, ayo ikut Uncle,” ia menarik lembut tangan Grisya. Namun, secepat kilat, Grisya menarik tangannya lagi dari tangan Gabriel.


Ia langsung mundur dan bersembunyi di belakang tubuh gurunya.

__ADS_1


“Uncle! kau mengajakku ke mana?” tanya Grisya. Gabriel tersadar, ia mencoba memutar otaknya. Ia langsung melihat ke arah guru Grisya, meminta guru itu untuk meyakinkan Grisya.


“Mommy mu menunggu bersama Uncle ini, Grisya,” ucap guru tersebut, membuat Grisya tampak berpikir.


“Ayo Mommymu menunggu disana,” ajak Gabriel. Tanpa mendengar lagi jawaban Grisya. Gabriel maju dan menggendong tubuh putrinya.


20 menit berselang, akhirnya Gabriel sampai di tempat tujuan, di sebuah gudang yang cukup tua.


“Ayo turun!” ucap Gabriel, nadanya terdengar tidak ramah, berbeda seperti tadi. dia bahkan cenderung berteriak pada Grisya hingga membuat Grrisya ketakutan.


“U-uncle, kenapa kau membawaku ke sini?” tanya Grisya terbata-bata. Tanpa menjawab ucapan Grisya. Gabriel turun dari mobil, kemudian membuka pintu mobil. Lalu menarik tangan Grisya untuk turun. dan saat Grisya turun dari mobil, Gabriel kembali menarik tangan Grisya untuk masuk, hingga Grisya mengaduh kesakitan.


“Mommy!” teriak Grisya. Ia menangis histeris ketika Gabriel menarik tangannya.


•••


“Dimana Grisya?” tanya Amelia pada gurunya. Pihak sekolah mengabarkan bahwa pihaknya akan pergi ke taman pada pukul 11.00 siang..Tapi ternyata, pihak sekolah mengubah jadwal menjadi jam 9 pagi. Itu sebabnya, Amelia baru datang ketika, dan setelah ia datang, Grisya, tidak ada ditempat.


Tiba-tiba, satu pesan masuk ke ponselnya dan ....

__ADS_1


Scroll lagi gengs


__ADS_2