
__ADS_3
Seorang lelaki paru baya sedang duduk melihat pemandangan di depannya. Ia menghisap dalam-dalam roko yang berada di mulutnya. Menikmati nikotin yang menyapa paru-parunya.
Lelaki itu tersenyum, senyuman itu bukan senyum bahagia atau senyum senang melainakan senyum yang mengerikan dan menakutkan.
Dialah Santosh, adik tiri sonya. Dalang dari penculikan Zayn dan Gia.
Ia baru saja bebas dari penjara.
Dia melewati hari- hari di penjara dengan suram, hatinya di penuhi dendam. Dendam pada keponakannya yang tak lain adalah, Zayn.
Dia bersumpah saat dia bebas, ia akan membalas rasa sakit hatinya dan mengahancurkan keluarga Albert.
Saat dia dalam penjara, dia tidak tinggal diam. Dia menyuruh anak buahnya untuk mengawasi gerak-gerik keluarga Albert.
Bahkan salah satu anak buahnya, bisa menjadi menyusup menjadi anak buah Zayn, dan bisa secara detail mengabarkan tentang apa saja yang dilakukan Zayn.
°°°
Mata Zayn membulat sempurna saat melihat ada foto-foto dirinya dan Gia saat sedang berada di Bali. Foto itu sudah tersebar di website perusahaan.
__ADS_1
"Shit!" geramnya. Ia berpikir keras, siapa yang meretas sistem perusahaan.
"Mark, masuk keruanganku!" titah Zayn lewat sambungan telpon.
Tak lama, Mark pun masuk. Ia masuk sambil melihat ponsel. Dalam sekejap, kisah Zayn menjadi pemberitaan. Selain foto-foto mesranya bersama Gia, hubungan antara antara Zidan, Zayn dan Gia ikut tersorot.
Semua karyawan pun dibuat heboh dengan berita tersebut. Mereka mengingat Zidan yang pernah dekat dengan Gia.
"Kau sudah menangani ini, Mark?" Tanya Zayn ketika Mark sudah masuk kedalam ruangannya. Zayn menyenderkan punggungnya ke belakang.
"Semua orang- orang kita sudah berusaha memerbaikinya. Dalam waktu 1 jam semuanya akan beres," jawab Mark.
"Apa mereka bisa melacak siapa yang meretas sistem perusahaan?"
"Perintahkan mereka untuk memerkuat sistem, jangan berikan tanggapan apa-apa jika ada wartawan bertanya soal foto itu.
Mark pun mengangguk dan pergi keluar dari ruangan Zayn.
••
__ADS_1
Zidan meremas ponselnya saat melihat di website perusahaan ada foto mesra Gia dan Zayn. Hatinya kembali berdenyut nyeri. Sudah sebulan Gia tak masuk kerja. Tak di pungkiri, rasa cinta itu masih ada. Cinta yang berbalut luka. Ada rasa syukur saat Gia tak masuk bekerja. Setidaknya Gia tak perlu menahan malu.
Seberapa pun dia mencoba menjadi orang jahat, sisi baik masih tertanam di hatinya.
Saat Mark dan Zayn keluar untuk makan siang, mereka mendengar kehebohan dari salah satu ruangan.
Zayn menghentikan langkahnya dan Mark pun juga ikut menghentikan langkahnya. Mereka menengok kearah sumber suara.
"Mark, lihatlah ada apa. Aku akan pergi sendiri!" titah Zayn. Mark pun mengangguk.
Mata Mark membulat sempurna, saat melihat Gia. Dengan cepat dia menerobos masuk kedalam ruangan Nana dan memangku Gia.
Setelah Gia sadar, Mark pun dengan segera kembali ke kantor. Tujuan pertamanya adalah memberi tau Zayn tentang kehamilan Gia. Ia yakin, anak yang di kandung Gia adalah anak Zayn.
•••
"Lalu?" tanya Zayn setelah Mark datang ke ruangannya dan memberitau bahwa Gia hamil.
"Zayn!" seru Mark yang geram dengan reaksi Zayn.
__ADS_1
"Mark, dia urusanku. Jadi biar aku yang mengurusnya," jawab Zayn. "Ini masih jam kantor, kerjakan pekerjaanmu!" titah Zayn lagi.
Dengan geram, Mark pun keluar dengan membanting pintu.
__ADS_2