
__ADS_3
Justin memeluk Ariana begitu erat. nafasnya masih terengah-engah karena ia berlari. Saat menemukan Ariana sedang berdiri.
Yang ia lakukan adalah, berlari menghampiri, istrinya kemudian memeluknya.
Saat belum menemukan Ariana. Otaknya kosong. Ia tak mampu memikirkan apa-apa lagi dan setelah melihat istrinya, darah seperti kembali mengaliri seluruh tubuhnya. Hingga wajah Justin yang tadinya memucat berangsur mulai pulih kembali.
“Hu-Hubby,” kata Ariana. Ia meringis saat Justin memeluknya begitu erat. Bukan sebatas erat. Justin bahkan memeluk Ariana sangat sangat erat. Jusin memeluknya seakan Justin akan meremukan.tulang-tulang di tubuhnya.
Justin tersadar, kemudian ia merenggangkan pelukannya. Mata lelaki tampan itu sudah berkaca-kaca, kemudian ia melepaskan pelukannya dan menatap istrinya.
“Kau tau betapa paniknya aku mencarimu kau tahu bagaimana takutnya aku saat kau tak ada disisiku kenapa kau ....” Justin tak meneruskan ucapannya saat melihat Ariana tertunduk terlihat jelas wajah Ariana sudah berkaca-kaca.
Dan setelelah tersadar, Justin kembali membawa Ariana ke dalam pelukannya.
”Tak apa-apa, aku tak marah sama sekali. Aku hanya takut dan Khawatir padamu.” Tangis Ariana mulai berderai kembali saat Justin mengelus punggungnya.
__ADS_1
”Tidak apa-apa, tidak apa-apa aku tidak marah. Aku hanya terkejut saat kau tak ada disisiku,” kata jastin lagi, ia mengulang-ngulang katanya untuk membuat Ariana tenang.
Justin melepaskan pelukannya lagi. Ia menangkap kedua pipi Ariana hingga ia dan Ariana saling tatap. “Kenapa kau keluar sendiri? kenapa kau pergi tanpa memberitahuku? ini sudah malam, Lalu kenapa kau kau harus pergi ke pantai seorang diri?” tanya Justin ia berusaha menekan suaranya dan berbicara dengan lemah-lembut pada Ariana.
“Maaf,” ucap Ariana ia tak berani mengangkat kepalanya karena malu pada Justin. Justin berjongkok dan ia menggendong Ariana ala bridal style, kemudian berjalan untuk masuk ke dalam rumah.
Saat berada digendongan Justin. Ariana menunduk ia sama sekali tak berani menatap Justin. Ia pikir, ia tak akan terpergok oleh suaminya karena biasanya suaminya setelah tertidur tak akan terbangun lagi. Tapi, rupanya ia salah. ia malah terpergok pergi dari rumah dan pergi ke pantai.
Saat sampai di kamar, Justin mendudukkan diri di sofa. ia mengambil minum dari atas nakas kemudian memberikan juga Ariana minum. Karena ia tahu, istrinya pasti haus.
Justin mengelus pipi Ariana, “Ada yang mengganggumu pikiranmu, hmm? kenapa kau pergi ke pantai seorang diri?” kata Justin dengan lemah lembut. “Kenapa kau menagis di pantai?”
“Maaf,” kata Ariana lagi. Ia sama sekali tak berani menjawab. Ia juga tak berani berbicara bahwa ia merindukan kedua orang tuanya.
Justin mencoba mengingat-ngingat pembicaraan terakhir bersama istrinya. Kemudian ia memejamkan mata saat mengingat sesuatu.
__ADS_1
“Kau rindu pada keluargamu?”
Ariana tak menjawab. Ia meremas kedua tangannya dan itu sudah menjadi jawaban untuknya.
Justin bangkit dan mendudukan diri di samping Ariana. Lalu membawa Ariana kedalam pelukannya
Ariana ....
••••
Saat Ariana sudah tertidur, Justin mengangkat gaun tidur istrinya. Ia meringis, saat melihat paha istrinya yang membiru, dan ia yakin, bahwa saat tadi di pantai, istrinya memukul-mukul kakinya sendiri.
Justin bangkit dari duduknya. Kemudian, ia mengambil minyak jaitun lalu mengoleskannya ke kaki Ariana.
Mata lelaki tampan itu, berkaca-kaca saat melihat kaki istrinya. Dadanya benar-benar berdenyut nyeri saat melihat Ariana tertidur dengan gelisah.
__ADS_1
Ga komen.ga flend. Hate komen blok 😎
__ADS_2