Cinta Sang Pria Arogan

Cinta Sang Pria Arogan
29


__ADS_3

Gia berbalik, ia pun berniat untuk melihat-lihat sekitar pesta.


Baru saja akan melangkah, langkahnya terhenti saat di hadapannya berdiri seorang pelayan dengan nampan berisi gelas di atasnya.


"Terimakasih, tapi saya tidak meminum alkohol," tolak Gia sopan.


"Ini free alkohol, Nona," ucap si pelayan. "Tuan itu yang memerintah saya," sambungnya sambil menunjuk Zayn dengan dagunya.


Seketika Gia melihat ke arah pandang si pelayan tersebut. Ia, melihat Zayn yang juga tengah melihatnya. Zayn yang di tatap pun mengangguk pada Gia, pertanda Gia harus menerima minuman dari pelayan di depannya.


Zayn yang sedang berbicara dengan rekan bisnisnya, menenggak wine yang berada di tangannya. Sudut bibirnya terangkat kala ekot matanya, menangkap Gia yang sedang meminum minuman yang tadi di sodorkan pelayan.


5 menit


10 menit


15 menit

__ADS_1


15 menit sudah berlalu, Zayn terus memperhatikan Gia dari jauh, tepat saat 15 menit, Zayn melihat Gia sudah mulai terlihat tak nyaman.


Zayn tersenyum, obat prangsang dan obat tidur yang pelayan campurkan pada minuman Gia sudah beraksi.


Zayn pun kembali berjalan mendekati Gia.


"Gia!" panggil Zayn. "Kau baik-baik saja," tanya Zayn lagi. Ia bertanya dengan wajah sok polosnya.


Mata Gia mulai berkunang-kunang. Dia merasa kakinya tak berpijak pada tanah. Tubuhnya terasa panas.


"Tu-tuan. Bisakah kita pergi!" pinta Gia. Ia hampir saja kehilangan kesadarannya. Gia memegang tangan Zayn agar bisa mempertahankan penglihatannya.


Saat berada di mobil, Gia terus bergerak. Ia gelisah. Ada rasa yang tak biasa yang ia rasakan. Tubuhnya panas, pikirannya hanya segera mendinginkan diri di kamar mandi.


Akhirnya mereka pun sampai, di hotel. Kali ini, Gia memberanikan diri menggandeng tangan Zayn karena tak bisa berjalan seperti biasa.


Saat sampai, Zayn langsung membukakan pintu kamar Gia. Gia pun masuk meninggalkan Zayn tanpa kata.

__ADS_1


Gia merasakan tubuhnya semakin panas. Tanpa pikir panjang, ia langsung melepaskan sepatunya dan melemparkannya ke sembarang arah. Tanpa melepas gaun yang ia pakai, Gia kembali berjalan melangkahkan kakinya ke kamar mandi.


Tapi, sebelum ia membuka kamar mandi, Zayn menarik tanganya dan menyudutkannya ke din-ding.


Gia tersentak kaget saat Zayn menarik tangannya. "Ka-kau mau apa?" tanya Gia. Ia semakin merasa gelisah kala Zayn mengusap lembut pipinya.


Cup


Satu kecupan mendarat di bibir Gia membuat Gia terbelalak.


"Aku akan memberikanmu obat penawar agar kau terbebas dari rasa gelisahmu," ucap Zayn dengan seringai yang menakutkan. Tanpa membiarkan Gia menjawab, Zayn menangkup kedua pipi Gia dan menciumnya bibirnya, tanpa melepaskan ciumannnya, Zayn menarik tangan Gia dan menjatuhkan tubuh Gia di ranjang.


Malam itu Zayn berhasil merencanakan misinya. Ia tertawa senang karena sebentar lagi tujuannya tercapai. Tapi, berbeda dengan Gia. Hidupnya kini telah hancur. Malam itu menjadi malam yang menakutkan baginya. Gia kehilangan sesuatunyang selama ini ia jaga. Hidupnya berakhir dalam tangan Zayn. Entah apa yang akan terjadi pada esok hari.


Semesta seolah tak berpihak pada Gia. Ketika esok hari, ketika ia terbangun. Semua akan berbeda, semua tak akan lagi sama. Tak akan ada lagi senyum yang membingkai wajah cantiknya. Yang ada hanya kesuraman, air mata dan penyesalan.


Udah degdegan banget ya Bun.

__ADS_1


Bsok aku up nya kalau sempet siang, kalau ga sempet jam sgini lagi ya. Tau kan gimana emak-emak punya dua bocil repornya kaya apa wkwkw.


Boleh babang Zayn minta vote 🤣🤣


__ADS_2