
__ADS_3
Saat Amelia mendekat, Amelia berjongkok di hadapan Gabriel. Gabriel membuka celananya. Kemudian tampaklah senjata Gabriel yang mengeras dihadapan wajah Amelia.
Amelia menggigit bibirnya, kemudian memejamkan matanya lalu memainkankan milik Gabriel dengan mulutnya.
Gabriel mengadahkan kepalanya ke atas, tangannya menjambak rambut Amelia lalu memajukanya ke atas dan kebawah menyuruh Amelia, agar lebih dalam memasukkan senjatanya miliknya ke dalam mulut Amelia.
Saat asyik dengan apa yang dilakukannya, ketika tangannya masih menjambak rambut Amelia, Gabriel mengambil gelas berisi wine dari sisinya. Lalu, meneguknya dan matanya menatap kearah Amelia, kemudian menyeringai saat melihat wajah Amelia yang memerah dan tampak kesulitan untuk bernafas.
Tibalah detik-detik Gabriel akan mencapai puncaknya. Ia semakin menekan kepala Amelia membuat Amelia pasrah di bawahnya dan seketika itu juga air mata Amelia berderai.
“Minum ini!” Titah Gabriel setelah ia mencapai puncaknya dan Amelia sudah berdiri di hadapannya.Ia merogoh sakunya lalu melemparkan dua butir obat ke arah Amelia
“Ga-Gabriell,” ucap Amelia terbata-bata. ia sungguh enggan meminum obat tersebut.
__ADS_1
Gabriel kembali menenggak wine. Ia menyeringai ”Apa kau ingin aku menghentikan pengobatan ibumu?” tanya Gabriel. Seketika wajah Amelia memerah. Ia membuka serbuk itu lalu memasukkan obat ke mulutnya dan mengambil minum. lagi-lagi Gabriel menyeringai saat melihat Amelia sudah meminum obat tersebu..
Setelah Amelia minum obat yang tadi di berikan oleh Gabriel, Amelia mendudukan dirinya di ranjang. Sedangkan, Gabriel menatap Amelia tanpa berkedip. Ia sedang menunggu reaksi obat yang di makan Amelia.
15 menit berlalu, Amelia mulai beraksi. Amelia mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Kemudian mengipas-ngipasnya dengan tangan. Ia sudah mulai kepanasan, karena obat peranggsang yang diberikan Gabriel sedang bekerja.
Ketika Amelia terlihat mulai tak terkendali. Gabriel bangkit dari duduknya. Ia mengambil cambukan, lalu setelah itu ia melayangkan cambukan ke tubuh Amelia.
Dan sekarang, mulailah semua siksaan bagi Amelia, ia merintih, meminta, memohon agar Gabriel menghentikannya. semakin Amelia merintih semakin Gabriel puas.
Tak ada rasa terkejut di dir Gabriel, seolah melihat Amelia terkapar adalah hal biasa. Gabriel mengambil celananya dan memakainya lalu meninggalkan Amelia seorang diri
“Urus dia!” titah Gabriel pada pelayan yang biasa melayani Amelia.
__ADS_1
•••
3 bulan kemudian
Sturad menghela nafas lega. Wajahnya berbinar. ia mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Kala ia berhasil menemukan lokasi Amelia.
Selama 3 tahun ini, ia berjuang mencari Amelia. Dan setelah 3 tahun berjuang. Akhirnya menemukan di mana tempat putranya menyembunyikan Amelia.
Stuard mulai menelusuri aset-aset Gabriel dan ia menemukan transaksi Gabriel membeli sebuah pulau dan ia yakin, bahwa Amelia dibawa ke pulau tersebut oleh Gabriel.
beberapa waktu yang lalu, orang-orang suruhan Stuard mengintai pulau tersebut. Ternyata, pulau tersebut sangat ketat. Tapi, orang-orang Stuard adalah orang yang sangat profesiona.l hingga mereka bisa menyelusup masuk dan memastikan keberadaan Amelia. Benar saja, Amelia ada di sana.
“Siapkan pesawat. Aku sendiri yang akan menjemput Amelia!” ucap Stuard Setelah orang yang di teleponnya mengangkat panggilannya.
__ADS_1
Setelah mengatakan itu, Stuard bangkit dari duduknya. Dan berjalan ke ruang kerjanya.
Tinggalin komen, like dan vote ya
__ADS_2