
__ADS_3
Saat lift berhenti, Audrey dan Zidan yang sedang menyender otomatis terhuyung.
Tubuh Zidan terjatuh ke bawah dan tubuh Audrey menimpa tubuh Zidan hingga kini posisi mereka begitu intim.
Tanpa sadar, mata mereka saling mengunci. Jantung Audrey dan Zidan berdetak dua kali lebih kencang saat mata mereka saling memandang.
Tak lama, Audrey tersadar. Baru saja ia akan bangkit dari tubuh Zidan, Namun gerakannya terhenti saat rambutnya tergulung di kancing kemeja milik Zidan.
"Tuan Zidan. Tolong bantu lepaskan ini!" pekik Audrey.
Zidan pun ikut tersadar, ia pun bangkit dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Biar aku yang membenarkannya," ucap Zidan, mau tak mau Audrey pun terdiam dan menaruh kepalanya di bahu Zidan.
Jantung Zidan berdetak dengan cepat saat ia mencium wangi rambut Audrey, ia pernah mencium wangi yang sama. Namun, ia lupa di mana ia pernah menghirupnya.
Tak lama, akhirnya rambut Audrey pun terlepas dari kancing Zidan, dan membuat Audrey langsung bangkit dari bawah di susul Zidan yang juga ikut bangkit dari duduknya.
Zidan merogoh sakunya, untuk menelpon seseorang, memberitahu bahwa lift berhenti di tengah jalan.
Sedangkan Audrey langsung terdiam di sisi sambil memeluk tubuhnya sendiri. Napasnya mulai sesak, keringat dingin langsung membanjiri tubuhnya.
Tiba-tiba, kenangan buruk itu melintas lagi di otaknya. Kenangan saat dia tertangkap oleh musuh dan hampir saja di semen di dalam tanki oleh musuh bosnya. Dan sejak saat itu, Audrey mengalami trauma terjebak di ruang yang sempit.
"Audrey ... Audrey!" pekik Zidan saat melihat tubuh Audrey yang gemetar.
Seketika Zidan di hinggapi kepanikan saat melihat Audrey tak merespon ucapannya. Ia memegang tangan Audrey, dan ternyata tubuh Audrey sangat dingin. Zidan pun langsung melepaskan jasnya dan menyematkannya ke tubuh Audrey.
Saat Zidan akan kembali menelpon seseorang untuk memercepat evakuasi, tangannya di cekal oleh Audrey.
Tanpa sadar, Audrey memegang tangan Zidan. Bahkan sangking eratnya, kuku-kuku Audrey menancap di kulit tangan Zidan.
Tak lama, lift kembali berjalan membuat Zidan menghela napas lega. Saat pintu lift terbuka, Zidan pun memapah tubuh Audrey yang terkulai lemah.
Karena Zidan merasa tubuh Audrey tak bertenaga, Zidan pun membungkuk dan menggendong Audrey ala bridal style, kemudian ia berjalan menuju ruangannya.
__ADS_1
Saat sampai di ruangannya, Zidan menekan tombol di mejanya. Lalu tak lama, lemari bergeser dan setelah lemari bergeser, Zidan pun segera masuk dan kemudian membaringkan tubuh Audrey di ranjang
Mata Audrey terpejam, Zidan tak tau apa Audrey pingsan atau tertidur.
Setelah membaringkan Audrey, Zidan pun menelpon pihak medis yang berada di lantai atas dan menyuruh dokter untuk datang ke ruangannya.
Setelah menelpon dokter, Zidan melihat ke arah bawah, di mana kemejanya sudah basah karena keringat Audrey.
Ia pun berjalan ke arah lemari dan mengambil kemejanya, lalu menggantinya dengan yang baru.
Tak ingin Audrey berpikir macam-macam saat sadar nanti, Zidan pun memilih keluar dari kamar pribadinya dan menunggu dokter.
Tak lama, pintu di ketuk, ternyata dokter yang di panggilnya sudah tiba. Zidan pun membawa dokter tersebut ke kamar pribadinya.
Saat Dokter akan memeriksa tubuh Audrey, dengan stetoskop, hati Zidan merasakan tak rela karena tubuh Audrey akan di pegang oleh lelaki lain.
"Apa tak ada dokter wanita?" tanya Zidan. Ucapan Zidan menghentikan dokter yang akan memeriksa Audrey.
"Dokter Felly akan datang dua jam lagi, Tuan," balas Dokter tersebut, membuat Zidan menghela napas berat.
Namun, saat Dokter itu berbalik kearah Audrey, Audrey sudah membuka matanya.
Kesadaran Audrey langsung meningkat kembali. Sedari dulu, ia di latih untuk selalu waspada di dalam kondisi apapun, hingga walau ia dalam kondisi yang cukup parah sekalipun, alam bawah sadarnya, mengirim sinyal agar Audrey tetap waspada.
Audrey pun dengan cepat bangkit dari berbaringnya. Membuat Zidan terperangah, benarkah wanita di depannya ini adalah manusia ... Atau manusia jadi-jadian.
"Maaf merepotkan anda tuan Zidan. Kalau begitu saya permisi!" Tanpa mendengar lagi jawaban Zidan, Audrey pun berjalan cepat dan keluar dari ruangan Zidan.
Sedangkan Zidan dan Dokter hanya menggeleng melihat tingkah Audrey.
•••
"Mom ... Mom!" panggil Zidan. Ia berteriak saat tak melihat Sonya di mana pun.
"Mommy di sini!" teriak Sonya dari arah ruang belajar Arleta.
__ADS_1
"Kenapa kau memanggil Mommy?" tanya Sonya saat Zidan menghampirinya.
Zidan pun menghampiri Sonya dan duduk di sisi mommynya.
"Mom, bisakah aku berbicara?" tanya Zidan.
"Katakan, apa ada yang mengganggumu?" Tanya Sonya. Zidan pun menggeleng
"Mom, apa kau menyukai Ane?" tanya Zidan tiba-tiba.
Sonya yang sedang menyuapi Arleta buah langsung melihat ke arah Zidan. "Kau tak nyaman dengan Ane?" tebak Sonya dan Zidan pun mengangguk. Beberapa hari ini, Ane selalu menerornya, mengajaknya bertemu, menyuruh Zidan datang ke apartemennya dan selalu bersikap posesif pada Zidan, dan itu sungguh membuat Zidan tak nyaman.
Ia sudah banyak berpikir,Seberapa keras ia mencoba membuka hatinya untuk Ane, ia tetap tak bisa. Di mata Zidan, semakin hari, Ane semakin menyebalkan. Dan itu sebabnya, ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Ane.
"Aku ..." Ucapan Zidan terputus saat mendengar pekikan Arleta.
"Kaka kau ingat Kelly?" tanya Arleta.
"Kelly?" ulang Zidan. Arleta pun mengangguk. "Temanku yang kaka temui di sekolahku beberapa hari lalu."
"Ada apa?" tanya Zidan setelah mengingat Kelly yang tak lain adalah putri Audrey.
"Dia bilang, ayahnya sudah meninggal sebelum dia lahir dan ayahnya sangat mirip denganmu," ucap Arleta. "Mommy, bolehkan aku mengajak Kelly main kemari agar dia bisa bertemu kaka?" tanya Arleta pada Sonya.
"Tentu Sayang."
Mendengar ucapan adiknya. Tiba-tiba Zidan merasakan sesak yang ia sendiri tak mengerti. Saat mengetahui Kelly putri dari Audrey, Zidan memang penasaran tentang Audrey, tentang siapa ayah Kelly. Namun, karena ia tau Audrey adalah orang yang sangat tertutup ia pun tak ingin memikirkannya lagi.
Namun, setelah mendengar ucapan samg adik, tentang ucapan Kelly yang mengatakan ayahnya sudah meninggal dan mirip dengan dirinya, tiba-tiba, Zidan mendadak tidak nyaman ... Wajah Kelly langsung melintas di otaknya.
"Bahkan saat hari ayah kemarin, Kelly melukis wajah ayahnya yang sangat mirip dengan kaka, bahkan aku berpikir Kelly melukis wajah kaka," ucap Arleta lagi dan ....
Ini udah panjang banget.
Komen bilang upnya dikit banget langsung Blok 😎
__ADS_1
sabar ya emak emak. Bentar lagi kok semuanya kebongkar.
__ADS_2