My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Ali dan Firman..


__ADS_3

Fatimah dan Ayu terus menatap suami mereka dengan tatapan tajam sembari menyilangkang tangan mereka diatas perut.


"Itu..perwakilan Jakarta menang..kita senang karena kota kita menang.." Aditya berusaha mengelak.


"Iya..sebagai warga kota yang baik kita harus ikut berbahagia atas kemenangan ini.." Tambah Romi gelagapan.


Fatimah dan Ayu tetap diam mendengar penjelasan suami mereka.


Mereka tetap melihat Aditya dan Romi dengan tajam.


"Sebenarnya itu mantan Romi.." Ucap Aditya tiba tiba membuat Romi yang berdiri di sampingnya kaget dan langsung melihat ke arahnya.


"Bukan..itu mantannya Aditya.." Jawab Romi menggelengkan kepalanya sambil melihat Ayu dengan takut.


"Hei yang pacaran duluan kan elo.." Romi marah kepada Aditya.


Aditya tak menggubris kemarahan Romi, dia melihat Fatimah dengan takut.


"Tidak sayang dia bohong..Romi yang tergila-gila sama cewek itu.." Sanggah Aditya.


"Tidak sayang..aku dan dia hanya berteman..kalau Aditya dia benar benar berpacaran dengannya.."


Aditya menginjak kaki Romi.


Romi mengasuh kesakitan.


"Aduh sayang..kaki aku sakit.." Romi mendramatisir keadaan, berharap Ayu akan bersimpati.


Percuma..


Fatimah dan Ayu tetap tak menggubris keduanya, malah terlihat semakin marah.


"Maafkan aku.." Ucap Aditya memohon. Dia menyerah untuk berkelit.


"Aku juga.." Romi menimpali.


"Kami terbawa suasana.."


"Padahal kamu jauh lebih baik dari semua mantan mantanku.." Aditya memuji Fatimah.


"Dan kamu bahkan lebih baik dari semua wanita yang pernah aku kenal.." Romi tak mau kalah memuji istrinya.


"Kamu lebih cantik dan pintar dari wanita manapun.."


"Kamu juga.."


Tetap tak ada respon.


"Maafkan aku.." Aditya memelas.


Fatimah dan Ayu tetap tidak menjawab, Fatimah berbalik arah, dan diikuti oleh Ayu.


Fatimah menggandeng tangan sahabatnya.


"Yu.. kamu masih ingat kan sama Ali..?" Tanya Fatimah kepada Ayu, seraya berjalan perlahan meninggalkan suami mereka.


Aditya yang Romi mengikuti mereka juga berjalan perlahan.


"Ali..?cowok yang dulu tergila gila sama kamu waktu SMA..?" Tanya Ayu dengan semangat.


Fatimah mengangguk cepat.


"Iya..kemarin dia mengirimi aku pesan.."


"Kamu tahu apa yang dia katakan..?"


"Dia bilang masih setia menungguku.."


"Ternyata dia belum menikah, dia bilang akan setia menungguku walaupun aku janda, dan mempunyai anak.."


Aditya yang mendengar terhenyak kaget, dia semakin memfokuskan perhatian pada perkataan istrinya.

__ADS_1


Ayu membelalakkan matanya, dia menutup mulutnya dengan refleks.


"Benarkah..?" Tanya Ayu bersemangat.


"Sepertinya aku harus menjawab pesannya kali ini.." Lanjut Fatimah dengan suara semakin keras, berharap Aditya yang berjalan mengikutinya dari belakang semakin mendengar pembicaraan dirinya dan Ayu.


Aditya menjadi marah karena cemburu.


Fatimah dan Ayu duduk di sofa ruang keluarga, sedangkan Aditya dan Romi berdiri di belakang mereka.


"Kalian memang dulu sering dijodohkan sama teman teman, secara nama kalian aja udah cocok Fatimah dan Ali.."


Fatimah tersipu malu.


"Dan kamu tahu, ternyata Firman juga masih single loh.." Ucap Fatimah lebih bersemangat.


Kali ini Ayu yang terlihat tersipu malu.


"Firman yang tiap hari memberi kamu mawar merah..yang selalu disimpan diatas meja kamu"


Ayu semakin terlihat malu.


Romi dan Aditya berpandangan, keduanya menahan rasa cemburu yang semakin menjadi.


"Dia kemarin menitipkan salam untukmu melalui Ali.." Lanjut Fatimah membuat Romi terbakar cemburu.


"Serius..?" Tanya Ayu antusias.


Fatimah mengangguk.


"Ali dan Firman mereka laki laki baik.." Ucap Ayu sekilas melihat Romi yang berada di belakangnya.


"Kamu benar.. mereka juga tidak mata keranjang.." Jawab Fatimah melihat Aditya.


Tentu saja Aditya dan Romi semakin terbakar cemburu.


"Bukan laki laki baik kalau mengirim pesan kepada wanita yang sudah menikah.." Ucap Aditya dengan sinis.


"Oh ya..?" Fatimah berdiri menghadap suaminya.


"Lalu bagaimana dengan laki laki yang sudah mempunyai istri memuji kecantikan mantan pacarnya..?"


Aditya terdiam tidak bisa menjawab.


"Sampai lupa mengedipkan mata karena terpukau melihat kecantikan mantan pacarnya.." Lanjut Ayu.


Romi kali ini yang tidak bisa menjawab


"Apa mereka laki laki baik..?"


------------


Fatimah menyusui baby Zidane diatas kasur sambil mengusap lembut punggung Zahra yang sudah tertidur di sampingnya.


Aditya memasuki kamar dengan wajah yang murung.


Fatimah pura pura tidak memperhatikannya, dia fokus kepada kedua anaknya.


Dia melihat istrinya dengan tajam.


"Jadi siapa Ali..?"


"Teman.."


"Apa dia menyukaimu..?"


"Mungkin.."


"Yang tadi kamu bicarakan..apa itu benar..?"


"Yang mana..?"

__ADS_1


"Dia yang menunggu kamu.." Jawab Aditya kesal.


"Hmmm...Iya.."


"Kamu tahu apa yang bisa kulakukan..?" Tanya Aditya kesal


"Kamu bisa menyewa orang untuk mencari tahu siapa dia.." Jawab Fatimah enteng.


"Dan aku akan menemuinya dan meminta dia untuk tidak menganggu istriku.."


Fatimah tersenyum.


"Baiklah..silahkan temui dia.."


"Akan kulakukan.." Ancam Aditya.


"Aku bilang silahkan.."


"Aku serius.."


"Aku juga serius.."


Aditya menghampiri Fatimah, kali ini dia menunjukkan wajah penyesalan.


"Maafkan aku..aku tahu aku salah tadi.."


"Yang mana..?" Tanya Fatimah.


Aditya menghela napas.


"Maafkan aku sayang, aku janji tak akan mengulanginya..jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku.."


Fatimah tersenyum, lucu rasanya melihat Aditya yang ketakutan.


------------


Ayu terus mengacuhkan Romi selama perjalanan pulang dari rumah Aditya dia sudah berulang kali mencoba mengajak istrinya bicara, tapi Ayu hanya menjawab singkat.


Begitupun ketika mereka sudah sampai dirumah, Margareth yang menyambut mereka melihat Ayu yang terlihat murung.


Ayu memasuki kamar, sementara Romi ditarik oleh ibunya.


"Ada apa..?" Tanya Margareth penasaran.


Romi menghela napas.


"Ayu marah.."


"Mami tahu, makanya nanya sama kamu.."


"Ayu cemburu.."


Margareth memukul pelan pundak anaknya.


Romi mengaduh kesakitan.


"Apa lagi yang kamu lakukan.."


Romi menceritakan semuanya.


Mendengar cerita anaknya, Margareth semakin geram, dia kembali memukul Romi berkali kali.


"Ampun mam..sakit.."


"Kapan kamu mau berubah..?" Mami sangat marah.


"Bukan Ayu, tapi mami sendiri yang akan menyiksa kamu.." Margareth mencari sapu hendak memukul Romi, hingga Romi ketakutan dan berlari menghindari ibunya.


"Istri lagi hamil malah dibuat sedih terus, rasain kamu ya.."


Ayu yang mengintip dari dalam kamar, tertawa geli melihat mertuanya mengejar Romi sambil membawa sapu.

__ADS_1


__ADS_2