My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Extra Part : Bulan Madu..


__ADS_3

Mereka selesai melaksanakan shalat Shubuh berjamaah walaupun sedikit kesiangan.


Clara sedang melipat mukenanya, Angga menghampirinya dan menyimpan tangannya pada kening istrinya.


"Bagaimana keadaanmu..?"


Clara tersenyum.


"Sudah baikan.." Jawab Clara sambil menyimpan mukenanya di atas meja.


Angga mendekatkan badannya pada Clara.


Dia melingkarkan tangannya di pinggang istrinya.


"Kenapa..?" Tanya Clara grogi.


"Bukannya kamu suka seperti ini..?" Tanya Angga dengan pelan.


Clara tersenyum malu, dia mengingat kejadian semalam, dimana dia meminta Angga untuk tidur dengan memeluknya.


Angga mendekatkan wajahnya.


Dia mencium kening istrinya.


"Aku mencintaimu..jangan pernah bosan mendengarnya..." Ucap Angga berbisik.


Clara melihat wajah suaminya.


"Aku senang, tak akan pernah bosan mendengarnya.." Jawab Clara sambil melingkarkan tangannya di leher Angga.


"Aku juga mencintaimu...


Angga senang dengan sifat agresif Clara kali ini, seakan membuka jalan untuk dirinya melakukan sesuatu yang lebih jauh, hasratnya semakin meningkat ketika bibir Clara tepat berada di depan bibirnya.


Angga mengecupnya sekali, Clara memejamkan matanya semakin membuat Angga bergairah, dia berniat melakukannya lagi, namun kali ini bukan hanya mengecupnya, Angga ingin melumatnya.


Namun.


Tiba tiba pintu diketuk dari luar.


Mereka kaget dan segera melepaskan pelukannya.


Angga terlihat kecewa, sementara Clara hanya tersenyum.


Angga berjalan kearah pintu, dan Clara mencari hijabnya dan langsung memakainya.


Angga melihat Annisa didepan pintu dengan wajahnya yang terlihat sangat khawatir.


"Maafkan mama..mama bukannya ingin mengganggu kalian, tapi mama sangat mengkhawatirkan Clara, bagaimana demamnya, apa sudah turun..?" Ucap Annisa cepat.


Angga tersenyum, dia langsung membuka pintu lebar dan mempersilahkan mertuanya untuk masuk.


"Masuk dulu ma.."


Annisa terlihat ragu, namun karena Angga menyuruhnya dia langsung masuk ke dalam, dia melihat Clara keluar dari dalam kamar.


"Clara.. kamu sudah sehat nak..?" Tanya Annisa langsung menghampiri putrinya.


Clara tersenyum, dia memeluk Annisa erat.


"Aku sudah baikan ma.."


Annisa terlihat lega setelah mengecek sendiri suhu badan putrinya yang kini sudah normal kembali.


"Kamu tahu, semalaman mama tidak bisa tidur, takut kamu bertambah demam.."


"Tidak ma.. suamiku mengurus aku dengan baik.."


Annisa melihat Angga.


"Mama seharusnya tidak meragukan itu.." Annisa tersenyum padanya.


"Maafkan mama.. pagi pagi sekali, mama mengganggu kalian, kalian tahu, papa kalian sampai memarahi mama karena mama bilang akan kesini.."


Angga dan Clara terlihat salah tingkah, kedatangan Annisa memang telah mengganggu mereka tadi.


"Tidak apa-apa ma.."


"Mama tidak mengganggu kok.."


Annisa tersenyum, terlihat sekali mereka sedang salah tingkah.


"Baiklah.. sebentar lagi turun ke bawah, kita akan sarapan bersama.."

__ADS_1


Angga dan Clara menganggukkan kepalanya.


Annisa keluar dari kamar mereka.


Angga melihat Clara yang terlihat malu.


"Kita lanjutkan yang tadi setelah sarapan.." Ucap Angga menggoda istrinya.


Clara hanya tersenyum malu.


--------------


Aditya meminta para stafnya hotelnya untuk menjamu seluruh keluarganya dengan baik, pagi ini mereka akan sarapan bersama.


Semuanya sudah terlihat datang dengan formasi lengkap, kali ini ditambah dengan kehadiran keluarga Romi lengkap dengan bayi kecilnya yang kini sudah berusia 2 bulan, orang tua Angga dan seluruh keluarganya.


Suasana menjadi sangat riuh dan ramai ketika Angga dan Clara datang, semuanya menggoda mereka dengan sebutan pengantin baru.


"Seharusnya kalau pengantin baru, biar pelayan yang mengantar langsung ke kamar mereka.." Ucap Romi menggoda keduanya.


Semua orang tertawa, Angga dan Clara terlihat hanya tersenyum saja ketika semua orang yang terus menggoda mereka.


Mereka duduk dalam satu meja yang besar, semuanya tampak sangat gembira dan menikmati sarapan pagi mereka.


Selesai makan, mereka terlihat berbincang santai.


Tiba-tiba Aditya mengeluarkan sesuatu, ternyata sebuah amplop dan diberikannya kepada Clara dan Angga.


"Aku dan Fatimah memberikan hadiah pernikahan bulan madu keliling negara Eropa, ini tiketnya.."


Kevin tidak mau kalah, terlihat dia juga mengeluarkan sebuah amplop.


"Kakak juga akan memberikan kalian hadiah bulan madu menaiki kapal pesiar.."


Handoko juga mengeluarkan sebuah amplop.


"Papa sudah membeli tiket untuk kalian bulan madu keliling laut Mediterania, karena papa tahu Clara sangat menyukai laut dan pantai.."


Clara dan Angga terlihat bengong melihat semua orang memberikan mereka hadiah bulan madu.


Semuanya menunggu jawaban dari mereka berdua, kira kira hadiah bulan madu mana yang akan mereka terima.


Angga dan Clara terlihat bingung.


"Kalian pilih saja yang mana yang paling kalian suka.." Ucap Annisa memberi saran.


Clara tersenyum, dia terlihat menyimpan tiga amplop ditangannya.


"Maaf bukannya aku tidak menghargai semua hadiah dari kalian, tapi aku sudah memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari amplop ini.."


Semuanya terlihat heran.


"Aku sudah memutuskan akan pergi bulan madu ke kampung halaman suamiku.." Ucap Clara sembari melihat Angga di sampingnya.


Semuanya terlihat kaget, termasuk Angga yang melihat istrinya dengan heran.


Annisa mengangguk dan tersenyum.


"Pilihan yang bagus sayang.." Ucap Annisa senang.


"Aku sangat ingin pergi ke kampungnya.." Lanjut Clara tersenyum kepada semuanya.


Aditya dan Kevin ikut tersenyum dan mengangguk mengerti keinginan adik mereka.


Begitu juga dengan Handoko dan Annisa.


Angga tersenyum dan melihat Clara dengan setengah tak percaya.


Fatimah melihat Clara yang duduk disampingnya.


"Kamu akan betah disana.." Ucap Fatimah memegang tangan Clara.


"Aku jadi tidak sabar.." Jawab Clara merangkul Fatimah bahagia.


---------


Maka sesuai keinginan Clara, siang itu juga mereka segera berangkat ke kampung bersama rombongan Keluarga Angga yang datang ke kota untuk menghadiri acara pernikahan mereka.


Tak ingin menjadi pengganggu, tidak ada yang mau menaiki mobil mereka, mereka membiarkan Clara dan Angga berkendara berdua saja.


"Aku tidak menyangka kamu akan menolak semua hadiah bulan madu itu dan lebih memilih untuk pergi ke kampung halamanku..?" Ucap Angga sambil melihat Clara.


"Aku takut kamu nanti menyesal setelah berada disana.."

__ADS_1


Clara hanya tersenyum.


"Aku ingin mengenal lebih dekat semua keluarga kamu.."


"Selama kamu bersamaku, dimana pun aku berada, mana mungkin aku menyesal.."


Angga mengambil tangan Clara.


Dia memegang tangan istrinya dengan erat.


Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai.


Clara langsung terpukau dengan pemandangan hamparan kebun teh tepat di depan rumah Angga, dan suasana begitu asri dan sejuk.


Clara masuk ke dalam rumah suaminya yang begitu sederhana.


"Rumah kami kecil nak..tidak seperti rumah kamu di kota, tapi sekarang rumah ini terasa besar untuk kami karena tak ada penghuninya, karena Angga dan Azizah sudah tinggal di kota, sehingga hanya kami saja yang tinggal dirumah ini dan kadang kami merasa kesepian.." Ucap Wati sedih.


Clara menghampiri mertuanya.


"Kami janji akan sering sering pulang dan menemani mamah dan ayah disini.."


Wati terlihat senang mendengarnya.


"Sudah.. sebaiknya kalian istirahat, kamar Angga ada diatas.." Ucap ayah mertuanya.


Mereka pergi ke lantai dua rumah itu, ada dua kamar disana dan satu kamar mandi, Angga langsung mengajak Clara masuk ke dalam kamarnya.


Clara melihat kamar dengan ukuran sedang, dengan satu tempat tidur dan lemari disampingnya, namun sesuatu yang sangat menarik perhatiannya adalah, kamar itu mempunyai balkon, Clara membuka pintunya dan langsung terkesima dengan pemandangan disana, dari balkon kamar suaminya pemandangan begitu indah, dia bisa melihat hamparan kebun teh yang amat luas, seketika hawa dingin seakan menusuk tulangnya, dia terlihat memeluk badannya sendiri karena kedinginan.


Tiba-tiba Angga memeluknya dari belakang.


"Kamu akan kedinginan disini.."


Clara tersenyum.


Dia membalikkan badannya kearah suaminya.


Melingkarkan tangannya di pinggang Angga dan memeluknya erat.


"Ada kamu yang memberiku kehangatan.."


Angga tersenyum.


"Kamu benar, bukan hanya hangat, aku akan membuatmu kepanasan.."


Clara melepaskan pelukannya, dia memandang Angga ketakutan.


Angga tertawa, dia memeluk kembali istrinya dan kemudian mengajaknya untuk masuk karena sebentar lagi Adzan Maghrib berkumandang.


Mereka shalat Maghrib dan isya berjamaah, setelah itu dilanjutkan dengan makan malam bersama, mereka berbincang sebentar sampai jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, kedua orangtuanya mengerti dengan status mereka yang pengantin baru, keduanya menyuruh mereka untuk segera naik ke kamarnya dan beristirahat.


Hawa dingin semakin terasa diatas balkon kamar, akan tetapi pemandangan malam disana begitu indah membuat Clara betah berlama-lama disana untuk melihat sinar lampu dari beberapa rumah yang terlihat dari kejauhan seperti cahaya yang berkelap-kelip.


Angga kembali memeluk Clara yang sangat menikmati suasana malam di balkon itu.


"Apa kamu tidak kedinginan..?" Tanya Angga dengan memeluk Clara erat.


"Dingin sekali.. tapi disini sangat indah.."


"Masuklah, nanti kamu sakit lagi, ingat kamu baru saja sembuh.."


Clara membalikkan badannya. Dia melihat wajah Angga dengan lembut.


"Tempat ini sangat berharga untukku, karena telah membesarkan dua orang yang sangat aku cintai, kamu dan ibuku, juga membesarkan orang orang baik seperti Fatimah dan Ayu.."


"Kalau kita punya anak, aku ingin dia juga tumbuh besar disini.."


"Bagaimana..?"


Angga tersenyum.


"Kalau begitu kita buat dulu anaknya.."


Clara kaget.


Angga tertawa kecil.


Dia menarik Clara masuk ke dalam kamarnya.


Angga menarik Clara ke dalam pelukannya, memegang wajahnya dan menciuminya.


Clara hanya bisa pasrah dan menuruti semua keinginan suaminya.

__ADS_1


Dan mereka melewati malam yang indah bersama.


Dengan pintu balkon yang dibiarkan terbuka, membiarkan hawa dingin dan cahaya bulan masuk dan menyinari dua insan yang sedang memadu kasih.


__ADS_2