My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Penyesalan Paman..


__ADS_3

Annisa dan Fatimah sedang bermain dengan Zahra yang baru kembali dari sekolahnya, Annisa juga terlihat menggendong Zidane.


Tak lama Rini datang dan memberitahu ada tamu yang datang.


"Siapa..?" Tanya Fatimah.


"Paman dari kampung.."


Fatimah kaget, dia melihat ibunya yang juga terlihat kaget.


"Persilahkan masuk.."


Rini mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua.


Annisa terlihat sangat khawatir. Fatimah menghampirinya dan menenangkan ibunya.


"Aku akan menjelaskannya..mama tidak usah khawatir.."


Annisa mengangguk.


Fatimah meninggalkan ibunya, dia berjalan pergi menuju ruang tamu.


Paman dan bibinya memasuki rumah, Fatimah menyambut mereka dengan menyalaminya.


Paman terlihat tidak senang, dia terpaksa menerima salam dari Fatimah.


"Mana suamimu..?" Tanya Paman dengan marah.


"Aditya sedang bekerja paman.."


"Telepon dan suruh dia pulang sekarang juga.."


"Tapi paman ada apa..?"


"Kenapa kamu bertanya..?"


"Aku tahu paman marah, tapi ada sesuatu yang harus paman tahu.."


"Aku ini mengetahui semuanya melebihi kamu dan suamimu itu.."


"Kamu tidak mengetahui apa apa Ridwan.." Tiba tiba Annisa datang.


Paman kaget melihat Annisa ternyata berada dirumah Fatimah.


Tiba tiba dia tertawa sinis.


"Entah apa yang telah kamu katakan kepada Fatimah dan suaminya.."


"Aku mengatakan yang sebenarnya.."


"Apa..? Kamu mengatakan kalau kamu sering disiksa oleh kakakku..?


"Itu memang kenyataannya.."


Paman kembali tertawa sinis.


"Apa kamu tahu Fatimah, apa yang dikatakan oleh ibumu kepadamu adalah bohong.."


Fatimah terdiam.

__ADS_1


"Ayahmu adalah lelaki yang baik, dia telah membohongimu.."


"Ridwan, kamu tidak mengetahui apa apa.."


"Aku tahu semuanya Annisa, aku tahu kamu kabur meninggalkan kakakku dan pergi dengan seorang duda kaya.."


"Kamu salah.. kakakmu yang mengusirku, dia membawa wanita lain yang sedang hamil kerumah dan menyuruh aku pergi.."


"Kamu pandai berbohong Annisa.."


"Setelah aku menikah dengan kakakmu, kamu pergi merantau ke kota, jadi kamu tidak akan tahu semua penderitaan yang aku alami, hanya bapak yang tahu dan dia yang selalu melindung aku dari kakakmu yang kejam.."


Paman terdiam.


"Entah apa yang telah dikatakan oleh kakak kamu kepadamu, akan tetapi dia telah membohongimu.."


"Bapak yang menitipkan aku kepada Handoko, yang saat itu adalah rekan bisnisnya, aku pergi dan bekerja padanya sebagai pengasuh anaknya, sampai akhirnya kami menikah.."


"Rasa benci dan dendam kamu kepadaku telah membutakan mata hatimu, kamu menolak semua penjelasan dari aku dan bapak sejak dulu..padahal kamu tahu, aku tidak mungkin melakukan semua tuduhan kamu itu.."


Paman terdiam.


"Hal ini sudah aku jelaskan beberapa kali, bagaimana mungkin aku meninggalkan kakakmu, sementara tak lama aku pergi, dia sudah menikah kembali dan mempunyai seorang anak.."


"Itu karena kakakmu yang telah berselingkuh dariku..dia mengusirku demi wanita itu.."


Annisa kali ini menangis mengingat semua penderitaan yang dialaminya dulu.


Fatimah menghampiri ibunya dan memeluknya.


Paman melihatnya, hatinya bergetar melihat Fatimah yang menyayangi Annisa.


"Paman, aku tahu paman hanya salah paham, tapi untuk saat ini percayalah kepada mama.."


Annisa adalah gadis impiannya dulu, dia jatuh cinta kepada Annisa, tapi tidak pernah mengungkapkannya sehingga tidak ada siapapun yang mengetahuinya.


Pada suatu hari dia kembali kerumah dari kota, dan betapa kagetnya mendapati Annisa telah menjadi kakak iparnya, hal itu membuat dirinya sedih, tapi tidak ada yang mengetahuinya sehingga dia pergi kembali ke kota karena tersiksa melihat Annisa yang telah menjadi milik kakaknya sendiri.


Dia mencoba mengingat kejadian itu, saat dia kembali ke kampung dan mengetahui bahwa Fatimah keponakannya telah diurus oleh ayahnya, dia menanyakan keberadaan Annisa, dan ayahnya menceritakan semuanya, persis seperti yang dikatakan oleh Annisa.


Dia marah, dia meminta penjelasan dari sang kakak, dan kakaknya menceritakan hal yang sebaliknya, dengan berbagai tipu muslihat, kakaknya berhasil memperdayainya, mengatakan bahwa Annisa telah kabur dengan duda kaya.


Akan tetapi ada sesuatu hal yang janggal karena pada saat itu ada wanita hamil dirumah kakaknya, tapi dia tidak memperdulikannya karena rasa benci dan marah kepada Annisa telah membutakannya.


Semenjak itu dia menutup telinga dari semua penjelasan ayahnya dan Annisa sendiri, paman sangat membenci Annisa dan lebih mempercayai kakaknya.


Setelah kematian sang kakak, paman menjadi lebih overprotektif kepada Fatimah, dia selalu waspada dan takut Annisa akan kembali mengambil Fatimah, dan benar saja entah sudah berapa kali Annisa kembali dan mencoba mengambil anaknya, akan tetapi dia selalu berhasil menahan Fatimah, sedangkan ayahnya tidak bisa berbuat apa-apa dan selalu mengalah dengan kehendak paman.


Kini dia menyesal. Paman merasa berdosa telah mempercayai kakaknya yang jelas jelas telah berbohong, di menyesal telah memisahkan Fatimah dari ibunya.


"Maafkan aku.." Ucap Paman tiba tiba.


"Aku baru menyadari kalau aku salah selama ini.."


"Aku terlalu mempercayai kakakku.."


"Sehingga menutup telingaku dari semua kebenaran.." Paman terlihat sedih


Fatimah mendekati paman.

__ADS_1


"Paman, mari kita lupakan masa lalu, kita mulai dari awal lagi.."


"Seandainya paman lebih mendengarkan ibumu dan kakekmu, kamu tidak akan terpisah lama dari ibu kandungmu sendiri.."


"Dan kamu tidak akan hidup menderita.."


"Kamu telah banyak menderita karena paman, maafkan paman.." Paman menangis.


Fatimah memeluk pamannya.


Bibi juga mendekati paman, kini mereka bertiga saling berpelukan.


Annisa menangis terharu, dia bersyukur karena kini paman menerima kebenarannya.


Paman berdiri, dia menghampiri Annisa.


"Maafkan aku Annisa..maafkan aku karena aku kamu dan Fatimah terpisah cukup lama.."


Annisa mengangguk.


"Benar kata Fatimah, mari kita lupakan masa lalu dan memulainya kembali dari awal.."


Bibi menghampiri Annisa.


"Maafkan saya juga.."


Annisa memeluk bibi.


Aditya datang dengan tergesa-gesa, rupanya dia mengetahui kedatangan paman dari security yang melapor.


Aditya melihat paman yang menangis, dia cepat mengerti bahwa paman telah menyadari kesalahannya, dia bersyukur karena apa yang dia bayangkan tidak terjadi.


Paman menyambut kedatangan Aditya.


Paman menghampiri dan memeluknya erat.


"Paman tidak pernah meminta maaf kepadamu atas segala perbuatan paman kepadamu dulu.."


Aditya tersenyum.


"Tidak apa apa paman, aku tidak pernah marah kepada paman.."


"Kamu memang laki laki yang baik, Fatimah beruntung mendapatkan suami sepertimu.."


Aditya tersenyum.


Paman melihat Annisa.


"Aku juga harus meminta maaf kepada suamimu, aku telah berprasangka buruk kepadanya.."


Annisa tersenyum.


"Dia mengerti kalau kamu salah paham, dia tidak pernah marah.."


Paman merasa lega.


Fatimah meminta paman dan bibinya untuk menginap, mereka menuruti keinginan Fatimah.


Malam hari semuanya berkumpul, ada Handoko dan kedua anaknya beserta cucu dan menantunya, ada paman dan bibi serta Ayu dan Romi yang diundang oleh Fatimah.

__ADS_1


Mereka makan malam bersama, setelah itu semuanya menghabiskan waktu mengobrol dan bercengkrama bersama di halaman belakang rumah dekat kolam renang.


Fatimah menangis terharu melihat kebersamaan ini.


__ADS_2