My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Boneka Zahra..


__ADS_3

Kevin terlihat sangat marah, akan tetapi dia berusaha untuk mengendalikan diri ketika melihat Clara yang terus saja menangis.


"Tidak apa-apa..ada kakak, mulai sekarang Kakak akan melindungi kamu dari Bayu.." Kevin berusaha menenangkan adiknya.


Angga melihat kasih sayang yang begitu besar diantara kedua kakak beradik itu, dia melihat sungguh Kevin sangat menyayangi adiknya.


Kevin mengambil jas miliknya yang disimpan di kursinya, dia mengganti jas yang dipakai Clara dengan jas miliknya, dan memberikan jas Angga.


"Terima kasih banyak.."


"Anda telah menyelamatkan adik saya dari Bayu, saya benar benar tidak tahu harus membayar dengan apa.."


Angga hanya tersenyum.


"Saya hanya melakukan apa yang harus dilakukan.."


Kevin merangkul Angga.


"Saya benar-benar berterima kasih.."


Angga mengangguk


"Saya pamit dulu.." Angga berpamitan pada Clara dan Kevin.


Melihat Angga yang akan pergi, Clara terbangun dari duduknya.


"Tunggu.."


"Kamu sudah kehilangan pekerjaanmu karena aku..maukah kamu bekerja di perusahaan kami..?"


Kevin tersenyum senang.


"Ide bagus, kami akan senang menerima anda untuk bekerja di perusahaan kami.."


Angga tersenyum menggelengkan kepalanya.


"Maaf.. bukannya saya menolak, saya ingin mendapatkan pekerjaan karena kompetensi yang saya miliki, bukan karena balas budi.."


"Saya harap kalian mengerti.."


Kevin tersenyum bangga.


"Saya mengerti..tapi, kapanpun kamu membutuhkan bantuan saya dan Clara, kami akan senang membantu.."


"Baiklah..saya permisi.."


Angga meninggalkan ruangan itu.


Kevin melihat Clara.


"Kakak akan membuat perhitungan dengan Bayu.."


Ponsel Clara berdering.


Clara melihat ternyata ibunya yang menelepon.


"Kamu dimana sayang..?" Tanya ibunya dari ujung telepon.


"Di kantor Kak Kevin.."


"Owh..syukurlah, daritadi mamah mencemaskan kamu.."


Clara melihat Kevin.


"Aku baik baik saja ma.."


"Pulanglah, Ayahmu baru saja pulang dari luar negeri, setelah beliau beristirahat, kita akan memberitahukannya apa yang telah dilakukan oleh Bayu kepadamu, ajak kakakmu juga.."

__ADS_1


"Iya mah.."


"Mamah tunggu sayang.."


Clara menutup teleponnya.


"Mamah ingin aku memberitahu papa tentang Bayu.." Ucap Clara kepada kakaknya.


"Papa memang harus mengetahui semuanya.."


Clara menunduk sedih.


"Mendengar kejadian semalam, pasti akan membuatnya marah, apalagi ditambah dengan kejadian hari ini.." Kevin melihat Clara.


"Kamu tahu, kalau saja Kakak tidak berpikir, pasti kakak sekarang sudah mendatangi Bayu dan memukulinya.."


Kevin semakin geram.


"Tapi kakak tahu itu salah, bukan begitu membalas dendam pada orang selicik Bayu.."


Clara melihat Kevin yang terlihat sangat marah.


"Aku ingin kakak bisa mengendalikan diri, jangan sampai kemarahan kita nantinya menjadi Boomerang untuk kita sendiri.."


"Kakak tahu..baiklah kita pulang kerumah, mamah sudah menunggu kita.."


Kevin dan Clara meninggalkan kantor.


---------------


Kehamilan Ayu sudah menginjak bulan ke sembilan, beberapa hari lagi diperkirakan saatnya dia akan melahirkan, Margareth dan Romi semakin antusias, segala persiapan melahirkan yang rencananya akan dilakukan secara normal sudah dipersiapkan.


Mereka sudah mendesain kamar bayi yang diperkirakan oleh dokter berjenis kelamin perempuan dengan nuansa warna pink yang dominan, tentu saja Margareth yang menyiapkannya, mendengar calon cucunya nanti berjenis kelamin perempuan semakin membuat Margareth senang, selama ini dia mengidamkan anak perempuan, akan tetapi setelah kelahiran Romi, Margareth tidak kunjung hamil lagi, sehingga Romi menjadi anak tunggal kesayangannya.


Ayu sedang menonton televisi bersama Romi di ruang keluarga, tiba tiba Romi melihat kaki Ayu yang membengkak.


Terbayang betapa kagetnya Margareth yang sedang memasak mendengar Romi memanggilnya dengan keras. Dia berpikir bahwa mungkin Ayu menantunya akan melahirkan.


"Apa..?" Ayu lebih kaget lagi karena Romi yang tiba tiba berteriak memanggil ibunya sembari melihat kakinya.


" Kaki kamu bengkak.." Ucap Romi terlihat sangat cemas.


Ayu mengeluarkan napas panjang.


"Tidak apa-apa kak..ini normal.."


Margareth datang dengan tergesa-gesa.


"Ada apa..?" Tanya ibunya sambil melihat Ayu, menantunya.


"Tidak ada apa apa mi..Kak Romi kaget lihat kaki aku yang bengkak.."


Margareth terlihat mengelus dadanya.


Dia menghampiri Romi dan memukul kepala putranya dengan centong yang tak sengaja dibawanya dari dapur.


"Dasar..buat mami kaget saja, kirain mami Ayu akan melahirkan.."


Romi mengaduh kesakitan. Dia mengusap kepalanya.


"Coba mami lihat..?" Mami melihat kaki Ayu.


Dia mengangkat kaki ayu ke atas kursi.


"Jangan mami, ayu tidak apa-apa, kata dokter ini biasa.."


Ayu merasa risih mertuanya memegang kakinya bahkan menyimpannya dia atas kursi.

__ADS_1


"Memang normal sayang, tapi bengkaknya tidak wajar.." Ucap Margareth sambil mengusap lembut kaki menantunya.


"Iya kan mi..?" Romi menimpali.


"Ayu sudah menanyakan hal ini ke dokter dan kata dokter juga biasa, Kak Romi juga waktu itu dengar kan..?"


Romi tidak menjawab, dia dan Margareth tetap melihat kaki Ayu dengan serius.


"Ada apa..?" Tiba tiba papi datang dan merasa heran melihat anak dan istrinya berwajah serius.


"Coba lihat Pi..kaki ayu bengkak begini.." Panggil Margareth kepada suaminya.


Papi juga melihat kaki menantunya.


"Siapkan mobil..kita ke dokter sekarang.." Perintah papi kepada Romi.


Segera Romi berlari keluar.


Ayu menghela dan mengeluarkan napas panjang.


Dia menepuk keningnya, haruskah dia bersyukur atau bersedih mendapatkan suami dan mertua yang seperti itu.


----------


Fatimah sedang menyusui Zidane sambil melihat Zahra yang sedang bermain dengan bonekanya.


Tiba tiba Zahra yang sedang bermain menghampiri Fatimah, ibunya.


"Mama..ini boneka aku, dia sama seperti aku, dia mempunyai dua mamah, ini ibu kandungnya dan ini ibu tirinya.."


Berdesir hari Fatimah mendengar perkataan Zahra.


Betapa dirinya kaget dan hatinya bersedih mendengar perkataan Zahra


"Darimana kamu tahu itu sayang..?"


"Kata teman teman aku, katanya aku mempunyai dua ibu.."


"Yang satu ibu tiri dan satu lagi ibu kandung.." Jawab Zahra dengan polos.


Fatimah menahan tangisnya.


"Ibu kandungku sekarang ada di dalam penjara kan ma..?"


Fatimah semakin kaget, dia memeluk Zahra.


"Kenapa kamu bertanya seperti itu sayang.." Fatimah tak kuasa menahan tangisnya.


"Mamah..penjara itu apa..?


Fatimah tidak menjawab, dia hanya berusaha menghapus air matanya agar Zahra tidak melihatnya menangis.


Ternyata Bik Minah melihat dan mendengarkan semuanya, dia segera memanggil Zahra.


Bik Minah mengalihkan perhatian Zahra dari pertanyaan yang tidak mungkin bisa dijawab oleh Fatimah.


Fatimah segera pergi ke kamarnya, dia menangis dengan sedihnya.


Dia tidak menyangka, semua perkataan orang orang terhadap putrinya bisa terus diingat oleh Zahra.


Fatimah sangat mengenal Zahra, dia akan terus bertanya tentang sesuatu yang tidak dia mengerti, kali ini Bik Minah bisa menolongnya, tapi dia yakin selama belum mendapatkan jawaban yang cukup di mengerti olehnya, Zahra akan terus bertanya.


Haruskah Fatimah mengatakan hal ini kepada Aditya.


Dia bingung dan ketakutan, bagaimana kalau seandainya Zahra akhirnya mengerti kalau dirinya hanya ibu tiri.


Ibu yang tidak pernah mengandung dan melahirkannya, berbeda dengan Zidane adiknya.

__ADS_1


Bagaimana perasaan Zahra setelah dia mengetahui semuanya.


__ADS_2