My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Cindy...


__ADS_3

"Sayang...ini sahabat yang aku ceritakan kemarin.." Ucap Aditya kepada Fatimah.


Fatimah melongo.


Di depannya kini berdiri seorang wanita yang cantik dengan pakaian yang seksi.


Selama ini Fatimah berpikir sahabat yang dimaksud Aditya adalah seorang laki laki.


Wanita itu tersenyum sembari mengulurkan tangannya kepada Fatimah.


"Hallo..saya Cindy.."


"Fatimah.."


"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu.."


Fatimah tersenyum.


"Nak Cindy..?" Suara nenek memanggil Cindy setengah tak percaya.


"Nenek..." Teriak Cindy menghampiri dan memeluk nenek dengan tersenyum..


"Kapan kamu kembali ke Indonesia nak..?"


"Kemarin nek.."


"Bagaimana kabar orang tuamu..?"


"Alhamdulillah baik nek.."


"Mereka tidak pulang ke Indonesia..?"


"Tidak..mereka menitipkan salam kepada nenek.."


"Waalaikum salam..Jadi kamu hanya berkunjung atau akan kembali menatap disini?"


"Sepertinya Cindy akan kembali tinggal disini.. Cindy sudah menyelesaikan pendidikan S2 di sana, dan Cindy akan mencari pekerjaan disini.."


"Jadi sekarang kamu tinggal dimana?"


"Sementara di hotel, Cindy masih mencari tempat yang cocok untuk tinggal.."


"Apa kami ini orang lain buat kamu..? Kenapa kamu tidak tinggal disini saja, sampai kamu mendapatkan tempat tinggal.."


"Aku sudah mengajaknya untuk tinggal disini buat sementara, tapi dia menolak nek.." Ucap Aditya menimpali perbincangan mereka.


Cindy tersenyum.


"Kali kamu mau sayang sama nenek..tinggallah disini.."


"Baiklah nek.. Cindy akan menurut karena Cindy sayang sama nenek.."


Mereka saling berpelukan. Fatimah melihat rasa sayang yang dalam antara mereka berdua.

__ADS_1


"Mana keponakan aku..?" Tanya Cindy tiba tiba mencari Zahra.


Nenek dan Aditya melihat ke arah Fatimah.


"Zahra lagi tidur siang.." Jawab Fatimah


"Cindy kangen banget sama Zahra.." Keluh Cindy kecewa.


"Kalian sudah lama tidak bertemu, semoga Zahra tidak melupakan kamu.." Ucap Nenek.


Fatimah meninggalkan mereka yang masih melakukan perbincangan yang sekali kali diselingi dengan suara gelak tawa


Fatimah merasa sedikit cemburu melihat ada seorang wanita yang begitu dekat dengan Aditya, apalagi Aditya juga terlihat nyaman ketika dia dan Cindy duduk berdekatan.


Nenek juga terlihat sangat menyayangi Cindy, menganggap Cindy seperti cucunya sendiri.


Fatimah membereskan baju suaminya yang disusunnya dalam lemari, sambil memikirkan beberapa hal, diantaranya Cindy.


"Suruh orang lain melakukannya sayang.. sebaiknya kamu beristirahat.." Tiba tiba Aditya memeluknya dari belakang.


"Apa teman kamu sudah pulang..?"


"Dia kembali ke hotel untuk mengambil barang-barangnya.. sementara dia akan tinggal disini..kamu gak keberatan kan..?"


"Tentu saja tidak.."


"Sepertinya kalian sangat dekat.." Lanjut Fatimah.


"Sudah kubilang kami berteman sejak kecil, dia sudah aku anggap seperti adik aku sendiri, dan dia sudah seperti cucu perempuan buat nenek.."


---


Diluar dugaan, Zahra ternyata masih mengingat jelas Cindy.


Fatimah kaget melihat Zahra bisa langsung dekat dan akrab dengan Cindy, kini mereka selalu bermain-main dan menghabiskan waktu bersama.


"Hai.." Sapa Cindy ketika dilihatnya Fatimah sedang sibuk menulis sesuatu di meja makan.


Fatimah yang tadinya kaget menjawab sapaan Cindy.


"Lagi apa..?"


"Buat daftar belanjaan untuk bulan ini.."


"Oh iya sudah berapa bulan usia kandungan kamu..?"


"4 bulan.."


"Aku tidak percaya Aditya akan mempunyai dua orang anak.."


Fatimah tersenyum.


"Aditya sudah menceritakan semua tentang kamu..Kamu beruntung mendapatkan Aditya dan Aditya juga sangat beruntung mendapatkan kamu.."

__ADS_1


"Kalian sungguh pasangan yang serasi.." Lanjut Cindy.


Fatimah tersenyum.


"Kamu sendiri..apa kamu sudah mendapatkan calon..?" Tanya Fatimah.


Cindy menghela nafas dan menggeleng.


"Tidak ada yang mau denganku.."


Fatimah tersenyum.


"Belum...suatu saat kamu akan menemukannya.."


Cindy mengangguk.


Kehadiran Cindy membawa suasana berbeda di rumah itu, sifat Cindy yang ceria dan ramah membuat siapa saja betah berlama-lama berbincang dan mengobrol dengannya, tak terkecuali nenek dan Aditya.


Aditya dan Zahra kini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Cindy, mereka selalu terlihat mengobrol dan bermain bersama.


Seperti kali ini, mereka berenang bersama lagi.


Fatimah sedikit kecewa dan kaget melihat suaminya dan Cindy berenang bersama di kolam renang halaman belakang rumah mereka, Aditya tidak merasa risih dan terlihat biasa saja padahal Cindy hanya mengenakan bikini.


Fatimah kecewa karena ternyata Aditya tidak menurunkan pandangannya kepada wanita yang bukan muhrimnya.


Ini bukan kali pertama mereka berenang, Aditya masih tidak mengerti padahal Fatimah selalu menunjukkan wajah kecewa dan kesal ketika suaminya dan Cindy berenang bersama.


Bahkan tak cuma itu, Fatimah sering melihat Cindy yang selalu memeluk dan bermanja-manja kepada Aditya tanpa menghiraukan perasaan Fatimah sama sekali.


Fatimah mengusap punggung Zahra yang sudah terlelap tidur siang, pikirannya dipenuhi dengan rasa marah dan kecewa pada suaminya, bahkan di hari libur seperti ini Aditya lebih memilih menghabiskan waktu untuk berenang bersama dengan Cindy. Kini Fatimah merasa Aditya sudah sangat berubah.


Tiba tiba pintu kamar Zahra terbuka, Aditya masuk dan mencium anaknya, kemudian dia hendak mencium Fatimah juga, akan tetapi kali ini Fatimah menghindar, dia beranjak bangun dan berjalan keluar dari kamar Zahra, Aditya merasa heran dengan sikap istrinya.


Ternyata Fatimah menuju kamar, dan Aditya mengikutinya.


"Kenapa sayang..kamu gak enak badan..?" Tanya Aditya berusaha mendekati Fatimah.


Kali ini juga Fatimah kembali menghindar.


"Aku tidak apa apa.."


"Terus kenapa..?"


"Kenapa kamu menghindari aku..?"


"Sama seperti kemarin aku ingin selalu mencium bau badanmu, dan sekarang aku tidak ingin kamu sentuh..Mungkin ini bawaan bayi, jadi jangan kamu coba dekati aku dulu.." Jawab Fatimah marah kemudian pergi meninggalkan Aditya.


Aditya semakin heran.


Apa yang sebenarnya terjadi pikir Aditya.


"Bawaan bayi..?"

__ADS_1


"Tidak mendekati dan menyentuh istriku sendiri..?"


"Itu tidak mungkin.." Pikir Aditya.


__ADS_2