
__ADS_3
Sherly terlihat kesal, entah sudah berapa puluh kali dia bolak balik di dalam kamarnya sembari mengepalkan tangannya.
"Dasar laki laki bodoh..diajak kerja sama malah menolak.." Gumam Sherly dalam hati.
Dia kemudian mengingat kejadian tadi siang.
Sherly dan Angga kemudian memesan makanan setelah saling mengenalkan diri.
"Sebaiknya langsung ke intinya saja, ada keperluan apa anda ingin bertemu dengan saya..?" Tanya Angga.
Sherly tertawa.
"Baiklah..saya adalah mantan istri Aditya, suami Fatimah.." Jawab Sherly.
Angga tersenyum.
"Jadi..?" Jawab Angga.
"Saya tahu anda mencintai Fatimah sudah lama, anda berniat menikahinya, akan tetapi Aditya malah menikung anda dan menikahi Fatimah.." Jelas Sherly.
Angga kembali tersenyum.
"Saya belum mengerti maksud anda.." Ucap Angga.
"Saya ingin mengajak anda bekerjasama mengambil kembali orang yang kita cintai..karena saya tahu pasti anda masih mencintai Fatimah dan masih menginginkannya"
Angga tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Jadi anda ingin saya melakukan apa..?" Tanya Angga.
Mendengar hal ini Sherly bersemangat.
"Saya punya rencana yang bagus.." Kata Sherly setengah berbisik.
"Oh ya..Apa itu..?" Tanya Angga.
"Saya tahu betul sifat Aditya yang cemburuan, bagaimana kalau kamu mengatur pertemuan dengan Fatimah dan setelah itu biar saya yang atur.." Jelas Sherly.
Angga mengangguk anggukan kepalanya.
"Jadi anda ini yang menyuruh orang membuntuti Fatimah dan memfoto saya yang sedang berbicara dengan Fatimah..?" Tanya Angga.
"Darimana kamu tahu..?" Tanya balik Sherly dengan heran.
"Aditya datang menemui saya dengan marah sambil menunjukkan foto foto itu.." Jawab Angga.
__ADS_1
"Tuh kan.. Aditya mempunyai sifat cemburu buta, dan itu mempermudah kita memisahkan mereka berdua, kita hanya perlu bekerjasama.." Kata Sherly dengan bersemangat.
Angga tersenyum.
"Maaf saya tidak tertarik..Anda benar saya masih mencintai Fatimah, dan jujur saja saya masih mengharapkannya, tapi tidak dengan cara licik memisahkan mereka.." Ucap Angga.
"Sekali lagi maaf..saya tidak seperti anda yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segala sesuatu.." Kata Angga sambil berdiri.
"Semoga anda segera menyadari kesalahan anda, tidak baik mengganggu kebahagiaan rumah tangga orang lain.." Lanjut Angga sambil berlalu meninggalkan Sherly
Sherly menahan amarah mendengar perkataan Angga.
----------
Semua orang sudah berkumpul di ruang tamu rumah Aditya.
Terlihat Romi menunduk sambil *** jari jari tangannya duduk di sebelah Aditya. Romi terlihat sangat gugup.
Ayu yang duduk didampingi oleh Fatimah dan Nenek juga terlihat menunduk.
"Ayu mau memberikan jawaban atas lamaran Romi, silahkan Ayu.." Kata Fatimah kepada semua orang.
Ayu terlihat masih menunduk, dengan hati hati dia mulai berbicara.
"Ayu.. menerima lamarannya.." Ucap Ayu dengan hati hati.
Nenek dan Fatimah pun melakukan hal yang sama kepada Ayu.
"Terimakasih.." Ucap Romi kepada Ayu dengan malu malu.
Ayu hanya tersenyum sambil menundukkan wajahnya.
"Nah..nak Romi, sebaiknya rencana baik jangan ditunda-tunda..kapan nak Romi berencana melamar Ayu secara resmi kepada orang tuanya..?" Tanya Nenek.
"Secepatnya nek..Romi terserah Ayu saja kapan siapnya.." Jawab Romi dengan bersemangat.
"Dan orang tua kamu sendiri..apa sudah mengetahui hal ini..? Sebaiknya kamu melamar Ayu bersama kedua orang tuamu.." Tanya nenek lagi.
"Orang tua Romi masih di Jerman nek..tapi Romi akan segera menghubungi mereka untuk segera kembali dan melamar Ayu.." Jawab Romi lagi.
"Baguslah kalau begitu nak..semoga rencana baik ini dilancarkan oleh Allah.."
Semua orang mengamini perkataan nenek
-----------
__ADS_1
Ayu masih menunggu kabar dari Romi yang masih menunggu kepulangan orang tuanya.
Hari ini Fatimah merasa tidak enak badan, dia merasa badannya sedikit demam, sementara dia harus menemani Zahra yang akan pergi ke sekolah.
"Sebaiknya kamu istirahat saja.." Pinta Ayu kepada Fatimah yang melihat Fatimah memaksakan diri akan mengantar Zahra ke sekolah.
"Biar aku saja yang mengantar Zahra.." Kata Ayu.
"Iya mamah.. Zahra sama Tante Ayu saja..mamah istirahat saja dirumah.." Ucap Zahra sambil memeluk Fatimah.
Fatimah tersenyum.
Aditya yang mengetahui Fatimah sakit pun menyetujui hari ini Ayu yang mengantar Zahra dan menyuruh Fatimah beristirahat dirumah.
Akhirnya Ayu dan Dewi yang mengantar Zahra ke sekolah, Sedangkan Fatimah beristirahat dirumah dengan ditemani Aditya yang khawatir kepada istrinya dan memilih untuk bolos kerja hari ini.
Aditya merawat Fatimah dengan telaten, padahal Fatimah cuma merasa sedikit demam saja.
Ayu dan Dewi menunggu Zahra di tempat tunggu orang tua.
Ayu melihat Dewi yang sedikit gusar menengok kesana kemari.
"Ada apa mbak Dewi..?" Tanya Ayu.
"Tidak ada de.." Jawab Dewi. Akan tetapi dia masih kelihatan sangat gusar.
Akhirnya sampai waktunya mereka pulang, mereka berjalan ke arah mobil.
Akan tetapi tiba-tiba terdengar..
"Doooorrrrrrrrrrr...."
Dewi terkena tembakan di kaki kanannya, dia terjatuh dan mencari asal tembakan.
Sedangkan Ayu berusaha melindungi Zahra dengan memeluknya.
Tak lama kemudian datang sebuah mobil hitam yang menghampiri mereka, sekelompok orang keluar dari mobil dan menyeret Ayu dan Zahra masuk ke dalam mobil dengan paksa kemudian melaju dengan kencang meninggalkan Dewi yang walaupun kesakitan masih berusaha mengejar mobil itu.
Dewi menyerah, orang orang yang melihat menghampiri Dewi bermaksud memberi pertolongan, sebagian ada yang menelepon polisi dan ambulance.
Dewi tak menghiraukan lukanya dan segera mengambil handphone dalam sakunya.
Dia harus segera melapor kepada Aditya.
Aditya sedang memeluk Fatimah yang kini tertidur karena efek obat yang dia berikan.
__ADS_1
Tiba-tiba handphonenya berdering.
"Halo..Pak... Ayu dan Zahra diculik.."
__ADS_2