My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Air Mata Nadya ...


__ADS_3

Fatimah dan Annisa sampai dirumah sakit, mereka langsung menuju ruangan dimana Angga dirawat.


Annisa membuka pintu dan melihat Clara yang duduk di samping Angga yang sedang tertidur.


Fatimah menghampiri mereka perlahan, Clara menyambutnya dengan memeluk Fatimah, kemudian Fatimah melihat pasien yang sedang tertidur itu.


"Ya Allah..dia benar-benar kak Angga.."


Fatimah kaget, dia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Angga seperti ini, luka yang dialami olehnya juga cukup parah, dia melihat Angga yang harus diperban sana sini.


Tak lama Angga terbangun, ternyata dia menyadari kehadiran beberapa orang di dekatnya, dia kaget melihat ternyata Fatimah sudah ada di sampingnya.


"Kak Angga..?" Panggil Fatimah dengan sedih.


"Fatimah.." Angga berusaha untuk tersenyum.


"Bagaimana keadaan kakak..?"


"Sudah lebih baik.."


"Seharusnya kamu tidak usah repot-repot datang kesini.. bagaimana kabar anak anakmu..?"


"Tidak mungkin aku tidak datang setelah mendengar keadaan kakak seperti ini.."


"Dan Kabar anak anakku Alhamdulillah baik juga ka.."


"Syukurlah.."


"Aku sudah mengetahui semuanya, terima kasih atas semua perbuatan kakak kepada Clara, dia sudah seperti saudara kandungku, dan gara gara menolongnya juga sehingga kak Angga harus seperti ini.."


Angga tersenyum.


"Iya tidak apa apa.."


"Oh iya..Kak Angga senang, karena akhirnya kamu bertemu dengan ibu kandungmu.."


Fatimah mengangguk.


"Iya kak..aku bersyukur karena itu, Allah memberiku kesempatan untuk berbakti kepada ibuku.."


Fatimah melihat Annisa, ibunya.


Annisa tersenyum dan mengusap punggung Fatimah.


Dia mencium kening putrinya.


"Oh iya ini terasa seperti mimpi.." Ucap Annisa tiba tiba.


"Apa kamu tahu, sewaktu Angga lahir, mamah dan ibu Siti, ibunya Ayu yang menemani ibunya Angga melahirkan, bahkan setelah lahir, Angga bayi diserahkan ke mamah oleh Bidan.."


"Oh ya..?" Tanya Fatimah dan Clara antusias.


Annisa kemudian menceritakan semuanya kepada mereka semua, bercerita tentang dia dan Siti serta Wati yang berteman, walaupun tidak sedekat dengan dirinya dan Siti yang bersahabat, akan tetapi pertemanan mereka cukup dekat, kemudian Wati, ibunya Angga harus menikah terlebih dahulu, tapi itu tak membuat pertemanan mereka terputus, maka disaat Wati melahirkan anak pertamanya yakni Angga, maka mereka sebagai teman menemani Wati dengan setia disaat melahirkan anak pertamanya.


"Bahkan kami juga yang membantu mengurus Angga kecil, sampai kira kira berumur 2 tahun, sampai akhirnya kami juga harus menikah kemudian mamah mengandung kamu, sedangkan Siti mengandung Ayu.."


"Ternyata kamu adalah Angga yang Tante rawat dari kecil.."


Angga tersenyum terharu.


-------------


Aditya melihat ada banyak panggilan dari Fatimah yang tidak dijawabnya, karena hari ini dia sangat sibuk dan meninggalkan ponsel miliknya di meja kerjanya sementara dia harus memimpin meeting di ruangan rapat setelah dia kembali dari kantor polisi bersama Kevin.

__ADS_1


Aditya tidak berniat menelepon balik istrinya, dia memutuskan akan langsung pulang kerumah karena kepalanya sedikit pusing.


Aditya sampai dirumah, dia kaget melihat Zidane yang sedang diasuh oleh Bik Minah.


"Kemana Fatimah Bik..?"


"Tadi dijemput oleh ibu Annisa, katanya mereka akan pergi ke rumah sakit.."


"Ke rumah sakit..?" Tanya Aditya, dia kemudian teringat bahwa Fatimah pasti akan menengok Angga.


Dia juga lupa mengabari Fatimah tentang Angga, pekerjaannya hari ini sangat banyak sehingga dia melupakan hal tentang Angga.


Aditya berpikir pasti ibu mertuanya yang sudah memberitahu Fatimah tentang Angga dan pasti Fatimah langsung ingin menengoknya ke rumah sakit.


Aditya masuk ke dalam kamarnya, ada semacam perasaan kesal dalam hatinya, kenapa Fatimah pergi padahal belum mendapatkan izinnya, terlebih pergi untuk menemui Angga, mantan lelaki yang sudah melamarnya.


Entah mengapa, walaupun sudah mencoba untuk dilawan, akan tetapi perasaan cemburu masih tetap dirasakannya kalau mengingat Angga dan Fatimah dulu pernah dekat.


Namun dia segera menepis pikiran itu, dia tahu itu hanya masa lalu mereka berdua, dan sekarang mereka hanya menjalin hubungan seperti teman biasa, tidak lebih.


Sembari menunggu istrinya kembali, dia akan tidur sebentar karena kepalanya yang pusing.


Entah berapa lama dia tertidur, tapi Aditya terbangun ketika dirasakannya ada seseorang yang sedang terbaring tidur bersama dengannya.


Dia membuka matanya, kemudian melihat Fatimah yang berbaring sambil menyusui Zidane.


Fatimah tersenyum.


"Kapan pulang.."?


"Baru saja..kamu sendiri, tumben jam segini sudah pulang. ?"


"Kepalaku pusing.."


Fatimah memegang kening suaminya.


Aditya mendekatkan wajahnya.


"Bagaimana keadaan Angga sekarang..?


"Sudah lebih baik.."


"Kenapa kamu tidak memberitahu aku tentang Angga?" Tanya Fatimah.


"Aku lupa..hari ini aku sibuk sekali.."


"Aku pikir, kamu masih tidak menyukainya.."


Aditya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.


"Angga orang yang baik, aku tahu itu.."


Fatimah juga tersenyum, dia senang mendengarnya.


"Kamu tahu, secara tidak langsung, Angga memotivasi aku untuk menjadi lebih baik..aku tidak mau kalah darinya.."


"Kenapa..?"


"Aku takut kamu meninggalkan aku dan lari dengannya.."


Fatimah tersenyum.


"Kamu pikir aku wanita seperti itu..?"

__ADS_1


Aditya menggelengkan kepalanya.


"Tidak mungkin kamu seperti itu.."


"Jangan berpikir macam macam, aku tidak akan meninggalkan kamu.." Ucap Fatimah sembari mengusap pipi suaminya.


Aditya tersenyum.


"Kecuali.." Lanjut Fatimah.


Aditya kaget.


"Kecuali apa..?"


"Kecuali kamu berselingkuh seperti Kak Kevin.."


Aditya tersenyum.


"Kamu tahu masalah Kevin..?"


"Iya..tadi mamah cerita, aku kasihan sama mamah, masalah Kak Kevin membuat mama sangat stres.."


"Pasti..itu seperti mengulang ceritanya dulu.."


"Kamu benar..mamah sudah membayangkan kesedihan yang akan dirasakan oleh Nadya, kalau memang seandainya Lisa hamil dan menuntut pertanggungjawaban.."


"Kita hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan apa yang menurutnya baik.."


"Iya.. Aamiin.."


-----------


Nadya sedang bersantai dengan Nabila, tiba tiba pembantunya datang dan memberikan sesuatu.


"Ada paket Bu.."


Nadya segera membuka isi amplop coklat yang baru saja diterimanya.


Nadya membelalakkan matanya, dia melihat foto itu satu persatu.


"Apa ini..?" Tanya Nadya kepada dirinya sendiri.


Dia melihat Kevin sedang jalan berdua dengan seorang wanita cantik, ada foto yang memperlihatkan Kevin suaminya sedang berjalan dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke dalam mobilnya, juga ada foto ketika berada dalam mobil berduaan, ada juga ketika Kevin menurunkan wanita itu di sebuah parkiran apartemen.


Tak terasa air matanya mengalir. Perasaan marah berkecamuk di dalam hatinya


Dia segera beranjak dari duduknya, dia akan menghampiri Kevin ke kantornya dan meminta penjelasan.


Nabila dia titipkan pada pembantu, dengan segera dia pergi meninggalkan rumah menuju kantor suaminya.


Selama dalam perjalanan, berulang kali dia kembali melihat foto foto itu, dia berharap suaminya nanti menjelaskan bahwa dia dan wanita yang ada difoto tidak ada hubungan apa apa, berharap Kevin memberitahunya bahwa itu hanyalah teman atau dia sudah dijebak.


Nadya sampai di kantor suaminya, dia berjalan dengan cepat dan segera menuju ruangan Kevin.


Dia tidak peduli dengan tatapan semua orang yang melihatnya dengan heran, karena tidak seperti biasanya, dia terlihat berjalan terburu-buru.


Tidak seperti biasanya juga, tanpa bertanya kepada sekretaris dia langsung masuk keruangan Kevin tanpa mengetuk pintu.


Namun apa yang dilihatnya kini membuat badannya bergetar menahan amarah.


Kevin tengah bersama wanita yang ada di dalam foto.


Bahkan mereka berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

__ADS_1


Sangat dekat seperti keduanya telah berpelukan.


Tak terasa air matanya mengalir deras.


__ADS_2