
__ADS_3
"Lupakan dulu Fatimah untuk malam ini" Ucap Sherly berbisik halus di telinga Aditya sembari tangannya terus saja membuka satu persatu kancing kemeja Aditya.
Mendengar nama Fatimah, Aditya mencoba menghimpun kesadarannya, dia menepis tangan Sherly yang membuka kancing bajunya.
"Kamu menambah obat kuat dalam minumanku Sherly.."
"Aku tidak menyangka kamu serendah itu.." Ucap Aditya mencoba melepaskan pelukan Sherly.
Mendengar Aditya menghinanya, Sherly malah semakin beringas, dia menaiki badan Aditya dan mendorong Aditya agar tertidur diatas kursi.
Sherly memegang kepunyaan Aditya yang mengeras dibalik celananya, Sherly tersenyum dan berniat membuka sabuk dan celana Aditya.
Aditya semakin tidak tahan dengan nafsu birahinya yang semakin menjadi, ditambah Sherly yang kini berada di atas tubuhnya dan memegangi kepunyaannya yang mengeras membuatnya hampir terlena, akan tetapi dia masih ingat dengan Fatimah. Di tengah ketidaksadarannya di tengah obat kuat yang semakin bereaksi, Aditya mendorong Sherly dengan kuat, hingga Sherly terjatuh dan mengaduh.
Aditya berdiri dan membenarkan kancing bajunya satu persatu.
"Jangan harap kamu bisa menjebak aku, Sherly.." Ucap Aditya sembari mengambil handphone nya di atas meja dan berlalu pergi meninggalkan Sherly dari ruangan itu.
Sherly teriak dengan sangat kencang, dia kesal karena gagal menjebak Aditya.
Aditya keluar dari ruangan itu dengan tergesa-gesa, dia hampir bertabrakan ketika berpapasan dengan Romi yang juga terburu buru akan memasuki ruangan itu.
"Aditya.. Sherly memasukkan obat perangsang dalam minumanmu.." Kata Romi sembari menunjukkan sebuah kemasan sachet.
"Pegawai itu yang memberitahu aku.." Lanjut Romi menunjuk seseorang dari kejauhan.
"Aku tahu..Wanita sialan.." Jawab Aditya sambil berlalu pergi.
"Eits..mau kemana?" Tanya Romi menarik lengan Aditya yang hendak pergi.
__ADS_1
"Ya kemana lagi..pulang ke istriku dan menyalurkan reaksi obat kuat ini.." Jawab Aditya sambil menunjuk kemasan yang masih dipegang Romi.
Romi tertawa, dia memang mengenal Aditya sebagai pria yang setia dari dulu.
Aditya memacu mobilnya dengan sangat cepat, badannya semakin terasa panas, yang terbayang dalam pikirannya hanya Fatimah yang memakai lingerie. Semakin membuat dia bergairah.
Aditya turun dari mobil dengan cepat, dia melihat jam, baru pukul 19.00 pasti Zahra belum tidur dan masih bermain-main dengan Fatimah.
Dan benar saja, di ruang keluarga masih banyak orang pegawai dan tentunya Fatimah, nenek dan Zahra. Mereka semua terlihat sedang bermain-main dan menonton televisi.
Melihat kepulangan suaminya, Fatimah menghampirinya, Aditya menarik tangan Fatimah agar mengikutinya ke kamar dengan tergesa-gesa.
Semua orang merasa heran. Untung saja Zahra membiarkan Fatimah pergi bersama Aditya.
"Ada apa..?" Tanya Fatimah heran karena suaminya menarik dengan terburu-buru membawanya memasuki kamar.
Aditya tidak menjawab, sesampainya di dalam kamar, Aditya mengunci pintu segera dia memeluk Fatimah dan mencium bibir istrinya.
"Ada apa..?" Tanya Fatimah kembali.
"Kumohon jangan banyak bertanya, ikuti saja aku.." Jawab Aditya kembali mencium bibir istrinya dan melumatnya dengan tergesa-gesa. Fatimah merasa sesak karena tidak diberi jeda bernapas.
"Iya..tapi pelan pelan.." Ucap Fatimah.
Aditya menyadari kesalahannya, kini dia melanjutkannya dengan perlahan.
Fatimah kewalahan menghadapi Aditya kali ini, Aditya sangat agresif dan liar, tapi dia menuruti kehendak suaminya untuk melayaninya dan jangan banyak bertanya.
Aditya melihat Fatimah di sampingnya yang terkulai lemas dengan hanya memakai selimut saja, dia menciumi leher istrinya.
__ADS_1
"Aku cinta kamu.." Ucap Aditya dengan perlahan sambil menciumi leher dan dada Fatimah.
Fatimah hanya tersenyum, dia melihat jam, kurang lebih 1.5 jam suaminya menculik dirinya dari Zahra, kini dia harus kembali ke bawah karena Zahra sudah pasti ingin tertidur.
"Mau kemana.." Tanya Aditya memegang lengan Fatimah yang akan beranjak bangun.
"Zahra..di pasti sudah mengantuk, aku akan menidurkannya.." Jawab Fatimah sembari mengumpulkan pakaiannya yang berantakan di lantai.
Aditya tidak bisa menahannya, dia berpikir akan melanjutkannya nanti setelah Zahra tertidur, Aditya berpikir seberapa banyak Sherly memberinya obat perangsang karena hingga kini reaksinya masih ada.
Aditya menunggu Fatimah yang tidak juga kembali ke kamar, dia hendak menyusulnya akan tetapi Fatimah tiba tiba datang.
Aditya menghampiri Fatimah dan melepas kembali jilbabnya, menciumi bibir dan leher istrinya.
"Lagi..???" Tanya Fatimah heran
Aditya hanya mengangguk dan melakukan aksinya lagi, Fatimah hanya bisa menuruti suaminya.
Keesokan paginya.
Aditya merasakan badannya sangat sakit, otot otot di sekujur tubuhnya terasa ngilu, kepalanya pusing dan matanya sedikit kabur.
Hari ini dia memilih untuk tidak pergi ke kantor, dia akan beristirahat dirumah seharian, dia hanya merencanakan rapat dengan tim pengacara dan itupun akan dilakukannnya dirumah.
Sedangkan Sherly.
Dia hanya bisa berteriak teriak dalam rumahnya karena merasa kesal Aditya tidak masuk dalam perangkapnya, kini dia makin tersudut dan bingung karena banyak bukti yang melemahkannya di persidangan nanti, ditambah Zahra yang kini tidak bisa dia temui.
Kali ini, mangsa satu satunya adalah Fatimah.
__ADS_1
Dia berpikir keras untuk menggunakan Fatimah sebagai jalan keluarnya.
__ADS_2