My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Extra Part : Clara dan Angga..


__ADS_3

"Aku mencintaimu Clara.." Ucap Dennis sekali lagi.


Clara semakin salah tingkah, dia melihat Dennis menyatakan cintanya dengan tatapan sendunya.


"Kamu benar..ini terlalu cepat.." Jawab Clara.


Dennis tersenyum kecil.


"Kamu benar..aku juga tidak menyangka akan secepat ini jatuh cinta kepadamu.."


Clara menunduk, dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya lagi kepada Dennis.


Mereka sama sama menunduk, sibuk dengan pikirannya masing-masing.


Makanan datang, pelayan terlihat sibuk menghidangkan dan setelah selesai mereka segera menyantap makan siang.


Baik Dennis dan Clara sibuk dengan makanannya dan pikirannya masing masing.


Mereka berdua terlihat salah tingkah.


Clara tidak tahan dengan situasi ini, dia pamit akan pergi ke toilet dulu sebentar, Dennis hanya tersenyum mengangguk.


Clara berjalan perlahan, dia pergi ke toilet, di dalam sana, dia hanya mencuci tangan dan terdiam melamun sebentar, menelaah setiap ucapan yang diucapkan oleh Dennis.


"Dennis sepertinya lelaki yang baik, dia terlihat sangat berusaha memenangkan hatiku, apa salahnya jika aku mencoba, aku akan menerimanya.."


Clara meyakinkan hatinya, dia kini bertekad mencoba untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan lelaki pilihan ayahnya itu.


Clara kembali mencuci tangan, dia mengambil tissue untuk mengeringkannya, dan kemudian membuka pintu toilet sampai dia melihat seseorang.


"Angga.." Ucap Clara yang kaget.


Angga terlihat seperti tengah menunggunya sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.


"Sedang apa kamu disini..?" Tanya Clara penasaran.


"Makan siang, sama seperti kamu dan tunanganmu.."


Clara kaget. Hatinya berdebar kencang melihat Angga pria yang dirindukannya kini berdiri di depannya.


"Bagaimana keadaanmu..apa kamu sudah benar benar pulih..?" Tanya Clara salah tingkah karena Angga yang terus melihatnya.


"Keadaanku sedang tidak baik sekarang.." Jawab Angga pelan.


"Kenapa..?"


"Entah kenapa, aku merasakan hatiku sedikit kepanasan.."


Clara tidak mengerti.


"Apa maksudmu..?" Jawab Clara heran.


"Aku hanya ingin memastikan satu hal ini kepadamu.." Ucap Angga.


"Kamu rajin mengirimi aku pesan, aku mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya bentuk rasa bersalah kamu karena aku yang terluka karena telah menolongmu.."


"Tapi kadang ada kalanya seperti seakan akan kamu menghawatirkanku.."


"Apa mungkin seperti itu..?" Ucap Angga menatap Clara.


"Tapi itu tidak mungkin kan..kamu tidak mungkin mengkhawatirkan aku.."


"Aku sangat mengkhawatirkan dan mencemaskanmu.." Jawab Clara dengan cepat.

__ADS_1


"Dan itu bukan rasa bersalah..kamu harus tahu itu.."


Mereka saling menatap.


Keadaan yang tadinya sepi, berubah menjadi ramai, banyak orang yang lalu lalang keluar masuk toilet, membuat mereka tidak bisa melanjutkan pembicaraan, Angga tiba tiba menarik tangan Clara untuk mengikutinya.


Mereka berjalan keluar restoran dari pintu samping dan Angga meminta Clara untuk menaiki mobilnya.


Mereka berdua telah berada di dalam mobil. Angga membawa mobilnya pergi meninggalkan restoran.


Clara bingung kenapa dirinya hanya terdiam dan menuruti Angga, dia kemudian mengingat Dennis yang pasti tengah menunggunya.


Clara segera menghubunginya, dia mengatakan bahwa ada urusan yang penting dan mendadak sehingga dia harus segera kembali ke kantornya.


Melihat Clara menghubungi pria itu, membuat Angga semakin terbakar api cemburu. Entah apa yang sudah dilakukannya, ini bukan seperti dirinya, dia menyesal karena tidak sadar telah menarik tangan Clara tadi.


Cukup lama mereka berkendara, dan selama itu pula, mereka hanya terdiam tak bersuara, Clara hanya terdiam dan sesekali melirik Angga disampingnya, namun Angga terlihat serius menyetir. Sepertinya Angga membawa Clara ke pesisir pantai.


Setelah sampai di sebuah pantai, Angga menghentikan mobilnya.


Dia membuka jendela mobilnya dan membiarkan angin sepoi-sepoi masuk kedalamnya.


"Maafkan aku..aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan.." Ucap Angga menunduk tanpa melihat Clara.


Clara terdiam.


"Aku seperti kehilangan akal.." Ucapnya lagi.


Clara masih terdiam, kalau saja bukan Angga yang melakukannya, sudah pasti dirinya akan marah, tapi entah kenapa, Clara malah senang, dia senang karena akhirnya bisa bertemu dengan Angga lagi, dia senang karena Angga membawanya ke pantai, dan dia semakin senang dengan suasana yang menurutnya romantis ini.


"Aku tahu, ini hari pertama kamu kerja.."


"Entah mengapa aku sangat ingin bertemu denganmu.. hingga tanpa kusadari, aku mengendarai mobil hingga ke depan kantormu, cukup lama aku disana, tak berani turun karena tidak mempunyai alasan untuk menemuimu, akan tetapi tak sengaja aku lihat kamu keluar dan pergi dengan pria itu, aku juga heran kenapa aku mengikuti kalian sampai ke restoran.."


"Mungkin ini saat yang tepat untuk mengatakannya.."


"Aku ingin kamu mengetahui ini.." Pelan pelan Angga melihat Clara.


"Kamu sama sekali bukan tipeku, aku tidak menyukai cara berpakaian kamu yang tidak tertutup, rambut kamu yang tidak tertutup hijab, aku tidak suka dengan makeup di wajahmu, dan aku tidak suka karena kamu tidak menurunkan pandanganmu pada lelaki yang bukan muhrim.."


"Aku tidak menyukai semua yang ada pada dirimu.." Angga terlihat menghela napas.


Clara kaget, dia menatap Angga tapi kemudian dia tersadar dan segera mengalihkan pandangannya.


"Tapi kamu berhasil membuat hatiku berdebar kencang.." Ucap Angga pelan.


Clara kembali kaget.


"Aku pernah merasakan ini kepada salah seorang wanita, aku sangat mencintainya, akan tetapi kami tidak berjodoh, wanita itu sekarang sudah menjadi milik orang lain.."


"Maaf bukan maksudku membandingkan, tetapi kamu jauh sekali dengannya..Namun aku heran, kenapa perasaanku kepada wanita itu dulu, sama dengan kepadamu sekarang.."


"Aku mencoba melawannya, tapi perasaan ini semakin hari semakin kuat.."


Angga terdiam beberapa saat.


"Clara..aku mencintaimu.." Ucap Angga tiba tiba.


Clara kaget, dia menatap Angga yang menyatakan cinta bahkan tanpa melihat padanya.


"Aku hanya ingin kamu mengetahui hal ini, terlepas bagaimana perasaan kamu kepadaku, aku tidak peduli, aku hanya........."


"Aku juga mencintaimu.." Ucap Clara juga tanpa melihat Angga.

__ADS_1


Angga terdiam, tentu saja dia kaget, dia melihat Clara sekilas kemudian kembali mengalihkan perhatiannya.


"Sekali lagi Ini bukan perasaan bersalah..aku benar-benar mencintaimu.." Ucap Clara pelan.


Kemudian keduanya terdiam cukup lama.


Angga terlihat tersenyum kecil.


"Tapi tetap kita tidak bisa bersama.."


Clara kaget.


"Kenapa..?" Tanya Clara penasaran.


"Kamu akan dijodohkan.."


Clara mengeluarkan napas panjang, Entah kenapa, beberapa saat yang lalu, sejenak dia melupakan perjodohannya.


"Kita tidak akan memperjuangkan cinta kita..?"


"Kamu akan menyerah sebelum mencoba..?" Tanya Clara.


Angga mengangguk.


"Sebaiknya seperti itu.."


Clara menarik lengan Angga, dia meminta Angga melihatnya.


Mereka saling bertatapan.


"Aku bukan wanita itu, aku bukan wanita berhijab yang kamu ceritakan itu, kamu bisa merelakan dia menjadi milik orang lain, tapi tidak denganku.." Ucap Clara dengan tegas.


Angga kaget dengan perkataan Clara, seakan dia disadarkan bahwa cukup hanya sekali saja dia kehilangan wanita yang dicintainya, dan untuk cintanya kali ini, Clara memintanya untuk berjuang.


Angga melepaskan pegangan Clara.


"Mari kita berjuang.." Ucap Clara sekali lagi.


Mereka kembali terdiam.


"Aku bisa mengatakan kepada kedua orang tuaku, aku sudah mempunyai lelaki pilihan sendiri.."


Angga terdiam.


"Dan mereka pasti akan mengerti.."


"Aku belum bertunangan, hanya sebatas pertemuan keluarga saja.."


Clara terdiam karena Angga tidak meresponnya.


"Kita tidak sederajat..perbedaan status sosial kita terlalu mencolok.." Ucap Angga putus asa.


"Dan ada lagi yang harus kamu ketahui.."


"Apa..?" Tanya Clara penasaran.


"Wanita yang kucintai dulu.."


"Wanita berhijab yang tadi kamu sebut.."


"Dia adalah.."


"Fatimah.." Ucap Angga dengan menunduk.

__ADS_1


__ADS_2