My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Sherly Memohon


__ADS_3

Sherly berdiri di depan gerbang rumah Aditya, rumah yang dulu pernah menjadi miliknya.


Para security sudah siaga menghadangnya, pasti karena perintah Aditya. Aditya pasti sudah mewanti-wanti akan kedatangan Sherly dan memberi tahu security untuk tidak memperbolehkannya masuk.


Sherly sudah memohon bahkan bersujud di depan security agar mengizinkannya untuk masuk, percuma saja security tidak memberi jalan kepadanya untuk memasuki rumah itu.


"FATIMAAAAAAAHHHHHHH......"


Sherly berpikir hanya itu cara satu-satunya untuk memasuki rumah Aditya.


Kini Sherly terus berteriak dengan keras berharap Fatimah akan mendengar suaranya.


Dia melakukannya terus menerus tidak menyerah, walau tenggorokannya kini terasa sakit.


Sherly berpikir hanya Fatimah yang bisa menolongnya kini, dia yakin Fatimah tidak mengetahui apa yang sudah dilakukan Aditya kepadanya.


Aditya mengetahui kedatangan Sherly, dia berpesan kepada security agar tetap tidak membiarkannya masuk kalau bisa membawa Sherly menjauh dari rumahnya.


Fatimah sibuk mempersiapkan Zahra yang akan bersekolah, kini Zahra hanya diantar oleh Dewi dan Erik, dengan kondisi kehamilannya yang sedikit bermasalah Fatimah tidak bisa menunggui Zahra.


Aditya was was Fatimah akan mengetahui kedatangan Sherly, apalagi Sherly masih terus memanggil Fatimah dengan kencang.


Aditya tidak ingin Fatimah mengetahui apa yang sudah dia lakukan kepada Sherly, dia tidak ingin istrinya itu memikirkan banyak hal apalagi stres.


Apa yang ditakutkan Aditya terjadi, ketika Fatimah akan mengantar Zahra menaiki mobilnya, dia mendengar suara Sherly yang terus memanggil dirinya.


"Itu Sherly kan..?" Tanya Fatimah kepada Aditya sesaat setelah mobil yang membawa Zahra meninggalkan mereka.


Aditya terdiam.


"Kenapa Sherly berteriak seperti itu..?" Tanya Fatimah heran.


"Sayang sebaiknya kamu masuk, kamu tidak usah menghiraukan Sherly.." Jawab Aditya sembari memegang tangan Fatimah mengajaknya untuk masuk kedalam rumah.


Fatimah terdiam, dia terus mendengar suara Sherly memanggilnya.


"Sebaiknya kita membiarkannya masuk dan mendengar apa maunya.." Ucap Fatimah memandang Aditya.


Tanpa menunggu jawaban suaminya, Fatimah meminta security untuk membiarkannya masuk.


Tak lama Sherly menghampirinya, dengan wajah sedikit lelah karena terus berteriak.


"Terima kasih Fatimah.." Ucap Sherly senang.


"Ada apa..?" Tanya Fatimah sedikit sinis.


Fatimah memendam kekecewaan yang sangat kepada Sherly, karena dia telah berhasil menipu dirinya bahkan menipu nenek dengan berpura pura meminta maaf dan berjanji akan berubah.


Padahal nenek sudah sangat mempercayainya, begitu juga dirinya, bahkan Fatimah terus membujuk Zahra agar mau bertemu lagi dengan Sherly, akan tetapi ternyata Sherli hanya bersandiwara dan bersekongkol dengan Cindy untuk kembali menghancurkan rumah tangganya.


"Fatimah..maafkan aku..aku sudah banyak bersalah kepada dirimu dan Aditya.." Ucap Sherly memohon.


Fatimah tersenyum kecil.

__ADS_1


"Kamu akan bersandiwara lagi..?"


"Kali ini apa lagi yang akan kamu lakukan..?" Lanjut Fatimah.


Tak disangka Sherly bersujud di depan Fatimah.


"Kali ini aku bersungguh-sungguh Fatimah..aku memohon ampun kepada kalian berdua.." Ucapnya dengan diiringi suara tangisan.


Fatimah kaget, Sherly bersujud di depannya.


Fatimah melihat Aditya yang sedari tadi hanya diam.


"Apa maumu Sherly..?" Tanya Fatimah.


"Tolong minta suamimu untuk mengembalikan kembali semua yang sudah diambilnya.." Jawab Sherly masih dengan menangis.


"Apa maksudmu..?" Tanya Fatimah masih tidak mengerti.


Sherly berdiri.


"Aditya telah mengambil semua uang dalam rekeningku, dia mengambil mobil dan Apartemenku.." Jawab Sherly menunjuk Aditya.


Fatimah kaget, dia melihat Aditya yang masih terdiam.


Kali ini Fatimah mengerti, dia tersenyum sinis kepada Sherly.


"Suamiku melakukan itu pasti karena ada alasannya.."


Sherly kaget dengan reaksi Fatimah.


"Tapi aku mohon kembalikan lagi semuanya.." Jawab Sherly dengan tangis yang semakin terisak.


"Sebaiknya kamu pergi Sherly.. kami sudah tidak mempercayai kamu lagi.." Kali ini Aditya berbicara.


"Tapi aku mohon kembalikan lagi semua milikku.." Sherly kembali memohon.


"Milikmu..?"


"Sudah aku bilang itu semua milikku, dan lebih baik aku menyumbangkan semuanya kepada fakir miskin daripada mengembalikannya lagi kepadamu.." Lanjut Aditya.


Fatimah terdiam.


Mendengar jawaban Aditya yang akan memberikan semua miliknya kepada orang lain, membuatnya semakin menangis dengan kencang.


"Kamu menggunakan semua uang dan barang yang aku berikan dulu hanya untuk melawanku dan menghancurkan rumah tanggaku.."


"Kamu tidak menggunakannya dengan baik.." Lanjut Aditya dengan marah.


"Tapi aku sekarang tidak mempunyai apa-apa lagi, bahkan uang sepeser pun.."


"Aku tidak mempunyai tempat tinggal lagi.." Jawab Sherly memelas.


"Aku mohon..maafkan aku Fatimah, minta suamimu untuk mengembalikan semuanya, setelah itu aku berjanji tak akan mengganggu kalian lagi.

__ADS_1


Fatimah masih terdiam.


"Sebaiknya kamu pergi, aku tak akan mengubah keputusan aku.." Jawab Aditya.


Dia memanggil security dan meminta mereka mengusir Sherly.


Sherly terus saja berteriak dan memohon, ketika security menyeretnya keluar.


Jujur saja, ada sedikit rasa iba dan kasihan Fatimah kepada Sherly.


Aditya mengajak Fatimah masuk ke dalam rumah, Fatimah berjalan dengan sedikit termenung.


Aditya mengajak Fatimah masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.


"Sayang..kamu jangan pikirkan masalah Sherly..biar aku yang urus semuanya.." Ucap Aditya sambil memeluk Fatimah yang terlihat sedikit terganggu dengan kedatangan Sherly.


Fatimah mengangguk.


"Aku pergi ke kantor dulu, kamu beristirahat saja, dan ingat jangan banyak pikiran..".Pamit Aditya sambil mencium kening istrinya.


"Tunggu..Bukankah kita sedikit keterlaluan kepada Sherly..?" Tanya Fatimah menahan suaminya untuk pergi.


Aditya menghela napas, dia tahu Fatimah akan berkata demikian.


"Tidak sayang..apa yang terjadi kepada Sherly sekarang itu tidak setimpal dengan perbuatannya kepada kita.."


"Aku tahu..akan tetapi, dia tetap ibu kandung Zahra.."


"Suatu hari nanti Zahra akan mengetahui semuanya, dan apa yang akan dia katakan kepada kita, saat dia mengetahui apa yang telah kita perbuat kepada ibu kandungnya.."


Aditya mengangguk.


"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang..?"


"Kamu ingin aku melakukan apa..?" Lanjut Aditya.


"Paling tidak berikan dia tempat tinggal.." Jawab Fatimah.


"Hanya tempat tinggal..? Baiklah aku akan menyewakan sebuah tempat tinggal untuknya.."


Fatimah mengangguk.


"Berikan juga dia pekerjaan.." Lanjut Fatimah.


"Pekerjaan..?" Tanya Aditya heran.


"Dia tidak bisa melakukan pekerjaan apapun.." Lanjutnya


"Apa saja, kita bisa lihat, apa dia benar-benar berubah atau tidak.." Lanjut Fatimah.


Aditya mengerti.


"Baiklah..aku akan melakukan semua permintaan kamu.." Jawab Aditya lagi lagi mencium istrinya.

__ADS_1


Fatimah senang Aditya menuruti kemauannya.


"Aku berangkat dulu.." Aditya mencium perut Fatimah.


__ADS_2